BAB 15

7.4K 583 21
                                    

"Syrena, kamu sangat cantik...."

Suara menakutkan itu membuat Syrena terbangun. Dia langsung terkejut dan merasakan jika keringat sudah memenuhi tubuhnya. Akhirnya dia bangkit untuk duduk di ranjang dan memegang kepalanya yang masih saja sakit.

Mimpi itu ... Syrena tidak tahu siapa pria yang memanggilnya dengan sangat menyeramkan hingga membuatnya ketakutan.

Helaan napasnya begitu berat, Syrena mengusap wajahnya gusar dan mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar. Ini bukan kamarnya. Syrena langsung membuang selimut dan keluar dari kamar itu. Dia terus berlari ke lantai bawah hingga akhirnya dia menemukan Regan yang sedang sarapan bersama Ezra di meja makan.

"Syrena, sarapan dulu."

Syrena tersenyum kecil dan duduk di samping Regan, tepat di hadapan Ezra. Hal pertama yang dilihat Syrena adalah Ezra yang dengan cekatan memakan suap demi suap nasi gorengnya.

"Mau susu, Non?" tanya pelayan Regan yang datang sembari memberikan piring kepada Syrena.

"Boleh, bisa minta yang cokelat?"

"Tentu saja, kami stock susu cokelat karena Ezra lebih suka susu cokelat. Ditunggu ya, Non."

Syrena menganggukkan kepalanya dan kembali menatap Ezra. "Ezra suka susu cokelat, ya?"

Ezra mengangkat kepalanya dan mengangguk.

"Sama dong. Biasanya anak-anak suka susu putih, loh."

"Ezra nggak bisa minum susu putih, Non. Makanya dia nggak suka."

Ah, Syrena mengerti. Ternyata Ezra sama dengannya. Dan ketika tatapannya terus tertuju pada Ezra, Regan mengejutkannya karena memberikannya sebuah roti dan selai strawberry. Dari semua selai, Regan membawakannya selai yang menjadi kesukaan Syrena.

"Makasih," ucap Syrena yang kemudian mengoleskan selai itu ke atas rotinya.

"Ezra, kalau makananmu sudah habis, pergi bermain dengan pengasuh."

"Iya, Pa."

Melihat bagaimana Ezra tumbuh dengan baik, Syrena tersenyum dengan itu. Ana pasti bahagia jika dia bisa melihat anaknya tumbuh dengan baik seperti ini.

"Kamu nggak usah pergi kerja dulu. Aku udah telepon tempat kerjamu dan ngizinin kamu libur karena sakit."

Syrena segera menolehkan kepala ke arah Regan. Dia tidak merasa sakit sedikitpun, jadi kenapa Regan harus meminta izin di tempatnya bekerja?

"Aku nggak ngerasa sakit, jadi---"

"Semalam kamu pingsan dan aku nggak mau kamu kenapa-kenapa di sini. Itu bisa buat Mama kamu marah ke aku."

Jadi ini alasannya. Karena Regan khawatir jika dirinya menjadi obyek amukan sang ibu? Seharusnya Syrena bisa memikirkan itu.

Dengan raut kesalnya, Syrena menggigit rotinya dan mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang sudah membuatkannya susu cokelat.

"Ezra, jangan pilih-pilih makanan," tegur Regan ketika melihat Ezra yang menyisihkan bawang goreng di piringnya.

Syrena melihat itu dan entah mengapa Ezra mirip sekali dengannya yang juga tidak suka bawang goreng. Biasanya semua orang begitu menyukainya, tapi tidak dengan Syrena yang merasa ingin muntah jika memakannya.

"Ezla nggak suka," jawab Ezra dengan pengucapannya yang tidak bisa mengucapkan huruf 'r'. Menggemaskan sekali.

Dan sepertinya Regan benar-benar tidak suka dengan apa yang Ezra lakukan. Helaan napasnya bahkan begitu kuat hingga membuat Syrena berkata, "Biarin aja, Kak. Asal dia nggak nolak makan, loh."

Hi, Syrena [Sequel Hello, Ky]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang