Namanya Zean

15 3 0
                                    

Make your smile
And show your smile

Part 3

Happy Reading

Syasya melangkahkan kakinya masuk ke areah sekolah. Setelah absen dua hari karena harus di opname membuatnya rindu dengan sekolah barunya.

"Gue kek jadi murid baru lagi" gumam Syasya. Sekolahnya masih sepi di jam seperti ini, sengaja ia datang lebih awal agar tak kena macet seperti awal dia masuk sekolah.

Kini ia sudah berdiri didepan kelasnya, dan tanpa basa basi Syasya langsung saja masuk dan duduk dibangkunya.

"Keknya gue patut diberikan gelar siswi teladan. Patut dicontohi banget nih kelakuan gue. Rugi guru-guru gak ngelihat gue dateng sepagi ini" Syasya kembali berbicara dengan dirinya sendiri.

"Okelah. Dari pada gue bosan nungguin sekolah rame kek nungguin doi, mending baca buku" lagi lagi Syasya berbicara dengan dirinya sendiri. Dan untuk mengusir rasa bosannya, Syasya mengeluarkan buku fisika dari dalam tasnya dan mulai membuka buku itu.

Lama Syasya membaca, sampai ia bahkan tak menyadari kalau sekarang sekolah mulai ramai dengan orang yang berlalu lalang. Kelasnya pun sudah kedatangan banyak tuan rumah.

Syasya sudah menutup bukunya, lalu beralih menatap pintu, sepertinya ia menunggu seseorang.

"Hello Epribadi orang-orang yang ngaku jadi teman gue!" Suara membahana itu terdengar bersamaan masuknya Vanya dalam kelas.

"Eh, kaleng rombeng! Baru dateng langsung heboh! Diam lo, ganggu banget!" Vanya tak memperdulikan ochen Radit, sang ketua kelas. Gadis itu justru lebih tertarik dengan apa yang dia lihat di sebelah bangkunya.

"Syasya!"

"OMG. Ini beneran Syasya kan? Bukan arwah Syasya kan? Ih kangen gue. Baru juga sehari kenalan sama lo, udah ditinggal aja" heboh Vanya. Ia langsung lari kecil menuju bangkunya dan menarik kursinya untuk diduduki.

"Heboh bener lo. Masih pagi juga. Telinga gue langsung kebuka seperti dengar suara petir disiang bolong tau gak"

Vanya hanya cengengesan menanggapinya.

"Gimana kabar lo? Udah mendingan gak? Kok lo bisa sekolah? Bonyok lo ngijinin datang sekolah?" Tanya Vanya beruntun.

"Heh! Nanyanya satu-satu bego" Vanya menganggukan kepalanya paham.

"Jadi?"

"Kabar gue baik, udah mendingan juga sih, gue kesekolah karena bosan dirumah dan, bonyok gue gak bakal bisa nantang gue" jawab Syasya.

"Maksud lo? Ortu takut anak? Keren banget tuh. Biasanya mah suami takut istri, nah keluarga lo ortu takut anak. Gila emang gila"

Syasya dan Vanya memang baru kenal beberapa hari, tiga hari malah. Tapi karena ramahnya Syasya dan juga Vanya, jadinya mereka seakan akan kenalnya udah dari dalam rahim.

Parah kan emang. Ramah ketemu ramah, udahlah. Bakalan lebih lengket daripada perangko.

"Bukan takut juga aelah. Cuman mereka gue ancam pake muka memelas gue yang ngegemesin dan kasihan secara bersamaan. Tapi tenang, gue masih cantik kok" jelas Syasya mantap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang