14. Suram

3.1K 365 71
                                    

Hari ini beberapa orang dibagi untuk pekerjaan rumah, seperti Renjun, Lucas, Winwin, Johnny dan Kun. Mereka kebagian membersihkan setiap lantai.

Chenle, Jaehyun, Taeyong, Jeno dan Lian dibagian halaman belakang. Mark, Jaemin, Haechan di dapur. Bagian dapur agak rusuh karena tidak ada yang bisa memasak. Jadilah mereka hanya membereskan sambil membuat indomie.

Iya, mereka mah cuma bisa buat indomie doang sama ngerebus air. Goreng telur? Jangan, daripada terjadi perang dunia ketiga.

Fyi, Jeno udah gabung ke grup kos-kosan kemarin. Agak sedikit bingung sih, karena abangnya itu bisa nemuin kos-kosan yang semewah iniㅡapalagi nggak masalah buat nunggak dan pemiliknya cantik. Uhuk

Lian cuma diem aja dari tadi, Jaehyun pun begitu. Antara agak syok gara-gara Taeyong kemarin dan masih banyak lagi. Sejujurnya Lian juga bingung dengan perasaannya yang terombang ambing bagaikan kapal di laut. Bikin pusing sekaligus mabuk.

"Chenle, ayo nyapu di sana." Lian menyeret Chenle menjauh. Tak berapa lama Jeno pun mengikuti mereka berdua. Perasaannya benar-benar tidak enak berdiri di antara Jaehyun dan Taeyong. Seperti ada perang batin.

"Nggak nyangka gue." Jaehyun membuka suara. Tanpa menghadap ke arah Taeyong. Dia berusaha menyibukkan diri dengan rumput liar.

Taeyong mendengus, terkekeh pelan. "Ini hidup gue, nggak usah ngatur. Urusin aja hidup lo yang nggak mulus itu."

"Bangsat."

"Gue juga nggak nyangka lo bisa gini karena cewek, kemana diri lo Jae? Diri lo yang bahkan kayak alergi ke cewek." Taeyong melanjutkan.

"Ngaca dong. Dasar es batu."

"Ini tukang sedot wc dimana ya." Johnny tiba-tiba muncul. Iya, dia di atas benerin wc Haechan yang mulai berulah. "Eh combro, kalo mau berantem yang bener dong, gue dukung nih. Ayo jangan berteman."

"Bacot." jawab Jaehyun dan Taeyong berbarengan.

"Giliran masalah gini cocok banget ya kalian. Walau gue agak nggak nyangka sama Jaehyun yang bisa ngegas." Johnny tertawa, menghampiri Lian lalu sedikit berbincang masalah wc Haechan.

Iya, wc Haechan bermasalah lagi. Tapi kali ini nggak mau ngomong sama Lian karena takut kejadian waktu itu terulang lagi.

Bunyi dering telfon memecahkan suasana. Chenle menjauh dari halaman untuk mengangkat telfon. Dia masuk dan duduk di ruang makan. Mama papanya berencana mengirimkan uang lagi, dan Chenle kembali pusing. Padahal baru kemarin rasanya dia berusaha menghabiskan uang yang ada di ATM.

Chenle mengangkat hp Boba nya. "Buset dah. Ini kenapa sinyalnya lemot gini. Apa karena banyak yang make ya?" dia berdecak, "tau gini gue beli aja sepaket hp sama tower sinyal."

(Buat yang penasaran sama hp Chenle yang iphone 15s)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Buat yang penasaran sama hp Chenle yang iphone 15s)

"Apa nak?" suara dari seberang menyahut.

"Nggak kok ma, ini cuma agak sebel sama sinyal." jawab Chenle dengan bahasa china.

"Perlu mama beli nggak operator nya?"

"Nggak perlu ma, ini ntar Chenle mau pasang wifi biar gampang."

"Oh ok."

"Ya udah ma, terserah aja ntar mau transfer berapa. Tapi Chenle nggak janji ya bisa ngabisinnya."

"Ok, nanti mama transfer 500 juta ya ke rekening adek."

"Siap ma. Makasih mama sayang."

Dan panggilan pun terputus.

"WOY AER WOY AER." Mark berteriak seperti orang kesetanan. Tak lama Jaemin dan Haechan berlari membawa ember lalu mengguyur wajan yang mengeluarkan api.

"Gara gara lo sih." kata Jaemin menyalahkan Mark.

"Apaan sih, kok gue. Ini nih gara gara Haechan kentut sembarangan." Mark tak terima.

"Apaan sih kok jadi bawa bawa kentut suci gue." Haechan tak mau mengalah.

"Woy ini wajan kesayangan tante Tiff loh." Chenle ikut nimbrung.

"Mampus." - Jaemin, Mark, Haechan.

"Tapi boong, yakkkk." Chenle langsung ngacir dari dapur menuju ruang tamu. Tak mau menjadi sasaran amukan mereka bertiga.

"ANJENG!"

--

Setelah pertarungan yang panjang Jaemin, Mark, dan Haechan. Akhirnya masakan mereka jadi. Indomie telur rasa gosong.

Taeyong menatap makanannya tak selera, begitupun yang lainnya.

"Walaupun bentukannya begitu, enak kok." kata Haechan bangga.

"Nggak boleh gitu." Lian membuka suara. Bagaimanapun mereka bertiga sudah berusaha untuk memasak. Ya walaupun mungkin rasanya nggak karuan.

"Hmm. Enak kok." kata Lian setelah memakan satu suap.

Jaemin tersenyum bangga, sedangkan Mark mencoba sesendok yang langsung dimuntahkan. "Lian! Jangan dimakan!"

"Kenapa? Nggak masalah kok."

Dua suap.

Tiga suap..

Empat suap...

"LIAN!"

Lian ambruk ke lantai.[]

Banyakin komen ya guys, suka banget baca komenan kalian yang kocak wkwk...

Semua komen kalian aku baca kok walaupun nggak aku balas karena bingung..

Ayo banyakin komen biar aku makin semangat..

XOXO
Istri 4 J...
Jeno, Jaemin, Jaehyun, Johnny

Kos-kosan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang