Siapa aku?

6 0 0
                                    


Pemuda itu terbangun saat tiba tiba ada ranting yang jatuh.
Mengusap sejenak kepalanya,mendongak ke atas dan duduk bersila di atas tanah.

"Kata ramalannya, hanya bangsa manusia yang menerima tugas itu. Tapi kenapa aku juga....?" Pemuda itu masih terdiam tak bergeming.

Untung disini sepi tidak ada orang, ya kali orang maen di hutan?
"Aku harus bertanya pada ketua!" Seru pemuda itu,dan bergegas berdiri. membenarkan jubahnya dan melompat dengan mudah ke atas pohon.

Ia mulai melompat dari dahan kedahan menuju kedalam hutan,tempat yang mungkin atau jarang sekali ada manusia.

Ia berbelok ke kiri dan menambah kecepatan larinya, dahan yang ia pijak semakin besar dan licin karna lumut.
Berarti dia sudah berada di tengah hutan bukan? Tempat dimana manusia jarang menjamahnya.

Sretttt..!!

"Heeee!"

Kaki pemuda itu tercekat berhenti saat didepannya tidak ada lagi pohon.
Ia berpegangan pada batang pohon itu, melihat ke bawah.
Dan benar saja disana ada jurang, tidak terlihat dasarnya.

Kaki pemuda tadi berbalik arah dan melompat turun dengan ringan. Tudung jubahnya terbuka menampakkan rambut berponinya yang berantakan.

Ia mencari cari sesuatu dan menemukan ranting kering dibelakangnya. Pemuda tadi mulai menggambar sesuatu di tanah yang sedikit terbuka.

Membuang ranting sembarangan saat sudah menyelesaikan pekerjaan nya.
Ia mengambil jarum dari tas kecilnya, dan mulai menusukkannya dijari.
Begitu dalam dan ia tarik hingga sedikit panjang.

Membiarkan darahnya mengalir dan menetesi gambaran yang ia buat tadi.
Bibirnya sedari tadi bergerak tak berhenti, hembusan angin terlihat mengelilinginya.

Pemuda itu melangkah ketengah tengah gambar. Memejamkan mata, jarumnya ia tusukkan lagi, membuat lukannya semakin dalam dan tentu saja membuat darah kental itu semakin cepat keluar.

Wush...!!.

Tiba tiba saja ada hembusan angin yang menerpa badannya sangat keras hingga debu berterbangan disana.
Tidak terlihat, debu itu membuat penglihatan seperti tak berfungsi.

Hening, semua senyap saat angin itu mulai reda, dan kemana pemuda tadi? Tidak ada!
Gambarnya juga hilang seharusnya disini ada bercak darah tapi ditanah ini seperti tak pernah ada orang yang menyentuh nya.

---


"Akh! Kenapa gue tiduran dilantai?" Leon bangun, merenggangkannya otot-ototnya dan berdiri.

Ia melangkah ke arah dapur menuju lemari es, mengambil minuman dingin dan menuangkan air ke Gelas. Ia termenung sejenak dengan mimpi yang ia alami tadi malam.

Leon kembali lagi kekamarnya, duduk diatas sofa yang tepat di depan ranjangnya.

"Ya ampun! Lupa kalo ada mayat disini" ucap Leon enteng. Ia buru buru menghabiskan minumannya dan mengambil ponselnya.

Berbicara singkat pada orang lain dan menutupnya cepat.

Ting!

Sebuah pesan muncul di layar ponsel Leon. Ia membuka pesan tadi malas.

" Beneran dia punya rambut panjang yang indah bukan?"

Leon memutar matanya malas, malas dengan seseorang yang pilih pilih, tapi mau bagaimana lagi saat ini cuma dia yang mau jadi Pathner hobinya.

" Iya bawel, Lo liat sendiri kalo mau tau!"

"Bukti, gue mau bukti!"

Leon menghembuskan nafas jengah, melangkah kearah ranjangnya yang masih terdapat mayat perempuan malang itu.

Another lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang