19. Ancaman 2

2.8K 239 8
                                    

🔹🔸🔹Pauvre Enfant

.

.

" Kita harus menjaga Jin. Jangan sampai kita lengah. Aku tahu mereka mengincar Jin." Ucap Nana saat mereka sedang rapat dadakan.

" Aku tahu sayang.. Kau juga bisa membantu dan memberikan pengertian pada fans mu agar mereka tak membenci Jin." ucap Ji Goon.

Nana sama sekali tak merasa tersinggung dengan ucapan Ji Goon, karena, apa yang Ji Goon katakan memang benar adanya. Dan ia pun menyesal, karenanya Jin kini di benci fans-nya. Karena kebodohannya yang menyebarkan kebencian pada fans-nya lah kini mereka membenci anaknya dan menganggap Jin sebagai anak yang membawa sial dalam hidup Nana.

Bahkan Nana tak pernah membayangkan jika meteka akan sebenci itu pada Jin. Hingga mengintai rumahnya contohnya, apa mereka tak berlebihan?

" Aku akan menambah penjagaan. Dan jangan sampai kalian lengah ya." ucap Ji Goon final.

Semua hanya mengangguk. Menjaga Jin adalah hal yang memang harus mereka lalukan, apalagi saat dalam situasi seperti ini.

.

.

Sekarang Jin tengah dalam gendongan Nana, atas permintaan Nana dan juga label yang mengontrak Nana dan Jin, mereka pun mencoba melakukan klarifikasi di tv terkait hujatan-hujatan yang datang pada Jin.

Jangan lupa, hampir seluruh crew dan rekan-reka dari label yang mengontrak Jin sudah terpesona pada kelucuan dan keimutan anak itu.

" Kita mulai yaa.. Camera roll Action!!" teriak juru kamera.

Mereka pun melakukan klarifikasi di tv terkait Jin sebagai anak bungsu Nana.

" Saya mohon untuk para fans yang menyayangi saya, Lihatlah anak saya ini begitu polos... Saya harap kalian juga menyayangi Jin seperti kalian menyayangi saya.." ucap Nana di depan kamera.

Jin hanya tersenyum. Ia memamerkan deretan gigu putihnya yang masih sangat kecil itu, begitu menggemaskan.

" Lalu Jinnie.. Apa yang ingin Jinnie katakan pada fans mommy sayang...?" tanya sang pembawa acara.

Jin hanya tersenyum pada pembawa acara itu.

" Njin cayang mommy.. Dan kayau ada yang benci Njin kayena dekat mommy icu cemua kayena meyeka inin dekac mommy.. Mommy tan oyang baic.. Jadi meyeka inin beycama mommy..." ucap Jin.

Sontak Nana tersenyum pada Jin dan memeluk anaknya, bagaimana mungkin Jin mempunyai pikiran se-dewasa ini.

" Njin cayang mommy.." ucap Jin lagi.

Para crew yang bertugas menahan haru dan rasa gemas mereka. Jin memang benar-benar menggemaskan dan tipikal anak yang baik.

Sangat malah.

" Mommy juga sayang Jinnie.."

.

.

Setelah mengadakan acara tadi, Nana menemui tuan Shin yang sudah mau membantunya untuk berjalannya klarifikasi tadi di loby. Nana bahkan mengucapkan banyak terimakasih kepadanya.

" Aku tak tahu lagi caranya berterimakasih pada anda." ucap Nana.

" Kau tak usah sungkan... Aku sangat menyukai Jin. Dan aku tak mau si gembil itu terluka." ucap tuan Shin.

Tanpa mereka sadari ada orang yang sedari tadi memperhatikan mereka, khususnya Jin. Ia menyeringai ketika melihat Jin yang sedang asyik sendiri dengan mainanya. Agak jauh dari Nana hingga orang itu semakin tersenyum puas.

" Kau akan segera hilang dari kehidupan uri Nana bocah.." ucapnya.

Ia yang memang sudah merencanakan dari tadi, mendorong troli barang-barang kotor yang besar itu kearah Jin. Tak ada yang menyadari bahwa si kecil dalam bahaya.

" Mati kau bocah.." ucap orang itu sambil menyeringai.

Sret..

BRAKK..

PRANG..

Nana terkejut kala mendengar keributan di dekatnya. Namun tak kalah terkejutnya dia saat melihat putra bungsunya yang tergeletak dengan darah di kepala dan bagian badan yang lain.

" JINNNNN!!!!!!!!"

🔹🔸🔹Lanjut nggak nih??

😭😭Sebenarnya nggak tega.. Tapi mau gimana lagi.. Ini scenario..

Yang penting readers pada terhibur yaa.. See You😘😘

Pauvre Enfant { Complete }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang