"Tidak ada kata-kata untuk saat ini, karena melihat senyummu membuatku diam membisu."
-Anggarel Putra Affandito-
——
Dua minggu berlalu begitu cepat. Tanpa sadar semenjak dimana Garel memberi gadis itu boneka serta Army Bomb hubungan mereka semakin dekat. Seperti sekarang Garel mengantar Asoya pulang kerumahnya, hari ini Garel berniat untuk mampir sebentar.
Gadis itu membuka pintu rumahnya, lalu masuk kedalam di ikuti Garel. Laki-laki memandang ruang tamu Asoya, terlihat begitu rapi dan bersih dengan dinding bercat pink beberapa foto keluarga.
"Nyokap lo ada dirumah?" tanya Garel setelah puas memandang setiap sudut ruang tamu.
"Ada di dalem," jawab Asoya "Oh iya duduk dulu."
Garel mengangguk lalu duduk disopa panjang ruang tamu "Gue ke atas dulu ya Rel, ganti baju bentar." pamit Asoya.
Rumahnya buat nyaman kaya orangnya.
Garel mengeluarkan ponselnya disaku celana. Tak lama seorang wanita paru payah datang menghampiri Garel. Garel yakin itu mama Asoya.
Garel berdiri lalu menyalami tangan mamanya Asoya "Siang tante." ucap Garel sopan seraya tersenyum.
"Siang juga ganteng, duduk lagi ayo." ujar Yanti---Mama Asoya. Wanita itu duduk disopa single dekat Garel.
Garel tersenyum canggung lalu kembali duduk "Temen barunya si kakak ya? Namanya siapa ganteng?" tanya Mama Asoya.
"Heh iya tante, nama saya Garel." jawab Garel sambil menggaruk belakang kepalanya.
Jaga akhlak Rel calon mertua ni.
"Tinggal dimana rel?"
"Deket kok tante, kita cuman beda komplek aja. Kalo tantekan komplek C saya di komplek A." jawab Garel.
"Loh iya deketan, tante kira jauhan tadi."
Garel tertawa kecil "Gak lah tan, deket aja biar sering main kesini." ujar Garel bercanda.
"Boleh aja sih kalo tante, tapi nanti kalo ada papa sama abangnya Soya kamu harus hati-hati." balas Mama Asoya seraya tertawa.
"Kenapa gitu tan?"
"Iya, karena papa sama abangnya Soya itu galak. Dua-duanya itu over protektive."
"Oh kalo itu mah gampang tan, saya bisa atasi." ujar Garel.
Keduanya tertawa. Asoya yang baru saja datang membawa nampan melihat keduanya seperti itu mengerutkan alisnya. "Ngobrolin apaan sih berdua? Perasaan baru kenal deh." ucap gadis itu meletakkan nampan berisi jus jeruk diatas meja.
"Kepo kamu kak, udah deh mama tinggal dulu." pamit Mama Asoya meninggalkan keduanya.
Asoya duduk disebelah Garel "Nyokap lo asik juga ternyata." ucap Garel.
"Biasa aja perasaan." sahut Asoya "Diminum dulu ni Rel minumannya."
Garel mengambil jus jeruk itu lalu menyeruputnya "Manis kaya lo." ucap Garel.
"Baru tau lo ya gue manis." kata Asoya bangga.
"Baru juga dipuji gitu udah sombong" Garel menoyor kepala Asoya.
"Ish sakit woi!"
"Kakak kata mama ajari buat tugas dulu, mama lagi sibuk katanya."
Itu suara Aci---Adek Asoya yang bediri di depan pintu akses antara ruang tamu dan meja makan. Bocah kecil berumur 6 tahun itu memperlihatkan buku tulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARELSOYA
Teen Fiction[REVISI SETELAH END] Ini kisah GAREL dan ASOYA. Dua remaja yang dipertemukan secara tidak sengaja, lalu mempunyai rasa satu sama lain. GAREL dengan sejuta pesonanya. Sedangkan ASOYA dengan sebuah rahasianya. Ingin tahu kisahnya? Yuk baca ceritanya.