17

243 26 4
                                    

"Eum, maaf ganggu. Tapi, Changbin di panggil sama pak Seongwoo, di suruh ke ruangan nya sekarang."

Doyeon dan Changbin berhenti berbincang saat suara Yoojung terdengar dari pintu.

Orang yang di tuju berdiri kemudian mengangguk pelan pada Yoojung.

"Iya Jung, tunggu bentar." Ucap Changbin.

Lelaki itu beralih pada Doyeon yang tadi duduk di sebelah nya. Ia mengulurkan tangan, membantu Doyeon ikut berdiri.

"Kita lanjut nanti ya."

Doyeon tersenyum seperti biasa, "Iya santai aja."

"Gue duluan ya, Doy." Changbin menghampiri Yoojung yang berada di pintu. "Ayo Jung, anterin."

"Doy, duluan ya." Pamit Yoojung yang di balas anggukan dari Doyeon.

Kemudian mereka berdua berjalan menjauh dari ruangan La Regla.

Menuju ke tangga utama yang terletak di tengah tengah gedung Surya Mulia. Ruangan kepala sekolah berada di lantai paling atas, lantai 5.

Changbin penasaran, masalah apa yang membawa nya berhadapan dengan kepala sekolah?

Changbin sama sekali tidak merasa melakukan kesalahan. Ia berpikir, apa ada sangkut pautnya dengan trio bobrok?

Karena terlalu larut dalam pikiran nya sendiri, ia tidak sadar Yoojung memperhatikan nya.

"Tadi ngobrol in apa aja sama Doyeon? Kayaknya serius banget?" Ucap Yoojung memecah keheningan di antara mereka.

Changbin berdeham sebentar, "Doyeon minta saran, dia curhat gitu masalah orang tua nya."

"Oh?" Yoojung mengangkat sebelah alisnya.

"Iya," Changbin mengangguk. "Doyeon itu bener bener di teken sama orang tua nya. Sebenarnya sih, bukan Doyeon doang. Kebanyakan dari kita juga kan? Di tuntut buat bikin orang tua kita bangga, bikin mereka seneng. Tapi mereka gak mikirin perasaan kita yang sebenernya."

Yoojung terdiam sebentar. "Iya gue ngerti, Bin. Ortu lo gitu juga emang?"

"Enggak sih. Bukan gue, tapi Yeonjun." Ucap Changbin yang membuat Yoojung mengangguk lagi.

Mendengar kata kata Changbin tadi, Yoojung jadi ingat orang tua nya. Jika di ingat, orang tua Yoojung juga tidak pernah memikirkan pendapat Yoojung.

Changbin menyadari Yoojung tiba tiba menjadi diam. Lelaki itu menyikut Yoojung pelan.

"Kalo ada apa apa, cerita aja. Gue siap bantu kok." Changbin melirik ke Yoojung sebentar.

"Iya, gue percaya sama lo kok. Kapan kapan gue cerita." Yoojung tersenyum di akhir kalimat nya.

Mereka kembali hening sampai tiba di depan lorong yang menuju ruangan kepala sekolah.

Aura yang berbeda sudah mulai terasa. Mereka berdua menyusuri lorong  bernuansa klasik, dengan ornamen ornamen patung di beberapa pojokan, dan beberapa lukisan di dinding lorong.

Changbin dan Yoojung berhenti di depan pintu kayu besar berwarna coklat legam. Ruangan kepala sekolah.

Mereka berdua bertatapan sebentar sebelum Changbin mengetuk pintu.

"Silahkan masuk."

Setelah di izinkan, Changbin mendorong pintu besar itu pelan. Dan masuk ke dalam ruangan kepala sekolah dari celah kecil pintu di ikuti oleh Yoojung.

Ini lain dari ekspetasi mereka.

Ruangan kepala sekolah ini terlihat lebih besar dan juga memiliki aura klasik seperti lorong yang menghubungkan nya dengan gedung sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

initié, +99 line. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang