Part. 11 - Hot Chocolate Drink

6.2K 893 136
                                    

Yang ringan dulu aja, yes?
Kasian, anak bawang dilupain mulu 😅


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Helaan napas kasar dilakukan Hyuna ketika rasa letih menyerang tubuhnya. Menjalani kehidupan secara mandiri tidak semudah apa yang dipikirkannya. Hidup serba ada dan kebutuhan selalu tercukupi, membuat dirinya kali ini perlu bekerja keras untuk sekedar pembuktian diri.

Sudah berada di London selama hampir tiga minggu, membuatnya mengenal arti kata susahnya mendapatkan uang yang selama ini hanya tahu cara menghabiskan, bukan menghasilkan.

Menjadi mahasiswi tahun pertama di bidang bisnis, sudah membuatnya lelah. Ditambah lagi, dirinya harus menjalani pekerjaan paruh waktu yang dilakukan setelah kuliah. Dua hal itu baru berjalan selama satu minggu, tapi rasanya Hyuna ingin menangis saja.

"Nggak bisa nonton drama, nggak bisa ganti warna cat kuku. Nyebelin!" sewot Hyuna dalam hati.

Adapun dirinya bekerja paruh waktu di sebuah toko roti yang tidak jauh dari tempat tinggalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adapun dirinya bekerja paruh waktu di sebuah toko roti yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sialnya, Hyuna tidak bisa bekerja bersama Milea di tempat yang sama. Toko roti itu hanya membutuhkan satu orang intern untuk membantu di jam sore hingga tutup.

Sama seperti Hyuna yang bekerja paruh waktu, Milea pun menjalani sisa harinya setelah kuliah dengan menjadi seorang kasir merangkap pembuat kopi di sebuah kafe kecil yang hanya berbeda sepuluh toko dari tempat Hyuna bekerja.

Sedangkan Tristan? Pria brengsek itu entah melakukan apa setelah jam kuliah karena sudah menghilang begitu saja. Alasannya adalah bekerja, tapi Hyuna dan Milea tidak tahu dimana tempat kerja Tristan.

Tapi, masa bodo dengan Tristan karena Hyuna kembali merasa letih. Sisa satu jam lagi untuk bisa segera pulang dan Hyuna sedang menghitung sisa roti yang masih belum terjual.

Keuntungan bekerja di toko roti adalah Hyuna bisa membawa pulang roti yang tidak terjual. Dalam hatinya, dia sudah mengincar roti blueberry cheese kesukaannya, yang adalah roti terfavorit dari toko itu. Jika dia beruntung, terkadang bisa membawa beberapa roti untuk dibagikan pada Tristan dan Milea sebagai menu sarapan mereka.

Meski sebenarnya, Hyuna kurang begitu menyukai roti dan lebih memilih sereal gandum terbaik. Tapi saat ini, tidak ada waktu untuk mengeluh selain harus tetap bersyukur atas apa yang dialaminya dalam hidup.

"Apakah kau bisa bergeser sedikit dan tidak menutupi rak itu?"

Suara menyebalkan itu! Hyuna sudah merutuk dalam hati sambil menoleh dan menatap sinis pada pria brengsek yang pernah ditemuinya di hari pertamanya di London.

Cowok swalayan, demikian Hyuna menyebutnya. Suara berat, berwajah pucat, dan memiliki sepasang mata biru sedingin es, selalu diingat Hyuna karena sikapnya yang menjengkelkan. Tergoda untuk melapor pada kakeknya tentang pria brengsek itu agar ditindaklanjuti, tapi Hyuna tidak ingin menjadi manja. Tanpa bantuan siapa pun, Hyuna bisa menghadapi manusia sombong itu.

Untie The KnotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang