Author pov
Saat tamparan mendarat dipipi Gatha dengen sempurna suara yang akan membuat pendengarnya nyaman tapi terdengar sangat berwibawa membuat Tiara dan Gatha melihat ke asal sumber suara.Terlihat Devan yang berjalan menuju arah mereka dengan satu tangannya masuk ke dalam saku celana berwarna abu abu itu
"Gath loe enggak apa apa kan?pipi loe merah" tanya Devan sambi tangan yang tadi dimasukan kedalam celana memegang pundak Gatha
"Enggak van gw gak apa apa"jawab Gatha yang memalingkan tatapnya enggan untuk menatap Devan
"Tiara loe mendingan pergi dan enggak usah ganggu Gatha lagi,sampai gw liat loe gangguin Gatha nyawa Galuh yang bakal gw abisin" kata kata yang keluar dari mulut Devan yang penuh penekanan.
Akhirnya Tiara pergi karena dia tidak ingin lelaki yang dia cintai namun bertepuk sebelah tangan itu tersakiti.
Bertepatan dengan Tiara yang mulai menghilang dari tatapan mereka berdua datang kedua insan manusia Karin dan Galuh.Karin dengan tatapan penuh arti menatap Gatha yang juga menatapnya dan Galuh yang menatap Devan dengan penuh emosi karna tangan Devan yang masih memegang bahu Gatha dan jarak mereka yang bisa dibilang sangat dekat.
"Dev gw gak apa apa lepasin gw" ucapan Gatha yang membuat Devan menatap mata Gatha yang nyaman itu dan melepaskan bahu dari tanganya
"Okey gw pergi dulu Gath" izin Devan
Setelah kepergian Devan dari hadapanya Gatha mengajak Karin ke kelas karna ternyata ada tugas dari guru mata pelajaran pada saat itu alhasil mereka meninggalkan Galuh sendirian.
•Di dalam kelas •
Gatha pov
Devan loe kenapa kaya gini gw enggak bisa kalau sifat loe kaya gini,otak gw enggak bisa berhenti mikirin Devan bahkan untuk saat ini yang lain pada mikirin nyanyi apa untuk ujian praktek seni sedangkan gw masih Devan terngiang ngiang di otak yang membuat hati gw gelisah"Gath loe mau nyanyi apa?" Rian Ketua Kelas gw tiba tiba duduk di sebelah
"Gw mau nyanyi Beast Part aja deh ian sambil main gitar" sambil metik gitar gw yang gw atur suarnya agar enak di dengar
"Gath gw mau nanya sesuatu...boleh?"
**Aduh nih Rian pasti mau nanya soal perasaan gw nih**suara hati gw yang udah enggak enak hawanya
"Emmmm...nanya apa ian?"jawab gw sambil ngubah gaya duduk gw sedikit menyerong untuk dapat melihat wajah Rian
"Huft pasti loe bosen dengernya tapi gw tetep coba.Loe belum buka hati loe Gath?" pertanyaan Rian sambil mengambil gitar dari pangkuan gw
"Gw selalu buka hati kok ian,bahkan sekarang udah ada yang ngisi" jawab gw dengan sedikit senyum tipis
"Hah?siapa Gath?anak mana?kok loe enggak cerita?loh kok tiba tiba sih Gath?" gw serem sama reaksinya Rian dia majuin mukanya semakin dekat dan natap mata gw
"Wait....wait ian jauh jau jaga jarak,nih biar gw jelasin udah kaya tersangka aja gw bertubi tubi kaya cobaan" tangan gw yang menjauhkan muka manis Rian
"Ya habisnya loe enggak cerita cerita gw kan enggak akan bunuh cowo itu juga asal loe bahagia gw juga bahagia Gath" tangan Rian cubit hidung gw dengan sangat halus diiringi senyumnya yang sangat manis dan gw melting.
**Astaga Gath tahan tahan jagan terbang nanti jatuh lagi** otak gw berusaha menguatkan hati gw yang meleleh
"Nama dia itu Nathan okey dia udah kuliah gw gak cerita gara gara gw enggak mungkin bisa bareng dia iaannn" dengan nada yang semakin menurun dan kepala tertunduk gw ngomong ke ian
KAMU SEDANG MEMBACA
misschien
Teen Fictionsebuah perjalan cinta remaja yang sangat mustahil untuk dapat terjadi