しぬ 33 : KILLED

7.1K 535 237
                                    

Melawan atau mati, kita lawan bersama-sama.

***

Suasana malam hari cukup tenang dan damai. Gio dan Ara tengah tidur saling memeluk satu sama lain. Jangan tanya keinginan siapa, karena sudah pasti Gio lah jawabannya.

Dengkuran halus terdengar di indera pendengaran Gio, malam ini adalah malam kedua Gio tidur bersama Ara di kota London. Satu selimut dengan Gio dijadikan sebagai guling oleh Ara, karena tadi Gio sempat menyembunyikan guling milik Ara dibawah tempat tidur.

PRANGG!!

Suara pecahan beling terdengar sangat kencang, baik Gio maupun Ara terbangun secara bersamaan.

"Siapa?" kaget Ara dengan mata baru bangun. Gio menggedikan bahunya acuh.

"Entahlah," jawab Gio. Gio hendak memejamkan matanya, namun Ara terus mengusiknya.

"Cek dulu, takut ada maling!" Ara cemas, tidak menjamin bahwa di negara orang tidak ada yang berbuat kriminal. Ara was-was dan terus menggoyangkan lengan Gio.

BUGHH!!

"ARA TOLONG MAMAH!"

BUGHH!!

"Gio!" Ara menatap Gio horor, "itu suara mamah!" lanjut Ara dengan panik, khawatir dan cemas.

Gio bangkit melangkah menuju pintu kamar, Gio membuka sedikit pintu memberi celah agar ia bisa mengintip untuk memastikan keadaan diluar seperti apa.

BUGHH!!

"Gio, cepat tolong mamah!" suara debuman sesuatu membuat Ara yakin bahwa orang tuanya dalam bahaya.

"Calm down baby, jangan bertindak bodoh." ucap Gio menenangkan Ara yang semakin dilanda ketakutan.

Gio tidak suka bertindak asal-asalan. Mengenal sifatnya, sosok psikopat itu adalah seorang perencana terbaik untuk menghancurkan musuhnya. Jadi Gio punya rencana tersendiri.

Gio dan Ara berjalan dengan langkah jinjit. Gio memimpin didepan. Langkah yang tidak menimbulkan suara membantu Gio untuk semakin mempertajam indera pendengaran nya.

BUGHH!!

Suara itu terdengar lagi, Ara yakin bahwa sumber nya berasal dari ruang santai dilantai bawah.

"Dia dibawah." bisik Ara yang berdiri di belakang Gio. Ara memegang ujung baju Gio dari belakang.

Gio mengangguk, lalu melanjutkan kembali langkahnya hingga Gio dan Ara berdiri tepat dibelakang sebuah tembok pembatas.

Gio mengintip sedikit menatap tiga orang yang menggunakan jas hitam selutut dengan sebuah topi berwarna hitam.

"Ara, dengarkan aku." Gio menatap wajah Ara lekat-lekat, dalam dan tersirat keseriusan, "melawan atau mati, kita lawan bersama-sama!"

Ara menatap mata Gio dengan pandangan yang sulit diartikan, tatapan berbeda dari yang sebelumnya. Meskipun keadaan rumah sedang gelap, pancaran keseriusan saat Gio mengatakan kata manis itu diterima dengan baik oleh Ara.

Ara mengangguk dengan yakin. Gio tersenyum lembut lalu kembali menatap tiga orang yang tengah berdiri membelakangi posisi Gio dan Ara saat ini.

Gio meraba kantong celana dan meraih pisau lipat yang selalu ia bawa kemana-mana. "Peganglah." Gio memberikan pisau itu pada Ara.

Ara menerima dengan rawut wajah ragu. Ia menatap Gio, "Lalu kamu?"

Gio tersenyum lembut. "Aman, sayang."

しぬ SHINU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang