∞∞∞
“Kita ini hanyalah dua orang asing yang sedang memaksakan diri”
-Xavier Adelard-
∞∞∞
Dalam sebuah ruangan khusus istana, berkumpullah para petinggi dan juga kedua pangeran yang dipanggil oleh Raja Carlos untuk mengadakan sebuah pembahasan penting."Aku mendapat kabar bahwa perbatasan selatan sudah diserang oleh musuh. Sebaiknya kita lebih berhati-hati dan mengatur ulang semua strategi pertahanan wilayah". Seperti biasa, Raja Carlos memimpin pertemuan para petinggi istana.
"Maaf apabila saya menyela, Yang Mulia. Tapi, saya pikir percuma kita mengubah strategi seperti apapun jika musuh kita bukanlah manusia biasa. Bukankah itu sama saja menumbalkan prajurit Asgard secara cuma-cuma?" Panglima Rod mengutarakan pendapatnya, menjadikan topik permasalahan menjadi lebih serius.
"Saya setuju dengan pendapat Panglima Rod, Yang Mulia. Sebagai satu-satunya prajurit perbatasan selatan yang selamat, saya tau persis bagaimana ganasnya musuh kita. Kalau saja Pangeran Xavier tidak datang menyelamatkan saya pada hari itu, pasti saya juga sudah menjadi santapan musuh". Seorang prajurit yang selamat dalam tragedi perbatasan selatan ikut serta dalam pertemuan penting ini. Sebagai satu-satunya yang selamat, setidaknya dia bisa memberikan informasi tentang musuh.
Raja Carlos terdiam beberapa saat. "Xavier, Xander. Bagaimana menurut kalian?".
Xander tersenyum menyambut pertanyaan Raja Carlos. "Anda sendiri sudah tau, Yang Mulia. Saya tidak pandai dalam hal strategi apalagi dalam hal berperang. Tapi apapun perintahnya, pasti akan saya laksanakan". Sebenarnya Xander tak kalah tangguh dari Xavier. Hanya saja, Xander sendiri yang menjauhkan dirinya dari hal politik kerajaan apalagi berbau pertempuran. Xander lebih suka menjalankan tugas berkeliling wilayah Asgard dan memantau ketentraman rakyat.
Kini giliran Xavier yang hendak bersuara. "Jika kita ingin menang, kita hanya harus melawan iblis dengan iblis juga bukan?" Semua pandangan tertuju pada Xavier. Menanti maksud dari perkataannya itu.
"Apa kau ingin menjadi tameng untuk setiap nyawa prajurit yang telah direnggut oleh para iblis itu?"
"Ini bukan pertama kalinya kita terdesak dalam posisi ini, Xander. Kita lakukan saja seperti tugas biasanya. Kau yang memantau keadaan rakyat, dan Aku yang akan pergi ke perbatasan" Seperti biasa, Xavier berkata dengan nada dingin.
"Tunggu dulu, Xavier. Jangan memutuskan semuanya sendiri. Sebagai seorang raja dan pemimpin kerajaan ini, Aku harus bisa menyelesaikan masalah apapun tanpa harus mengorbankan salah satu pihak".
"Tenang saja, Yang Mulia. Ini semua adalah keputusan saya sendiri. Dan saya tidak pernah merasa menjadi korban ataupun dikorbankan. Lagipula, bagaimana mungkin saya diam saja setelah tahu kekacauan yang terjadi di wilayah Asgard".
"Tapi, Xavier—"
"Saya anggap ini adalah keputusan mutlak. Tugas kerajaan akan dilaksanakan seperti biasanya. Untuk masalah perbatasan, Saya sendiri yang akan menanganinya. —Saya pamit undur diri". Xavier pergi meninggalkan ruang pertemuan. Hampir semua kagum dengan keputusan tegas Xavier, namum ada juga yang menggangap dia adalah seorang Pangeran yang arogan.
"Lihatlah kakakmu itu, Xander. Aku tak tahu lagi harus bagaimana menegurnya" Raja Carlos menggumam lirih pada Xander.
"Cih.. Dia akan selalu seperti itu selama nyawanya belum menemukan jalan pintas untuk pulang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARD-X
Romance"Apapun keputusanmu setelah ini, aku akan tetap membuatmu berada di sisiku." ∞∞∞ Alice, seorang mahasiswi di sebuah universitas ternama berkat kepintarannya -sehingga mendapatkan beasiswa, harus gugur begitu saja kar...