Setelah beberapa hari Zara di rawat di rumah sakit paska melahirkan anak kedua nya. Sekarang Zara sudah kembali ke rumah dan lagi berusaha menenangkan tangisan bayi kecilnya itu.
"Rewel ya sayang?". Tanya mama yang datang dari arah dapur membawakan minum untuk Angga.
"Iya ma. Zara takut ma". Ucap Zara yang sedari tadi menenangkan Ara denga cemas.
"Gak usah takut sayang, tenang ya".
Zara terus saja menggendong anaknya berjalan kenasa kesini agar anaknya berhenti menangis.
"Sini nak biar mama yang coba gendong". Tagih mama yang melihat Zara ingin menangis tak tahan melihat Ara menangis terus menerus.
"Angga tenangin istri kamu ya".
Angga menghampiri Zara dan membawa ke kamarnya dengan keadaan Zara yang bercucuran air mata.
"Kamu kenapa sayang hem?" Tanya Angga sangat lembut mengelus rambut Zara.
"Gak tahu tiba-tiba aku sedih, takut. Gak tahu lah campur aduk, kepalaku sakit Angga". Menidurkan dirinya sekaligus memakai selimut sampai menutupi seluruh badannya.
"Kamu kenapa sayang? Sakit?".
"Udah deh ngga, aku capek mau tidur jangan ganggu aku dulu". Menyauti Angga tanpa membuka selimut.
Angga terheran-heran melihat tingkah laku Zara yang seperti ini. Setelah nya Angga memutuskan untuk menghampiri ibunya yang menidurkan Ara di gendongannya.
"Ma biar Angga yang gendong Ara". Merentangkan tangannya.
"Hati-hati ya Ara sudah tidur". Memindahkan Ara ke Angga.
"Ihh sayangnya papap. Kok rewel sih nak?".
"Yaudah tidur yang nyenyak ya cantiknya papap".
Malam harinya Zara terbangun dari tidur dan melihat Rey di sampingnya yang tengah bermain. Zara menggeliat kan tubuhnya sampai melihat box baby berwarna pink.
Tapi entah kenapa Zara enggan untuk menggendong Ara yang tengah tertidur.
"Zara". Angga muncul dari balik pintu sambil membawa senampan makanan untuk Zara yang tadi tidak ikut makan malam karena masih tidur.
"Udah sini, Ara nya udah gak rewel kok. Kamu mending makan dulu ya". Tarik Angga untuk kembali duduk di ranjang dan memulai makannya.
"Kamu kenapa sih eh?".
"Aku gak papa Angga". Menggelengkan kepalanya.
"Yaudah sekarang mau tidur lagi?".
"Aku gak bisa tidur".
"Kalau gitu sini aku peluk bareng sama Rey juga". Ucap Angga tersenyum.
Zara membalas senyuman Angga dan mendekat.
Jadilah mereka tidur dalam posisi meluk-memeluk dengan Rey yang berada di tengah-tengah mereka.
•••
Hari telah berganti Zara yang lagi duduk melamun entah memikirkan apa. Yang masih memakai baju semalam Zara, tatapan kosong itu belum juga berganti sampai..
"Zara sayang". Mama mertua memanggilnya.
"Ah Zara di taman ma".
"Nak ini Ara tadi kebangun terus nangis. Kamu kasih asi dulu ya".
Zara melihat anaknya dengan ragu dan takut.
"Ah gak ma Zara gak mau". Zara berlari kekamarnya dengan menangis.
"Zara kamu kenapa sayang". Ucap Angga yang dilewati begitu saja oleh zara.
Angga segera turun untuk mencari anak dan mamanya yang Angga ketahui sedari tadi kalau anaknya itu nangis.
"Ma. Mama...ma Zara kenapa?". Tanyanya.
"Anak nangis begini kok malah gak di urus".
Angga berniat menghampiri Zara ke kamarnya dan membuka pintu melihat istrinya terpelungkup di atas ranjang dan bahu yang bergetar.
"Ra kamu kenapa? Anak kita nangis loh, kamu juga ikutan nangis kayak gini". Mengelus elus punggung Zara.
"Kamu kenapa sayang?". Kini giliran mama yang bertanya.
"Zara gak tahu ma, tiba-tiba cemas sekaligus takut ngelihat Ara". Ucap Zara yang masih menangis.
"Gak salah nih kamu kena syndrome baby blues".
"Dimana baby blues ini kita ibu-ibu yang baru saja melahirkan akan cemas, takut dengan hal yang tidak beralasan. Emosi juga tidak stabil".
"Ya ampun sayang, kamu gak usah nangis lagi ya. Tenang sekarang coba gendong Ara lagi ya". Pinta Angga yang memeluk Zara.
Zara dengan hati-hati menggendong Ara dan menyusuinya. Zara memejamkan matanya berusaha mengontrol emosinya.
"Mama kebawah ya sayang, Rey kasian sama bibi Rumi aja".
"Pelan-pelan saja sayang".
"Papap..mamam takut". Menoleh ke Angga.
"Gak papa ya, tenang sayang beberapa hari lagi juga terbiasa gendong Ara".
Kembali lagiiii.....
Aku putusin up aja deh, maunya sih nanti sore aja selesai PAT. Tapi gak papa, nanti aku lanjut ngetik😊
Semoga suka kakak❤️❤️Yang penasaran dan pengen lanjut ceritanya.
Komen yuk!!😋
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
Dla nastolatkówDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...