empat : kita berteman ya?

172 36 30
                                    

Sekarang pukul 07:30 pagi dan Yein sudah duduk manis di kursinya. Tidak, Yein tidak datang terlalu pagi atau salah jadwal. Ia tau jika sekolah dimulai pukul 08:00 pagi nanti. Tapi ada satu hal yang harus ia lakukan hari ini. Suatu hal yang begitu penting dan jujur, begitu menakutkan untuk dilakukan.

Yein melirikkan matanya ke arah kursi itu, kursi yang diduduki oleh seseorang yang sering mampir ke pikirannya akhir-akhir ini dan Yein tidak suka jika harus selalu memikirkannya. Maka kemudian ia bangkit dengan lap basah di tangannya. Sama seperti hari-hari lainnya, meja itu penuh dengan coretan-coretan kotor berisi segala hinaan dan umpatan yang pelakunya pun sudah dapat diketahui dengan jelas siapa. Kim Yugyeom beserta kawan-kawannya.

Yein menghela nafasnya begitu sampai di meja itu. Ia menatap sedih segala coretan-coretan itu. Jujur, Yein tidak pernah menyukai hal-hal yang berbau hubungan sesama jenis tapi haruskah mereka melakukan semua ini? Mereka bisa mendiamkannya saja bukan?

Maka gadis itu pun mulai membersihkan seluruh coretan tersebut dengan rapi. Ia memastikan bahwa tak ada sedikitpun tinta yang tertinggal di atas meja itu. Setelah itu, ia mengeluarkan sticky notes dan juga bolpoin yang sedari tadi ia simpan di sakunya.

'Semangat! Aku tau kau bisa!'

Yein kemudian menempelkan sticky notes itu di meja Jungkook sambil tersenyum puas . 

"Semoga Jungkook bersemangat setelah melihat semua ini," ia kemudian kembali ke mejanya karena takut seseorang akan melihatnya melakukan semua ini untuk Jungkook. Bukan malu, ia hanya malas untuk menanggapi segala pertanyaan dan juga ia tak ingin membuat masalah baru dengan Yugyeom.

Satu persatu murid mulai hadir memenuhi kelas. Tak lama, bel masuk pun berbunyi. Namun Yein belum melihat kehadiran Jeon Jungkook. Hal itu cukup membuatnya cemas dan sedikit kecewa. Itu berarti, Jungkook tidak akan melihat sticky notes yang tertempel di atas mejanya yang bersih bukan?

Apa niat baiknya akan menjadi hal yang sia-sia saja?

Tapi sepertinya Tuhan ingin harapan Yein terkabul hari ini. Jungkook akhirnya masuk ke kelas dengan Yugyeom di belakangnya. Sudut bibir laki-laki itu terlihat memar dan mengeluarkan sedikit darah. Rambutnya juga agak berantakan. Yein merasa khawatir sekarang.

"Hai Yein. Sudah kerjakan tugas belum?" Sapa Eunha dan duduk di depannya. Kebetulan Jiho, pemilik kursi yang diduduki Eunha- sedang pergi ke luar kelas bersama Chaeyeon entah kemana. Sepertinya ada panggilan dari Ibu Lee.

"Ah, iya. Sudah. Ada apa Eunha?"

Eunha mengernyit bingung mendengar pertanyaan Yein. "Ada apa? Menyapa teman sekelas saja memangnya kenapa?"

"E-eh, iya maaf. Maksudku mungkin kamu mau lihat tugasku?"

"Ooh," sahut Eunha kemudian terkekeh kecil.

"Tidak. Aku juga sudah mengerjakan kok."

Yein kemudian mengangguk kaku dan melirik ke arah Jungkook yang sedang menyiapkan buku-bukunya. Sepertinya Jungkook belum menyadari sesuatu. 

"Ada apa Yein? Kelihatannya kamu resah sekali?"

"Eh? Tidak kok. Aku baik-baik saja."

"Hm, ya sudah. Aku mau menyusul Chaeyeon dan Jiho saja. Kalau butuh sesuatu bilang saja ya!"

Yein mengangguk dan menghembuskan nafasnya lega sesaat setelah Eunha pergi. Akhirnya ia bisa memperhatikan Jungkook tanpa takut ada yang menyadarinya. Maka dari itu Yein langsung menolehkan kepalanya ke arah Jungkook yang sedang mencabut sticky notes itu dari mejanya lalu membaca tulisan di sticky notes tersebut. Yein bisa melihat dengan jelas seluruh ekspresi yang dikeluarkan oleh Jungkook.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang