"Faris...!?"
Author POV
Thea membalakkan mata melihat siapa yang datang bersama Ms. Anne. Itu Faris, sahabat kecilnya.
Faris yang merasa dipanggil itu segera menoleh ke arah suara. Mengetahui siapa yang memanggilnya, Faris secara spontan berteriak, "ALTHEA..?"
Dan akhirnya terjadilah peluk-memeluk antara kedua sahabat kecil yang terpisah, akhirnya bertemu kembali. Faris sempat mengeluarkan sedikit air mata dan air liur hidung (ingus).
"Alah... cupu lo, masa gini aja nangis?" Ucap Thea terkekeh setelah melepas pelukannya sambil menghapus air matanya. Ia juga menangis ternyata.
"Padahal lo juga nangis," Faris kemudian memberikan senyuman termanisnya. Althea-ku kembali, pikirnya. Ia masih sangat sangat ingat kejadian yang menimpa Athea, membuat persahabatan mereka meretak sampai akhirnya putus kontak. Itu berlangsung 4 tahun lalu. Faris, Athea beserta ex-temannya yang lain memustuskan untuk berhenti berteman.
Ms. Anne tersenyum, "Hm... sepertinya kalian sudah saling kenal. Kalau begitu, Faris, tolong tunjukkan Althea arah-arah jalan pada sekolah ini. Saya permisi." Sebenarnya ia sudah tahu kalau mereka berdua adalah sahabat lama. Anggap saja dia ini seorang masa lalu dalam kehidupan kedua murid ini.
Setelah Ms. Anne berlalu dari hadapannya, kedua sahabat tersebut berjalan bersama menyusuri selubuk sekolah marvel ini, yang tentu saja dipandu oleh Faris. Yang Thea tidak tahu adalah selama ia berjalan, mereka berdua merupakan pusat perhatian siswa-siswi yang mereka lewati. Hal itu membuat ia gerah dan tak tahan. Bahkan ada yang terang-terangan membicarakan dia dan memberikan tatapan sengit.
"Ris, kenapa mereka semua lihatin ke kita terus sih? Gue gak nyaman loh" Benar. Thea sudah tidak tahan lagi. Selama ia hidup belum ada yang pernah melihatnya seperti ini (agak berlebihan tapi itulah kenyataan).
Faris hanya menggelengkan kepala. "Entah. Gausah peduliin, mungkin mereka bingung ngelihat lo. Kan lo anak baru."
"Iya ya... masuk akal juga,"
Tak terasa percakapan mereka membawa mereka di dekat lapangan yang penuh manusia yang majemuk dengan menggunakan badge sama.
"Nah, hari ini ada Excule Fair Festival, dan gue tebak lo udah tau?" Thea mengangguk sebagai jawaban.
"10 menit lagi bel akan berbunyi. Dan semua anak Marvel bakalan keluar kelas mereka ke lapangan ini untuk mendaftar organisasi atau Excule yang mereka minati. Dan lo juga harus ikut ya," ajak Faris.
"Gue datang ke sekolah hari ini untuk hal ini, jadi gue pasti ikut," pastikan Thea sambil tersenyum. Faris yang melihat senyuman itu agak teralihkan. Ia merasa tenang melihat senyuman itu kembali terbit. "Oh ya, Ris. By the way, kelas gue dimana?" Tanya Thea karna sedari tadi laki-laki di depannya ini belum menjunjukkan sama sekali kelasnya.
Faris tersadar dari lamunannya, ia segera menepuk jidadnya. "Oh iya! Astaga sampai lupa lagi. Tenang aja, lo dan gue sekelas. Ayo gue tunjukin." Akhirnya mereka berdua meninggalkan bangunan terbuka itu.
~~~~~
"ABANGGG!!!"
Sebuah teriakan nyaring menggelegar di dalam sebuah tenda.
Kemudian seorang laki-laki yang dipanggil "abang" itu datang masuk ke dalam tenda sumber suara, "Kenapa sih, Dhe? Peka telinga orang lo buat nanti."
"Ini bang, brosur untuk excule gue kurang 150 lagi. Kemarin lo pesan berapa sih?" Tanya gadis yang tadi teriak itu.
"Gue pesan sesuai yang lo minta. 350 lembar lengkap dengan isi yang lo tulis."
"YA AMPUN BANG DIOO!! GUE PESAN 500 LEMBAR BANG!!! BANGKEK LAH" Terdengar sebuah marahan dari mulut gadis itu. Dan yang dimarahin hanya menampilkan wajah tak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDING
Teen Fiction2 manusia dengan latar belakang yang berbeda. Berapa kemungkinannya mereka bertemu? Yang satu selebriti remaja yang sedang naik, dengan keadaan sempurna, wajah, harta, keluarga, sahabat. Yang satu manusia biasa, tanpa ada istimewanya. Itu yang dipik...