1. Bukan Pertemuan Pertama

66.6K 1.8K 49
                                    

1. Bukan Pertemuan Pertama

"Pertemuan adalah awal dari banyak kemungkinan, dan bertemu denganmu adalah kemungkinan yang tidak pernah dapat kuprediksi."

~ Sabara Ardan ~

Suara dentuman shinai dengan bogu, shinai dengan shinai yang beradu, menggema di aula SMA Atlanta. Petandingan kendo antar SMA se-Ibukota yang diadakan sejak tiga hari lalu terlihat semakin meriah saat memasuki laga final pada kelas putri. Sorakan dari kedua pendukung masing-masing sekolah terdengar bersemangat kala perwakilan sekolah mereka mendapat poin ketika berhasil memukul lawan.

Satu pukulan tepat pada men bersamaan dengan teriakan keras dari Nigi mengakhiri pertandingan. Teriakan kemenangan dari para penonton yang berseragam SMA Nusantara mengantarkan kemenangan salah satu pe-kendo mereka sore itu. Nigi yang memenangkan pertandingan segera membungkuk pada lawan yang baru saja ia kalahkan. Setelah memberi hormat satu sama lain sebagai tanda pertandingan usai, Nigi membuka men yang sejak tadi melindungi wajah dan kepalanya. Gadis itu melempar senyum ke arah kawan-kawan yang telah mendukungnya dari pinggir lapangan.

"Nigiiiiii..." teriak teman-teman gadis itu dengan senyum merekah sambil melambaikan tangan tinggi-tinggi.

Nigi membalas sorakan itu dengan senyum lebar, mengangkat sebelah tangan yang terkepal ke udara sebagai tanda bahwa ia telah berhasil membawa nama baik sekolahnya lagi kali ini. Hal itu sontak disambut teman-teman Nigi dengan teriakan yang lebih keras lagi, teriakan kemenangan serta kebanggaan pada gadis yang kini tersenyum di hadapan mereka.

***

Masih berbalut hakama yang ia kenakan, Nigi melangkah berdampingan bersama Aura seusai pertandingan. Menyusuri lorong SMA Atlanta menuju ruang ganti. Sambil berjalan mundur dengan shinai yang Nigi bawa, gadis itu mengayunkan pedang bambu-nya tanpa mempedulikan Aura yang sejak tadi berusaha menghindar agar tidak terkena pukulan dari sahabatnya itu.

"Lo lihat kan, Ra? Gue mukul kepalanya tadi keras banget kayak gini!" cerita Nigi antusias, mencontohkan ayunan shinai yang tadi bertubi-tubi ia arahkan pada lawan.

"Ish, hati-hati lo ah! Kalau kena gue gimana?!" seru Aura sewot saat Nigi berkali-kali menggoda akan menyerangnya. Meski sebenarnya yang lebih membuat Aura sebal adalah, seringaian Nigi yang terlihat jelas sedang menakut-nakuti.

Senyuman Nigi pudar bergantikan decakan meremehkan yang keluar dari mulut gadis itu. "Ck, penakut lo!" cibir Nigi seraya berbalik menormalkan cara berjalannya yang sejak tadi berjalan mundur.

Celakanya, tepat saat gadis itu berbalik masih dengan sikap menyerang menggunakan shinai yang ada di tangan, saat itu pula ayunan shinai Nigi mengenai seseorang yang baru saja berbelok dari lorong sebelah kiri, membuat Nigi tidak bisa menghentikan gerakannya karena kehadiran orang itu yang begitu tiba-tiba. Bahkan teriakan Aura beberapa detik sebelum pedang bambu itu mengenai seorang pemuda berseragam Atlanta tidak mampu menghentikan pukulan Nigi yang sudah terlanjur terayun dan berakhir di kepala pemuda itu.

Aura meringis, sementara Nigi yang sempat membeku dengan mulut terbuka buru-buru mengembalikan kesadarannya.

"Maaf! Gue nggak sengaja! Suer! Bener-bener nggak sengaja! Sumpah itu sama sekali nggak disengaja!"

Pemuda di hadapannya bergeming. Hanya terlihat beberapa kali mengusap kepalanya yang terkena serangan Nigi. Sementara Aura yang sejak tadi memperhatikan pemuda itu tidak melihat ada ekspresi yang berarti pada wajah korban pemukulan sahabatnya. Bahkan tidak juga terlihat raut kesakitan karena pukulan Nigi. Padahal Aura sangat yakin pukulan Nigi akan terasa sangat menyakitkan karena pemuda itu tidak memakai pelindung kepala yang biasa dipakai Nigi dan lawan-lawannya. Mengingat bagaimana suara benturan saat pedang bambu dan kepala pemuda itu beradu saja sudah membuat Aura meringis sendiri.

DAMN! It's You?!! [TRILOGI "YOU" BOOK 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang