Demon Bastard

3.1K 373 2
                                    

Faris, Lanney, dan Ruby sedang menikmati snack yang dibawakan oleh Faris dari ayahnya di bawah pohon taman yang rindang dan sejuk.

"Mmm.. What is this? Oh my god, taste like heaven!" tanya Ruby dengan mulut penuh makanan.

Lanney menggeram, Ruby nyengir indah. "Sorry"

Faris menggeleng-geleng. "Ini makanan ori from France. It's called Fallafel sandwich, classic France food. Lo tau? Orang-orang rela mengantri lebih dari 1 jam hanya untuk makan Fallafel ini. So, you guys are lucky, you know..."

"Jadi, bokap lo mengantri 1 jam hanya untuk membelikan kita oleh-oleh? Aww... your dad is so sweet..." kata Ruby.

Faris mengerutkan dahinya, ekspresi jijik. "Ruby, my dad's 40, Jeez Ruby. "

"Lagi pula, mana mungkin ayah gue mau ngantri berjam-jam di pedagang jalanan. Dia terlalu terhormat untuk mengantri. No, it's my dad's assistant yang ngantri." Jelas Faris.

"Hm.. privlage of being a HandMan" sindir Lanney. Faris mengangakan mulutnya. Lanney dan Ruby terkikik.

Ruby teringat sesuatu. "Hey, Althea kemana?"

Faris mengendikkan bahu. "Biasalah. Paling lagi tidur, or di gym. Akhir-akhir ini dia stress gitu, dan kalo dia stress..."

"Dia berolah raga. Berjam-jam." Lanjut Ruby.

"Exactly. Jadi biarin aja dulu dia handle, kalo dia perlu sesuatu, dia bakalan ngomong ke kita."

Ruby dan Lanney mengangguk paham. Lalu mereka kembali bercengkrama tentang hal yang menurut author kurang bermanfaat. Like kenapa bluberry bukan biru? Atau kenapa Greenland itu putih,bukan hijau, dan masih banyak lagi.

Tiba-tiba Faris teringat sesuatu. "Guys, gue mau kasih tau sesuatu."

Lanney dan Ruby menetralkan air wajahnya menjadi serius dan curious. Mereka mendekatkan diri satu sama lain, jadi terlihat seperti sedang diskusi intim. Lalu, Faris memberitahu 'sesuatu' itu dengan sedikit berbisik.

Lanney tersentak. Ruby sangat-sangat kaget. "Dari mana lo tau?" itu Lanney yang bertanya.

Faris berdeham, "Raymond sendiri yang telfon gue tadi malam."

"ASTAGA, RAYMOND!? MAKSUD LO RAYMOND POLTAK? A.K.A RAYMOND SI CULUN POLOS TAK BEROTAK TAPI TAMPAN SEPERTI ZEUS?" teriak Ruby.

Faris menyerngit sambil mengusap telinganya, frekuensi suara Ruby tak terbayangkan. "I-Iyalah. Memang siapa lagi selain Raymon poltak?"

"Lo serius? BENERAN? Astagaa Raymond sayang... GUE SENENG BANGET" Pekik Ruby sedikit membuat orang-orang melihatnya.

Emm btw, namanya bukan Raymon poltak, itu hanya panggilan ke dia karna dulu dia sangat-sangat polos sampai-sampai PR satu kelas, dia yang mengerjakan dengan umpan teman-teman sekelasnya bakalan jadi temannya. Tapi dia saat itu belum sadar, kalau teman sekelasnya hanya memanfaatkannya. Untung saja Lanney, dkk menemukannya.

"Itu informasinya sudah akurat?" tanya Lanney pelan. Faris dan Ruby sadar ada yang berbeda dari intonasinya. Harusnya ia senang terhadap sahabat mereka Raymond itu.

Faris menoleh, lalu tersenyum nakal. "Kenapaa hayoo... lo cemburu yaa?"

Muka Lanney berubah merah. Ruby terngakak keras, dan Faris menggoda-goda Lanney sambil mencolek-colek pipinya.

"Awww... kakak Lanney sudah besar. Apa kabar ya bang Raymond," goda Faris membuat muka Lanney lebih merah.

Dan begitulah hari dilanjutkan dengan wajah yang merah dan suara tertawa bergema.

HIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang