12. Pak Farhan Nyari Jodoh

175 10 0
                                    

Suaramu yang merdu, membuatku merindu

🍁🍁🍁


2 minggu sudah hubungan Nisa dan Rendi membaik. Semua berjalan mulus. Mereka kembali menjadi sahabat seperti dulu.

Disinilah Nisa berada. Pelataran Masjid An-Nur. Ia sejak tadi duduk merenung. Mengingat kembali kejadian yang diharapkan hanya mimpi belaka. Tapi itu nyata. Orang yang menjadi panutannya selama ini, yang ia sayangi dan yang selalu ia banggakan tengah berjalan bahkan bergandengan dengan wanita lain. Bukan. Itu bukan Bu Mira. Entah siapa. Tapi yang jelas perempuan itu bergelayut manja di lengan Pak Danis. Ayahnya. Sementara sang empu terlihat oke-oke saja malahan tersenyum senang.

"Arrghhhh.....," gadis itu menggeram, mengacak rambutnya frustasi. Napasnya tersengal, mencoba meredakan amarah.

Apakah ia boleh mengatakan bahwa Bapaknya sedang berselingkuh?

"Bang**t!!"

"Dilarang mengumpat di Masjid"

Sontak Nisa menoleh ke samping, mendapati seorang pria berdiri menjulang tinggi dengan tubuh tegapnya. Gadis itu menajamkan penglihatan, menyipitkan netranya, cahaya matahari yang terik sedikit menghalangi pandangannya.

Nisa terkejut. Benar-benar terkejut. Pria yang berdiri di sampingnya adalah Manusia Kutub. Ya, Farhan. Si Dosen Tampan dengan segudang sifat menyebalkan.

Nisa menyengir lalu berdiri.

"Eh, Pa....Pak Farhan. Ada perlu apa Pak disini?," Nisa mencoba bicara setenang mungkin. Jujur sekarang tubuhnya menegang. Ia berdiri kaku. Takut jika setelah ini ia akan kena hukum akibat Farhan yang mendengar umpatannya tadi.

"Bukan urusan kamu," jawab Farhan dingin.

"Ih, serem. Harus hati-hati nih," gadis itu bermonolog dalam batin.

"Assalamualaikum....," sambung Farhan lalu melenggang pergi.

Nisa terbelalak sejenak. Netranya memerhatikan punggung Farhan yang semakin menjauh.

"Hufftttt.....selamaaat......," gadis bermanik kopi itu menghembuskan napas lega. Ia beranjak dari tempatnya, memilih untuk pulang. Sebelum itu, ia menyempatkan menoleh kebelakang, melihat ke dalam Masjid, manik kopinya berkelana mencari sosok yang beberapa hari ini tidak pernah ia dengar lagi suaranya.

"Kemana Laki-laki Ar-Rahman itu?," Nisa tampak berpikir. Menerka-nerka apa yang terjadi dengan pemuda itu. Tanpa ia sadar, pikiran negatif telah menghantuinya. Nisa menggelengkan kepala kuat, mengusir jauh kemungkinan-kemungkinan buruk yang bodohnya selalu terpikirkan olehnya. Entah sejak kapan gadis itu semakin candu dan selalu khawatir dengan keadaan Laki-laki Ar-Rahman yang bahkan sampai sekarang identitasnya masih misterius. Pria asing. Namun dapat membuat Nisa merasa tenang hanya dengan mendengar suaranya.

🍁🍁🍁

Dalam perjalanan pulang, netra gadis itu tak sengaja menangkap sosok tak asing tengah memberi sebungkus nasi kepada ibu-ibu pengemis di bawah lampu merah. Pakaiannya yang formal dan gestur tubuhnya yang familiar membuat Nisa memicingkan mata.

Apa ia tidak salah lihat? Gadis itu mengucek-ngucek matanya.

Dan benar.

Orang itu adalah Farhan, si Dosen Menyebalkan.

Nisa setengah terkejut, seperti tidak memercayai apa yang ia lihat. Tanpa disadari bibir Nisa sedikit terangkat, menampilkan segaris senyum tipis. Nisa sendiri tidak tau mengapa ia tersenyum dan untuk apa. Mungkin hatinya terharu, karna ternyata di balik sosok Farhan yang dinginnya minta ampun tersimpan sisi baik yang jarang atau bahkan tidak diketahui orang lain. Pria itu selama ini menutupinya. Selalu ada alasan dibalik perubahan sikap seseorang.

Lantunan Ar-Rahman(Slow Update!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang