~RAJA dihati RATU~
.
A story by prasastitrisnaa
Follow my social media account
Instagram : prasastitrisnaa
Facebook : prasastitrisnaa
(。♡‿♡。)
Jarum jam di dinding menunjukkan waktu 21.00. rasa cemas seseorang yang kini tengah dilanda kekhawatiran itu terlihat jelas dari ekspresi wajahnya. Karena sangat cemas, ia pun memutuskan untuk menelepon seseorang. Diambilnya handphone diatas meja dekat televisi dan segera ia membuka sebuah aplikasi berwarna hijau berlogo panggilan. Lalu dicarinya kontak seseorang dan bergegas untuk meneleponnya.
“Halo, Bun. Assalamualaikum,” sapa seseorang dari sebrang telekomunikasi tersebut.
“Halo, Gam. Waalaikumsalam,”
“Kenapa Bun? Kok tumben jam segini nelpon Agam,”
“Bunda mau nanya, Vida sama kamu, nggak?” Tanya seseorang itu yang ternyata adalah Kinasih, Ibu Revida.
“Lah, Revida kan udah pulang dari sejam lalu, Bun. Emangnya Revida belum sampai?”
“Belum, Gam. Bunda jadi khawatir, soalnya Bunda telponin gak diangkat sama Vida,” jelas Kinasih pada Agam.
Terdengar helaan nafas kasar dari sebrang sana, lalu Agam berkata, “Ya udah, Bunda jangan khawatir. Sekarang Agam on the way nyari Vida dulu, ya, Bun,”
Disisi lain Kinasih mengangguk pelan dan membalas ucapan Agam. “Hati-hati ya, Gam. Maaf, Bunda jadi ngerepotin kamu, nih,” ujar Kinasih pada Agam.
“Ya nggak, lah, Bun. Vida kan udah Agam anggap adik sendiri. Ya udah, Agam tutup dulu ya, Bun. Assalamualaikum.” Belum sempat Kinasih membalas ucapan Agam namun sambungan telepon itu sudah terputus.
Kini, Kinasih hanya mondar-mandir tak karuan dan berdoa dalam hati agar Revida anaknya tidak apa-apa. Ia juga berdoa agar Agam dilindungi juga, karena walau bagaimanapun Agam telah ia anggap sebagai anak sendiri sejak dulu.
Dan dilain tempat Agam pun kebingungan menghubungi Revida. Hal ini karena sedari tadi ia menghubungi Revida namun tak kunjung mendapat balasan.
Vi, lo dimana?, gumam Agam lirih.
(。♡‿♡。)
Perlahan kelopak mata seseorang yang kini tengah terbaring di brankar sebuah ruangan bernuansa putih pun terbuka. Lalu ia mengerjapkan mata beberapa kali untuk memperjelas penglihatannya. Saat ia menoleh kekiri didapatinya seorang ibu-ibu. Mengerti bahwa seseorang itu telah siuman, ibu itu pun menghembuskan napas lega.
“Saya dimana?” tanyanya kepada ibu tersebut.
“Neng di klinik, tadi neng pingsan saat menolong saya. Makanya saya bawa neng kesini sebagai ucapan terimakasih saya pada Eneng,” jelas ibu tersebut.
Pantas saja seseorang itu familiar dengan wajah ibu itu, ternyata itu adalah ibu yang ditolongnya tadi. Lalu seseorang itu bertanya kepada sang ibu.
“Bu, motor saya dimana?”
“Oh, kalau itu tenang, Neng. Tadi ibu sudah minta tolong sama bapak-bapak yang lewat jalan itu buat urus motor Eneng. Sekarang motor Eneng ada di parkiran klinik.” seseorang itu hanya ber-oh ria saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJA dihati RATU
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Aku selalu berharap bahwa kamu akan datang Datang kepadaku Dan memberiku sebuah kepastian Mengenai tergantungnya sebuah hubungan Aku tidak dapat untuk mengakhiri Karena pada dasarnya Aku mencintaimu sampai detik...