Chapter 7 : Mahanta dan kesimpulan

292 34 1
                                    

   Bulan tampak semakin terang, hawa malam terasa amat dingin, tubuh gadis itu gemetar, takut akan kesendirian. Pria didepannya memandang tajam dirinya seakan ingin membunuhnya sesegera mungkin.

   "Cih hanya seorang gadis dari dua keluarga itu? Kau bukanlah pria jadi mana mungkin kau kuat, kau adalah gadis yang lemah!" seru pria itu dengan kesal.

   "Siapa yang kau sebut lemah?" tanya gadis itu dengan wajah yang mengelap, netra matanya berubah menjadi merah gelap, tubuhnya tak gemetar lagi tak ada rasa takut disana ia benar-benar marah.

   "Kau menghinaku! Kau menghina keluargaku!" serunya lantang sambil melemparkan pisau kecil.

   Pria itu menghindar dengan lihai, ia ingin berucap sombong pada gadis itu namun gadis tersebut menghilang membuatnya terbelalak tak percaya, kemana gadis itu?

   "Namuku Felicia Amira Lashira Avram Abqary Ishan, aku putri pertama, anak kedua Avram, aku generasi kesekian Abqary dan Ishan, posisiku di Abqary 4 dan 2 di Ishan. Dan dikeluargaku tak ada yang lemah!" seru gadis itu, Felicia berbisik tepat ditelinga pria itu lalu meninjunya keras membuat pria tersebut teperental jauh.

    "Keluar dari tubuhnya," ucap Felicia dingin memerintah.

   "Khukhu, aku belum selesai kenapa aku harus keluar dari tubuhnya? Lagian dia yang dikorbankan untukku, jiwanya aku akan memakan perlahan," ucap pria itu terkekeh.

   "Apa yang kau ucapkan bajingan?! Aku memerintahkanmu keluar dari tubuhnya!" seru Felicia dengan marah.

    "Benar-benar kau hanya kuat karena kekuatan permata itu," ucap pria tersebut remeh.

   "Jangan menghinaku! Rendahan sepertimu tak pantas berhadapan dengaku!" seru Felicia dengan mata yang berubah merah terang.

    "Siapa yang kau sebut rendahan! Aku Mahanta pria paling kuat dimasaku! Aku adalah pengikut setia yang mulia Mahabala dan gadis lemah sepertimu menghinaku! Kau tak lebih dari keturunan tak tau malu Scarlet!" seru Mahanta marah.

   "Tutup mulutmu bajingan! Kau baru saja menghina buyutku!" seru Felicia meninju rahangnya ia benar-benar termakan emosi saat ini.

    "Kau melukai dia terlalu banyak bukan? Darah kebangsawaan tak lagi berpengaruh dimasa ini, jadi apa aku harus menghormatimu? Tidak! Aku tak akan pernah hormat padamu!" seru Mahanta.

   "Aku tak memintamu hormat padaku, katakan siapa yang membawamu!" seru Felicia.

    "Kenapa aku harus mengatakan jika aku datang karena dipanggil orang-orang itu? Juga keturan dari Yang Mulia Mahabala, ap-apa yang baru saja aku katakan? Sihir apa yang kau gunakan p**ac*r!" seru Mahanta penuh penghinaan.

   "Siapa yang kau sebut p**ac*r! Aku akan memusnahkanmu kini!" seru Felicia marah.

    Ia memegangi tangan Mahanta yang menggunakan tubuh Aryan, mulut Felicia mengucapkan sesuatu, membuat pria itu terguncang dan berteriak. "Kau hanya kuat dimasamu bukan dimasa kini."

    "Arwah dari masa lalu tak bertahan lama di sini, mereka ada di dunia berbeda dan akan tetap begitu bila mereka memaksa mereka akan hangus dan hangus tak tersisa, Mahabala sudah hangus dari dulu," seru Felicia dingin.

I Am Felicia (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang