Hari ini, hari pernikahan Khalista dan Xavier. Setelah sekian lama, Alka mendatangi teman teman dari masa lalunya. Bukannya sombong, namun kondisi studinya mengharuskan ia untuk berada di luar kota. Alka baru saja menyelesaikan sidang tesisnya, sehingga ia memiliki banyak waktu luang untuk menemui teman-teman SMA-nya tersebut.
Namun, di mana mereka? Alka belum melihat teman temannya tersebut. Segera ia mengirimi pesan pada group line.
'Guys, pada dimana lo pada?? Gue udah di depan gedung nih'
Tidak ada respons.
Drrt.. Drrtt..
'Hallo?'
'Ka, gue udah di dalem. Masuk aja.'
'Eh, upacara adatnya udah mulai, Lex. Penuh. Agak sulit nih nemuin Lo'
'Gue angkat tangan deh, keliatan nggak?'
'Lo pendek, masih kalah sama ibu ibu yang make heels 7 cm'
'Heh kita udah dewasa, lo masih kurang ajar'
'Iya iya, cepet elah sekarang lo di mana?'
'Yaudah gue ke belakang deh, soalnya posisi kita agak tengah'
'Oh lo udah bareng anak anak?'
'Iya, ini ada Dheo.'
'Lah yang lain mana?'
'Kan Khalista sama Xavier nikah bego.'
'Ka, gue udah liat lo. Diem sono, gue jemput'
Alex, sudah berubah. Dengan balutan jas hitam lengkap dengan dasi, sepatu hitam mengkilap, dan tak lupa rambutnya yang sudah rapi diberi gel rambut. Alex terlihat berbeda dari sosok yang Alka kenal 9 tahun lalu. Meski kurang ajarnya masih tetap sama.
"Ngeliatinnya gitu amat Bos, gue ganteng ya?" Tanpa hallo atau sapaan basa basi menyambut seseorang yang sudah lama tidak ditemui, Alex malah membuat Alka dongkol.
"Mending gue pulang kayanya." Alka membalikkan badan dan bergegas melangkah keluar. Tangan Alex mencegah hal tersebut terjadi. Ia lalu menarik Alka untuk menemui Dheo.
"Dheo apa kabar Lo? It's been awhile. Kangen gue !" Alka refleks memeluk Dheo, teman yang sudah 3 tahun ini tak ia lihat. "Gue juga Kaa, sombong ya Lo, gak pernah tuh inisiatif ke Bandung nemuin kita." Dheo membalas pelukan Alka.
Jujur Alka senang dapat berkumpul dengan sahabatnya tersebut. Rasanya, kini ia pantas bersanding dengan ke-empat sahabatnya tersebut setelah melawan rasa insecurity-nya. Selama tiga tahun, Alka tidak mengunjungi Bandung. Orang tuanya memutuskan pindah ke pedesaan setelah pensiun ayahnya tiga tahun lalu dan Alka melanjutkan studinya di Semarang.
Dheo, Alka, dan Alex menaiki pelaminan, "Kakal, lo cantik banget sumpah ! Ier juga, ganteng banget ! Selamat atas pernikahan kalian ! Semoga jadi keluarga bahagia dunia akhirat ! Kangen gue sama Lo pada." Ujar Alka sambil memeluk keduanya.
"Gue kangen lo juga gilaa !! Makasih doanya sayang, lo juga berhak buat bahagiaa!" Khalista menyambut pelukan Alka.
"Lo emang sengaja ya jauhin kita !! Susah banget ketemunya." Kini Xavier membalas pelukan Alka. "Iya iya tar gue ga ngilang lagi deh !"
"Alka, makin cantik aja nih sayang. Kapan nyusul Khalista?? Masih sendiri sendiri aja nih." Ujar Tante Dara, Mama Khalista.
Alka pun tertawa, "Hehe iya nih tante. Do'ain ya semoga Alka cepet nemu jodoh."
"Iya, tante do'ain. Jodoh emang gaada yang tahu Ka, siapa tahu kaya Khalista, jodohnya orang deket."
Suasana resepsi pernikahan pun meriah, tamu-tamu undangan banyak berdatangan. Beberapa kali Alka bertemu dengan teman teman SMA-nya dahulu. Xavier masih lengkap dengan baju pengantinnya menaiki panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
-365.
Teen FictionBagaimana jadinya jika kau dikutuk untuk tidak dapat mencintai satu orang pun selamanya?