40.🎡-Akhir dari semua

74 4 0
                                    

🎡Kalo capek, stop. Diri lo sendiri juga butuh istirahat🎡

Alaska dengan cepat menginjak pedal gas setelah meminta Kafeel dan Keanu membawa Athifa ke rumah sakit terdekat dari Cafe, ia memisahkan diri dengan keduanya. Pikiran nya juga terbagi pada Anggun yang juga dalam bahaya saat ini! Pesan yang dia anggap hanya semacam ancaman selewat ternyata bukan hanya, namun menyesal bukan waktu yang pas saat ini.

Alaska menyetir seperti orang kesetanan, pikirannya tak bisa fokus, tidak boleh ada yang kena imbas dari kebodohan nya. Dua gadis yang dengan ringan menarik pelatuk pistol lalu mengenai lukisan yang sekaramg Alaska curigai menjadi dalang dibalik semua ini, ia bersyukur karna peluru kali ini tidak mengenai area jantung, seperti perkatannya saat itu.

Selesai memarkirkan motornya, ia berlari cepat menuju kamar Anggun.

Bunda nggak apa-apa, gue cuman mau itu, jerit batin Alaska.

Dengan kasar ia mendorong gagang pintu pertama yang akan mengantarkan Alaska pada jejeran pintu-pintu kamar pasien rumah sakit. Saat membuka pintu kamar Anggun, Anggun tidak ada di atas kasurnya, Alaska berlari mengetuk pintu kamar mandi. Tidak ada sahutan!

Jantung Alaska semakin berdegup kencang, ia keluar dari kamar lalu mencari perawat yang berada di samping pintu pertama.

"Pasien atas nama Anggun! Dia dimana?!" seru Alaska tak sabar.

Perawat yang di tanya oleh Alaska menoleh pada teman sebelahnya, lalu kembali menatap Alaska, "pasien lagi di bawa keliling taman" jelas nya.

"Siapa yang bawa pasien keliling?"

"Bapak atas nama Kahfi, dia bilang, dia kerabat pasien"

Mendengar pernyataan perawat, Alaska segera berlari menuju taman. Saat melihat Anggun sedang duduk di atas kursi roda dengan Kahfi yang duduk di bangku taman, Alaska mendekatinya.

"Alaska kaget, bunda nggak ada di kamar" ujar Alaska, ia menyembunyikan rasa khawatirnya.

Anggun tersenyum simpul melihat Alaska yang berdiri di sebelah kursi rodanya, "Om Kahfi mau ngomong sesuatu, sekalian bunda cari angin. Kamu keringetan gini, abis darimana?" sahut Anggun.

"Nyari bunda, Alaska takut bunda kenapa-kenapa" tutur Alaska.

"Al, besok kamu ke rumah keluarga Shaquille ya, nak. Kasian keluarga kamu, pasti kangen sama kamu" ucap Anggun tiba-tiba, tangan nya terulur mengusak rambut tebal Alaska.

Pandangan Alaska langsung mengarah pada Kahfi yang tengah mengotak-ngatik ponselnya, "Alaska mau ngomong sama om Kahfi, bunda balik ke kamar ya sama suster" pinta Alaska.

Alaska berjalan mendekati perawat yang sedang melewati taman, "Boleh tolong anterin ibu saya ke kamarnya? Saya ada keperluan mendesak. Tapi kalo bisa temenin bunda saya di kamarnya"

"Ah, boleh kak" perawat yang Alaska mintai bantuan mengikuti langkah Alaska yang kembali mendekat pada Anggun.

"Bentar ya? Bunda tunggu di kamar, kalo ada apa-apa panggil suster atau telpon Alaska. Nanti Alaska balik ke kamar lagi" ujar Alaska yang dibalas anggukan kecil dari Anggun.

Anggun pergi dengan perawat di belakang nya, setelah kepergian Anggun, Alaska duduk di sebelah Kahfi.

"Kenapa om Kahfi chat dan bilang tentang ini sama kak Athifa? Sama bunda?" tanya Alaska.

Athifa - s e l e s a i -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang