14.Jonas Brother-Sucker

4.8K 464 20
                                    

We go together.

Better than birds of a feather, you and me.

We change the weather.

I'm feeling heat in December when you're 'round me.

I've been dancing on top of cars and stumbling out of bars.

I follow you through the dark, can't get enough.

You're the medicine and the pain, the tattoo inside my brain.

And, baby, you know it's obvious.

I'm a sucker for you.

You say the word and I'll go anywhere blindly.

I'm a sucker for you.

Any road you take, you know that you'll find me.

I'm a sucker for all the subliminal things.

No one knows about you.

And you're making the typical me break my typical rules.

It's true, I'm a sucker for you.

****

*POV Romeo*

Jumat sore sepulang dari rumah sakit, Ian menculikku entah mau kemana.

Kami sudah berkendara selama hampir satu jam dan saat ini kami berada di kawasan pinggiran kota tapi ia belum juga menghentikan mobilnya.

"Mau kemana sih?" Aku bertanya untuk kesekian kalinya.

"Rahasia." Jawabnya dengan senyum terkembang, untuk kesekian kalinya juga.

"Kamu mau bunuh aku trus mayatnya dibuang ke hutan?" Aku bertanya asal.

"Hampir benar." Jawabnya sambil menahan tawa.

Aku melotot ke arahnya. Serius dia mau bunuh aku?

Ian tertawa kencang.

"Yang bagian bunuh membunuh itu salah. Mana mungkin aku bunuh malaikat seindah ini." Jawab si tukang kerdus.

Aku bersedekap, malas menanggapi gombalannya. Ian mengambil sebelah tanganku dengan tangannya yang tidak memegang setir.

"Jangan ngambek dong, buna sayang. Bentar lagi nyampai kok. Nggak tahu sih buna bakal suka apa nggak tempatnya, semoga suka." Kata Ian sambil menolel pipiku dengan tangan kami yang saling tertaut.

Aku hanya meliriknya sedikit, pura pura ngambek.

"Kemana sih?" Aku bertanya lagi.

"Piknik." Ian menjawab sok misterius.

Piknik kemana? Keluar kota?

Lah, aku aja nggak bawa apa-apa. Baju yang melekat ini, sama sling bag isi hp dan botol minum.

"Tapi aku nggak ada persiapan apapun. Kamunya nyulik gini." Aku kembali protes.

"Aman buna. Aku udah siapin semuanya. Buna siapin hati aja, biar bisa jatuh cinta sama aku." Kata Ian lagi.

Hadeh.

"Bisa nggak sih nggak gombal bentar aja?" Omelku galak.

"Siapa bilang aku gombal, orang lagi serius kok."

"Bodo, aku mau tidur." Kataku cepat lalu memejamkan mata.

"Bentar lagi sampai buna, jangan bobok dulu. Atau nanti mau aku gendong didepan banyak orang? Aku sih nggak keberatan."

WAY BACK INTO YOU (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang