pagi hari di tengah musim panas adalah yang terbaik, matahari belum terlalu tinggi menampakkan dirinya sehingga suasana panas yang khas terjadi di musim ini belum terasa menyiksa. di ibukota macedonia sendiri, sudah ramai lalu-lalang orang dan aktivitasnya di pasar rakyat.
doyoung berjalan menuju sebuah kamar di lantai atas, tungkai panjangnya menaiki satu per satu anak tangga tersebut. rencananya pagi ini ia ingin mengajak seseorang untuk berkuda keliling alun-alun kota. kamar yang didatangi doyoung berada di ujung koridor lantai dua, dekat dengan perpustakaan.
pintu ruangan itu masih tertutup rapat, terkunci dengan aman, sehingga kemungkinan besar si penunggu kamar masih tidur atau sedang mandi.
"jaemin, kau di dalam?", ucap doyoung dari luar.
tidak ada sahutan, sepupu manisnya itu tipikal orang yang sangat sensitif terhadap suara jika dalam posisi tidur. hanya pekikan kecil bahkan buku jatuh dari atas meja dia akan terbangun dan tidak bisa tidur lagi, maka dari itu jaehyun memberinya kamar spesial di lantai dua yang hanya berisi perpustakaan dan ruang diskusi pejabat.
diketuknya pintu kayu itu dengan keras, karena sepanjang koridor hanya terdapat tiga ruang yang tertutup rapat dan sisanya hanya berupa dinding membuat suara gebrakan tangan doyoung menggema ke seluruh sudut lantai dua.
"kau ini sangat berisik ya hyung"
jaemin tiba-tiba saja sudah berada di belakang doyoung, menenteng berlembar-lembar papirus kuno yang diikat dengan tali kulit berwarna cokelat. mukanya segar dan penampilannya sudah rapi, rupanya si manis ini sudah mandi pagi-pagi sekali.
doyoung mengelus dada, tadi dia sempat kaget saat suara jaemin terdengar di telinganya, sejujurnya ia selalu takut jika berada di bagian istana yang ini. lantai dua biasanya hanya dikunjungi sesekali, yang paling sering datang kemari adalah jaehyun yang hobi membaca.
"ayo kita pergi.", ujar doyoung yang kini mengelus helai raven milik jaemin. semakin bertambah tua nyatanya lelaki na itu terlihat lebih androgini, efek didikan dari ibu haechan.
"kemana hyung?"
"kita akan berkuda, sampai lelah."
anggukan dari yang lebih muda membuat doyoung mengembangkan senyumnya, setelah jaemin menyimpan semua papirusnya di dalam kamar mereka lalu melesat menuju kandang kuda kerajaan. sebuah bangunan dengan bilik yang penuh dengan kuda, kecuali satu bilik milik apollo yang sampai sekarang ini belum juga kembali ke macedonia.
"kau akan mengajak siapa hyung?", jaemin telah mengeluarkan satu kuda berambut emas yang bernama agape. kuda jantan yang gagah dan tegap itu sudah dirawatnya sejak 1 tahun yang lalu, diberikan secara cuma-cuma oleh ratu helen sebagai tanda terima kasih karena jaemin sanggup mencegah meletusnya peperangan roma-yunani.
lelaki yang lebih tua memilih untuk membawa seekor kuda hitam bernama hypatios, pimpinan semua kuda jika beriringan saat perang.
"tentu saja hypatios, dia kan belahan jiwaku."
"terserah kau lah hyung."
kedua laki-laki itu kini menaiki kuda masing-masing, memacu hewan berambut panjang itu untuk keluar dari istana, menyusuri jalanan ibukota yang dipenuhi rakyat penuh sukacita. lambaian tangan dan sapaan hangat dari para penduduk mengiringi perjalanan doyoung dan jaemin, membuat hati mereka menghangat karena kembali merasakan dicintai sejak terbuang dari kampung halaman.
jarak antara istana dengan alun-alun itu dekat, kini mereka sedang duduk di bawah pohon buah tin, berteduh dan menikmati semilir angin pagi.
"kau rindu korea, hyung?",tanya jaemin pada doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Palace | Nomin☆
Фанфикnomin ancient greek content! jeno kecil tahu, rasa aneh menggelitik ketika melihat jaemin tersenyum itu salah. tapi jeno dewasa tidak mau tahu, selama ia masih bernafas, selama ia belum ditarik kranos ke neraka, ia akan tetap menjaga laki-laki itu d...