±15. Berakhir

508 34 6
                                    

Kemarin sudah dua kelompok yang menyelidiki kasus. Dan rencananya si Hansol ingin membuat satu kelompok lagi. Berartikan dari 21+6 orang, dibagi 3 kelompok.

Kelompok satu berisi 5 orang, kelompok dua berisi 7 orang, dan berarti sisa dari 27 anak akan masuk kelompok tiga.

Tapi, Hansol mikir lagi—kalo 27 kurang 7 tambah 5 anak sisanya kebanyakan untuk satu kelompok, maka dari itu dia pun (pada akhirnya) memutuskan untuk membuat dua kelompok lagi. Jadi, total kelompok ada empat.

Kelompok pertama

Lucas, Johnny, Jaehyun, Taeyong, Yuta

Kelompok dua

Renjun, Haechan, Mark, Jeno, Amanda, Salma, Moza

Kelompok tiga

Yangyang, Hendery, Taeil, Winwin, Nawal, April, Dewi

Kelompok empat

Xiaojun, Jungwoo, Jaemin, Kun, Chenle, Jisung, Ten

(Mon, maap. Itu gua sumpah dah keder nama-namanya. Ten, Chenle, Jisung, maapkan daku yang sempat melupakan namamu di daftar 😭)

➖🔹➖

Kelompok satu;Kasus kakek cangkul

Kelompok dua;Kasus nenek gayung

Kelompok tiga;Kasus kuntilanak

Kelompok empat;Kasus Gunderuwo

➖🔸➖

"Seriusan, lo?!" Renjun natep tajam orang di depannya. Seorang cewek yang dandanannya nyetrik banget.

Orang itu muter mata males. "Ya, menurut lo aja gua ngapain di sini, hah?! Ngintilin lu pada doang, gitu?! Dih, ogah banget!" orang itu mendelik, lalu melenggang—berjalan terlebih dahulu.

"Nama lo siapa?" tanya Amanda.

"Eliza." jawab orang itu—yang lagi-lagi diketahui sebagai Doraemonnya mereka; kelompok dua.

"Terus sekarang mau ke mana?" tanya Mark.

"Ikutan aja. Aman pokoknya," ujar Eliza.

"Sampe nyasar atau lu macem-macem, awas aja, ya!" ancam Renjun.

"Gak kebalik? Seharusnya yang harus lu hati-hatiin itu temen lu yang keling!" sinis Eliza.

Renjun menoleh—menatap 'teman' yang dimaksud Eliza.

"Neng, neng. Tau gak perbedaan buaya sama kamu?" Haechan naik-turunin alisnya.

"Ha? Apaan sih!" Amanda yang risih, menatap malas Haechan.

"Perbedaan buaya sama—"

"Perbedaan buaya sama elu gak ada! Sama-sama satu spesies—buaya! Elu buaya daratnya!" celetuk Renjun, lalu menggeplak kepala Haechan.

"Allahu!" Haechan yang digeplak kaget.

"Udah apa cepetan. Keburu makin sore nih!" seru Eliza.

ᴷᵃᵐᵖᵘⁿᵍ ᴹᵉʳᵃʰ ᴶᵃᵐᵇᵘ || ᵒᵗ²¹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang