🔹🔸🔹Pauvre Enfant
.
.
Nana sedang duduk di kursi ruang tunggu dengan gusar, pasalnya sang anak sedang dalam penanganan sekarang. Dan menurut informasi yang tadi ia dengar Jin kehilangan banyak darah akibat benturan di kepalanya.
Ia tak habis pikir, apa yang orang itu pikirkan hingga ia tega mencelakai anaknya, padahal ia bahkan tak tahu bagaimana sifat anak itu. Baik atau buruk. Dan Nana juga menyesal karena mengambil resiko membawa Jin ke studio, ia bahkan tak tahu bahwa akhirnya akan seperti ini.
" Mommy/Sayang." panggil Ji Goon dan anak-anaknya.
Ji Goon langsung memeluk Nana lembut. Ia pasti sangat terpukul dengan kecelakaan yang Jin alami.
" Bagaimana keadaan Jin mom?" tanya Namjoon pada ibunya.
" Kabar terbaru Jin kehilangan banyak darah Joon." ucap Nana.
Mendengar itu, mereka pun gusar. Adik kesayangan mereka sedang dalam keadaan tak baik-baik saja. Tinju saja mereka karena tak becus menjaga Jin.
Cklek..
Pintu terbuka dan menampilkan seorang dokter dengan wajah lelahnya. Ia menghampiri Ji Goon dan Nana.
" Bagaimana uisa?" tanya Nana.
Dokter itu menghela nafasnya berat.
" Sempat kritis. Namun kami sudah menanganinya. Terjadi gegar otak ringan. Ketika bangun, jangan berikan dia hal yang berat dulu..." ucap dokter itu.
" Saya permisi.." Dokter itupun pamit pergi.
Tak lama blankar Jin pun dibawa ke ruang rawat biasa. Bisa dilihat, anak itu sangat pucat. Dan sungguh ini pemandangan yang sangat mengerikan bagi mereka.
.
.
Nyatanya Jin tak baik-baik saja. Lihatlah, ia masih betah tidur di ranjangnya. Bahkan ini sudah hari ke-4, namun Jin masih saja tidur seperti sedang hibernasi saja.
Soal pelaku, diketahui ternyata pelaku mengalami gangguan jiwa dan terobsesi penuh pada Nana, hingga ia pun tak suka Nana dekat dengan orang lain. Dan saat itu ia menyamar sebagai pelayan untuk mencelakai Jin, hingga Jin berada di tempat ini tentunya.
Tak disangka, kejadian ini menuai banyak simpati fans-fans Nana. Mereka bilang mereka menyukai Jin dan suka kalau Jin menjadi partner Nana dalam pekerjaannya. Entah itu di dunia modeling, atau film sekalipun. Menurut mereka Jin sangat imut dan lucu, juga poin utamanya dia cerdas.
Tak jarang, jika ada pasien Rumah Sakit yang tahu dan suka pada Nana, mereka akan menjenguk Jin dan mendoakan anak itu supaya cepat sembuh.
" Sayang.. Bangun lah nak. Apa kau tak rindu mommy?" Nana menggenggam erat tangan mungil Jin. Sambil mengusak kepalanya, Nana menangis dalam diam.
" Mommy.." panggil Jungkook pada ibunya.
Nana menoleh dan mendapati Jungkook dan Laun yang baru saja pulanag dari sekolah mereka.
" kalian tak pulang nak. Kalian pasti lelah." ucap Nana.
" Aku rindu uri saengie.. Dan laun juga rindu pada Jin." ucap Jungkook.
Sang ibu mengisyaratkan Jungkook agar mendekat dan menyapa Jin. Siapa tahu Jin merespon mereka.
" Saeng.. Bangun lah.. Kookie hyung rindu.." ucap Jungkook sambil mengecup pucuk kepala Jin.
" Kau kan janji mau main sama hyung.. Bangun ya sayang.. Jangan tidur terus.." itu Laun.
Nana tersenyum melihat dua remaja yang tampak sangat merindukan adik nakal mereka. Mungkin benar, senakal-nakalnya seorang anak, tetap saja, ketika ia sakit akan rindu pada kenakalannya juga. Contohnya yaa.. Jungkook dan Laun ini.
Tak lama Nana merasakan sesuatu yang bergerak pada genggaman tangannya, ia menatap intens pada kelopak mata Jin yang mulai terbuka. Ia siuman.
" M-mommy.." panggil Jin dengan suara lemahnya.
" Mommy disini nak.. " ucap Nana. Ia mengeratkan genggaman tangannya pada Jin. Sementara itu Jungkook heboh dengan sadarnya Jin dan langsung menghubungi saudaranya dan juga ayah mereka agar bisa segera kesini.
" Sayang.. Ada yang sakit huh?" tanya Nana. Jin mengangguk pelan.
" Cakit.. Kepaya Njin cakit mom.." ucap Jin.
Dan saat itu juga Laun dan Jungkook langsung berlari keluar mencari dokter, mereka lupa saja kalau ada tombol darurat di atas ranjang Jin.
" Mommy panggilkan dokter yaa.. Jin bertahan.." ucap Nana menguatkan.
.
.
Ji Goon dan ke-5 anaknya yan lain pun langsung menuju ke rumah sakit saat mendengar Jin sudah siuman. Mereka bahkan langsung meninggalkan pekerjaan dan kulian mereka karena rasa bahagia mereka.
Saat masuk ke ruang rawat Jin ke-6 pria beda umur itu langsung sumringah ketika melihat Jin yang ada dalam pangkuan Nana.
Ya, beberapa menit sebelumnya Jin sempat rewel dan ingin di gendong oleh Nana. Alhasil Nana harus naik ke ranjang rawat Jin dan memangku anak itu di persilangan kakinya.
" Papa.. Yungie.." ucap Jin dengan suara khasnya. Ji Goon langsung mengambil alih Jin dan menggendongnya dalam dekapan Ji Goon. Ia bahkan lupa bahwa Jin masih memakai selang infusnya.
Plakk..
Tanpa ampun, Nana memukul tangan Ji Goon. Dan yang di pukul pun sedikit meringis.
" Jangan gegabah.. Lihat. Infus Jin ada darahnya.." ucap Nana.
Ji Goon pun mengembalikan Jin pada ibunya.
Jin tertawa saat ia melihat raut wajah menyedihkan ayahnya.
" Papa dimayahi.." ucap Jin.
Dan gelak tawa pun langsung terdengar di dalam ruangan itu. Jin yang baru sadar bahkan membawa banyak kebahagiaan dalam hidup mereka.
" Njin cayang mommy, Papa dan Yungdeuy.." ucap Jin. Dan yang lain pun hanya tersenyum.
🔹🔸🔹 END........?
MASA???!!!!
😄😄😄 Udah End ya??
Becanda ding.. Author mau bikin book baru nih setelah Pauvre Enfant selesai..
Jangan Lupa baca yaa..
Author tunggu VoMent nya nanti..
See you..😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Pauvre Enfant { Complete }
DiversosDia adik kami.. Meski nyatanya kalian tak menganggap dia anak kalian maka tak apa.. Diaa tetap adik kami..