Guys, quick words!
Mulai hari ini gue putuskan untuk mengupdate sekitar 4-5 hari/chapter. I supposed, karena jadwal tidak terlalu sibuk, i could use some of my freetime to write.
Udah itu aja.
Lanjut.
________________________________________________________
Di rumah yang private, timbullah suatu kerusuhan yang dapat menciptakan perang dunia ketiga.
"ZEDIOOOOO REMOTT TVNYAA MANAA!"
Suatu rumah yang elegan dan mewah, seluruh barang tertata rapi. Yang tidak rapi adalah makhluk yang menempati tempat itu.
Zedio berlari sekencang mungkin dari seekor macan yang mengejarnya. Ia mengangkat sebuah remot lalu tertawa.
"Ck Ck Ck Siniii macan imutt..."
Ucapan Zedio sukses menyulu emosi sang 'macan'
"ZEDIOO SINI REMOTNYAA!"
"Awww si macan imut mau remot! UwU Banget tau" Ejek Zedio mengerjai adiknya itu.
Dhea stop dari kejar-kejarannya. Ia tersenyum dalam diam.
"DIYAAAAAAAAA ALIANSIIIIIIII" Teriak Dhea di penjuru rumah. Bahkan pelayannya saja pusing melihat mereka bertiga.
Seorang gadis yang lebih kecil dari Zedio dan Dhea datang dengan wajah yang sudah dilengkapi make up bercak hitam, memperlihatkan dirinya seperti siap berperang. Seorang gadis, anak terakhir Green Family, dipanggil 'Diya' itu datang.
Zedio mulai panic. "Oh no! Mereka beraliansi."
Dhea dan Diya tersenyum miring. "Okay, Diya. Tugas lo kejar dia dari samping kiri 50° dari sofa papa. Dan pas dia terjebak, gue nanti langsung serang dia dari kanan. OK?"
"Aku gak tau apa yang lo baru bicarakan, kak, tapi gue siap!"
Dhea dan Diya tersenyum. "GO MACAN!"
Zedio panik melihat kedua saudaranya telah beraliansi melawannya. Kemudian ia mendapat ide.
Oh no no no sisters. Kalian belum boleh menang dari gue. Not today. Batinnya.
Dhea dan Diya mulai berlari dengan dua arah yang berbeda. Zedio berlari dari jangkauan Diya yang saat itu terdekat darinya. Merasa sudah jauh dari Diya, Zedio tertawa senang.
Namun tertawa itu menghilang melihat Dhea dengan wajah macan melompat ke arahnya.
"AAAAAHHH"
GUBRAK
Zedio terjatuh di bawah Dhea. Dhea tertawa.
"DIYAAA AyO CARI BERLIAN KITA!"
Diya dan Dhea mulai menelusuri pakaian Zedio dari baju, celana, rambut, tangan, kantong, dimana mana, namun berlian itu tetap tidak ditemukan.
"Kapten, berliannya tidak ada padanya. Apa yang harus kita lakukan kapten?" tanya Diya kepada Dhea.
Dhea melirik Zedio yang tersenyum menang. Dhea terseyun licik.
"TICKLE FIGHT!"
Seketika rumah itu terpenuhi suara tertawa dari Zedio, Dhea, dan Diya. Pelayan-pelayan yang ada di rumah sesekali tertawa melihat tingkah majikan mereka yang masing-masing berselisih umur 1 tahun, walau sudah pada SMA, namun tingkahnya masih seperti anak kecil.
TING TONG
Itu suara bel rumah.
"PAPA TAMPAN DAN MAMA CANTIK PULANG!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDING
Teen Fiction2 manusia dengan latar belakang yang berbeda. Berapa kemungkinannya mereka bertemu? Yang satu selebriti remaja yang sedang naik, dengan keadaan sempurna, wajah, harta, keluarga, sahabat. Yang satu manusia biasa, tanpa ada istimewanya. Itu yang dipik...