Bab 11

36 10 4
                                    

Siang ini Rama, Abdul, Dirham dan Dani sudah berkumpul di dalam rumah Rama dan Dirham. Membicarakan tentang pembagian saat berjualan takjil nanti. Permasalahannya sekarang adalah karena mereka kekurangan 1 orang. Revan tidak mau lagi hadir, padahal Rama juga sudah biasa saja walaupun masih sedikit kesal.

Rama pun memimpin diskusi ini,

"Nanti aku aja yang beli buah sama sirup ke pasar sama dirham, Dani beli es batu sama sama tempat es dan lain-lain, trus Abdul bawa peralatan buat bikin takjil yang diperlukan ya." Ujar Rama, dan semua pun mengangguk menyanggupi.

Semua di list dalam kertas yang dibagikan satu persatu sesuai dengan yang harus dibawa. Setelah selesai dengan pembagiannya. Mereka belum pulang, melainkan masih menyempatkan untuk mengobrol sebentar.

"Maaf ya, jadinya kalian kebagian bawa barang lebih banyak daripada biasanya." Rama berucap dengan memandang semua temannya.

Dani dengan tegas menjawab, "Kamu gak salah."

Lalu Abdul menambahkan, "Revan juga nda sepenuhnya salah. Dia harusnya mau kita kasih tau, kan saling mengingatkan itu bukan perilaku yang buruk toh?"

Dirham mengangguk, "Iya Dul, tapi ya si Revan aja kalo diingetin gitu. Malah minta kita buat gak peduli lagi sama dia kan? Gak ngerti lagi deh maunya Revan tuh apa."

"Revan mungkin hanya butuh waktu, nanti juga dia akan kumpul lagi kayak biasanya." Ujar Rama.

"Aamiin!" Mereka kompak menyahut bersamaan.

"Eh tapi Zainab udah gak papa kan Dul?" Tiba-tiba Rama menanyakan Zainab.

Abdul tersenyum jahil, "Kenapa kamu jadi nanyain Zainab?"

Dirham dan Dani juga ikut memandangi Rama dengan tatapan ingin tau, sedangkan yang ditatap pun hanya menunjukkan wajah biasa saja.

"Ya aku cuma tanya keadaan Zainab, apa salah?" ucap Rama.

Teman-teman Rama yang lain mengangguk-angguk paham masih dengan pandangan yang mengarah kepada Rama. Rama pun hanya mendengus, kemudian bertanya lagi.

"Jadi gimana Zainab?"

Abdul menjawab cepat, "Zainab baik aja,"

"Syukur Alhamdulillah kalau begitu."

Mereka sebenarnya sudah tau kalau Rama menyukai Zainab, tanpa Rama memberitahu nya sekalipun. Namun karena ingin mendengar pengakuan langsung dari mulut Rama, akhirnya Dani menanyakan nya.

"Kamu suka Zainab ya Ram?"

Rama yang ditanya seperti itu pun langsung kaget bukan main, ia gelagapan. Seharusnya tidak usah seperti itu, tapi kenapa responnya jadi berlebihan seperti ini sih.

Rama mengangguk, kemudian menggeleng. Temannya pun memandanginya bingung.

"Yang bener yang mana sih Ram?" Tanya Dirham.

"Tau nih kamu, yang mana toh? suka apa nda?" Tambah Abdul.

Setelah melalui perdebatan panjang dengan otak dan pikirannya untuk memilih antara mengakui atau tidak. Rama akhirnya memilih untuk mengakui rasa yang ada untuk Zainab, sepertinya Rama suka pada Zainab.

Rama menarik napasnya dalam, kemudian menghembuskan nya perlahan. Ia menatap teman-temannya yang sudah memasang muka ingin tau. "Iya,"

"Iya apa?" desak Dirham geregetan.

"Iya suka," Rama memperjelas.

"Suka siapa?" Giliran Dani yang memancing.

"Suka Zainab," Jawab Rama cepat.

Ramadhan bersama ZainabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang