"Halo, Jim?"
"Seul, rapatnya tak bisa diundur. Apa nanti saja kita ke rumah sakitnya?"
Dan secepat itu juga, senyumnya luntur.
Lucu, bagaimana Jimin dapat mengukir senyumnya dan menghapusnya dalam sekejap.
"Seulgi...?"
"Hah?" Seulgi menyahut kala sadar. "Tapi aku sudah dalam perjalanan ke rumah sakit."
"Kau bisa pulang sendiri?"
"Iya, bisa."
"Sepertinya aku juga akan lembur malam ini. Malam nanti, tidur duluan saja, jangan menungguku."
"Baiklah."
Mengingat jadwal Jimin yang tiba-tiba menjadi sibuk, Seulgi tak punya pilihan lain selain menurut.
Maka disinilah Seulgi berada sekarang. Dalam sebuah ruangan penuh peralatan medis dan dirinya yang terlentang di atas bangsal.
"Bagaimana?"
"Positif hamil."
"Serius positif?" tanya Seulgi masih merasa tidak percaya dari tadi pagu saat di dalam perutnya kini tengah hadir nyawa baru yang menjadi darah dagingnya. Buah cintanya dengan Jimin.
"Apa kau pernah merasakan sakit akhir-akhir ini?"
"Tidak, tapi kadang-kadang wajahku lumayan pucat."
Dokter tampan itu mengangguk paham sebelum kembali tenggelam dalam pemeriksaan pasiennya. Ia menunjukkan bayi yang terlihat di layar monitor, membuat Seulgi terharu melihatnya.
Tak butuh waktu yang terlalu lama untuk ia selesai dan mengajak Seulgi duduk di depan mejanya.
"Berapa usianya?"
"3 minggu menginjak 4 minggu."
Seulgi tersenyum, meskipun akhirnya senyuman itu kembali luntur.
"Di mana Jimin?" tanya Seokjin. Ya, dokter itu mengenal suaminya.
"Dia sedang ada rapat."
"Sibuk sekali sepertinya. Ingat, jaga pola makan dan istirahat. Jangan lupa minum vitaminnya. Jangan sampai stres dan banyak melakukan pekerjaan berat, itu bisa memperburuk kondisi bayinya dan dirimu sendiri."
Dengan tangan menjinjing kantong plastik berisi obat, Seulgi mengacungkan ibu jarinya. "Oke!"
"Nanti bulan depan bisa datang lagi? Kau harus check-up dengan rutin." Seokjin juga menyusul jadwal check-up Seulgi sendiri, "Usahakan Jimin ikut denganmu juga," kata Seokjin agar Jimin bisa ada dan menyampingkan urusan kantornya hanya untuk datang setiap pengecekan kandungan Seulgi berlangsung.
Seulgi menggigit bibir bawahnya, resiko punya suami yang suka sibuk membuatnya tiba-tiba menjadi sedih saat ini. Seulgi tak tahu harus menjawab apa, ia hanya memilih mengiyakan ucapan dokter Seokjin.
Setelah memeriksa kandungan Seulgi, Seokjin bergegas membereskan barang-barangnya. Kim Seokjin akan langsung pulang setelah pekerjaannya selesai.
*
Tepat pukul 1 malam dini hari Jimin baru tiba di apartemen mereka. Jimin baru pulang masih dengan menggunakan setelan pakaian kerjanya.
Satu helaan napas muncul meluncur mulus dari bibirnya seiring kakinya melangkah memasuki apartemen.
Dan pemandangan pertama yang ia tangkap adalah sosok Seulgi yang tertidur di sofa dengan posisi duduk sambil memeluk bantal.
Dengan pencahayaan yang remang-remang dapat Jimin lihat dengan jelas sosok Seulgi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LIES WITHIN
Romance[BOOK: 2] Awal kisah pernikahan mereka sungguh manis, Tuhan mengaruniai pernikahan mereka dengan janin berusia 3 minggu yang tumbuh di dalam rahim Kang Seulgi. Park Jimin selalu berkata bahwa dia sangat mencintai Kang Seulgi, terlebih saat mengetah...