"Arkan ga mau pisah dari ica, bun!" Rengek seorang bocah berusia 6 tahun pada ibunya. Tangis mulai pecah saat sang bunda yang diam dengan memeluk sibocah yang bernama arkan itu.
"Huaaaaaa! Bundaa... Arkan ga mau pisah dari ica..." Arkan masih merengek sampai akhirnya ica, gadi yang sedari tadi menjadi alasan ia tak mau pergi datang. Arkan langsung saja melepas pelukan bundanya ketika melihat ica datang dengan kedua tangannya menggenggam sesuatu.
"Arkan mau pergi?" Tanya Ica ketika sudah berada dihadapan Arkan. Arkan mengangguk dan kembali menangis.
"Nih!" Ica menyodorkan tangan kanannya yang masih tergenggam pada Arkan yang kembali diam dan bertanya "Apa itu?"
Ketia gadis itu membuka genggaman tangannya, sebuah kalung berbentuk setengah hati dengan tulisan 'VE' tersodor untuk Arkan. Mata Arkan sudah berbinar senang mendapatkan hadiah dari sahabatnya itu, langsung diambilnya kalung tersebut dari tangan Ica.
"Ica ngumpulin uangnya selama seminggu loh. Harganya 10.000. Mahalkan? Itu ada dua, satunya buat Ica nanti kalo disatuin.." Ucapan Ica tergantung. Dia membuka tangan kirinya yang juga ada kalung setengah hati dengan tulisan 'LO' dan menggabungkan dengan kalung Arkan. Hingga terbentuknya hati yang utuh dengan tulisan LOVE.
"Jadi gini. Kata kak Lia, ini lambang hati, manusia ga bisa hidup dengan hati separo dan karena Ica manusia Ica ga bisa juga dong hidup separo hati. Kan separonya di Arkan." Lanjut Ica. Kata-katanya membuat Arkan tersenyum menampilkan gigi kelincinya dengan bagian bawah yang ompong."Jadi separo hati Ica ada di Arkan?" Ica mengangguk yakin. "Tapi kalungnya Arkan ngutang loh. Kan harganya 10.000 Ica 5000 Arkan 5000. Arkan ada uang?" Arkan menggeleng sedih. "Nah karena Arkan ngutang, siniin kalungnya." Ica mengambil kembali kalung yang berada ditangan Arkan, lalu gadis itu mengeluarkan bolpoin dikantung celananya. Ia menulis sedikit susah namun masih jelas tulisan itu terbaca. "Kata kak Lia ini tulisannya dibaca UTANG. Karena Arkan masih ngutang sama Ica, jadi kemanapun Arkan pergi Ica bakal tetep nagih itu utang loh! Utangkan harus dibayar, yakan bun?" Yakin Ica pada bunda. Bunda Arkan tersenyum mendengar penuturan gadis kecil itu. Walau kecil gaya bicaranya sudah seperti orang dewasa saja. "Iya. Wajib loh Arkan." Setuju bunda.
"Jadi, kemanapun Arkan pergi Ica bakal nyusul buat nagih utang Arkan?" Pastikan Arkan pada Ica. "Yap! Jadi sekarang gih pergi aja, mau ke ujung dunia kek, tetep aja Arkan terikat utang sama Ica. Dan Ica ga bakal berenti buat ngejar Arkan biar bayar utang!" Jelasnya. Arkan memperlebar senyumnya lalu meminta bundanya memasangkan kalung itu dilehernya. "Ayo bun, Pergi! Ica bakal nyusul kok." Semangat Arkan kembali, tak seperti tadi menangis karena akan berpisah. Dia yakin karena Ica, gadis itu tidak pernah mengingkari semua kata-katanya.
Kenangan itu buyar ketika ketukan pintu yang mengagetkan Arkan yang tengah menggenggam kalung pemberian sahabat kecilnya itu. Dia beranjak dari kasur berniat membuka pintu kamar. Bundanya tersenyum mendapati anaknya sudah siap dengan seragam putih abunya.
"Ganteng banget anak bunda." Puji sang bunda. Arkan tertawa, lalu muram kembali. "Ica juga pasti udah kelas 11 ya, bun?" Tanya Arkan masam pada sang bunda.
"Iya dong, kan kalian seumuran. Oh iya tadi ibunya Ica nelfon bunda. Dia bilang Ica habis ngebuat anak orang bonyok lagi kemarin." Adu sang bunda lalu terkekeh mengingat bagaimana temannya itu bercerita tentang anaknya yang bar-bar seperti pria.
"Ica kayanya lupa soal Arkan deh bun. Ga pernah ngehubungi Arkan. Bahkan waktu Arkan telfon, nomornya sibuk ato ga aktif. Dan kalo Arkan chat, centang satu doang." Arkan tersenyum kecut. Apa benar Ica sudah lupa dengannya? Lalu janji akan hutang yang bakal ditagih bagaimana?
Bunda tersenyum mendengar penuturan Arkan. "SMA kamu itu swastakan?" Tanya bunda, Arkan mengangguk membenarkan. Lalu menggandeng tangan sang bunda agar turun kelantai bawah tepatnya dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS SAHABAT
Teen FictionKadang kalian tidak perlu mencari orang baru hanya untuk jatuh cinta. Bisa jadi orang terdekat kalian itulah cinta sejati kalian. Masuk kedalam hati, pusatkan fikiran kalian. Lalu tanya pada diri kalian sendiri, apakah kalian bersahabat sebagai tema...