∞ Berbeda ∞

1.8K 202 32
                                    

*****

Namjoon masih ingat begitu jelas bagaimana Taehyung yang berlari kearah Jimin ketika ia mengatakan Jimin tidak baik baik saja.

“Jimin kembali kritis Tae.”

Hanya dengan kalimat itu lihatlah bagaimana Taehyung begitu kalang kabut tapi lihat berakhir dimana dia sekarang, ruangan Hyun Joo.

Taehyung malah memutar balik arahnya ketika mendengar jika Hyun Joo sudah sadar, dengan mudah ia melupakan niat awalnya. Sebegitu jauhkah Taehyung dan Jimin sekarang, Namjoon hanya sedikit tidak menyukai itu.

“Hyun-ah…” Hoseok dan Hyun Joo langsung menoleh kearah Taehyung yang masih mengatur nafasnya.

“Hyung…”

Hyun Joo menatap Taehyung bingung namun detik selanjutnya ia tersenyum lalu Taehyung berjalan mendekati brankar Hyun Joo.

“Bagaimana keadaanmu?”

“Aku baik baik saja.” Hoseok yang melihat itu ada sedikit sakit dalam dadanya, entah mengapa ada rasa aneh yang hinggap dalam dadanya melihat Taehyung begitu menyanyangi Hyun Joo tanpa tahu ada orang lain yang membutuhkannya.

“Setelah ini berjanjilah untuk tidak terluka lagi, kau tak kasihan melihat Hoseok hyung berjaga semalaman?” Taehyung tersenyum dengan begitu tulus sedangkan Hoseok hanya tersenyum dengan paksa mencoba menghiraukan rasa sesak yang tiba tiba hinggap.

*****

“Jimin belum sadar hyung?” Namjoon menatap kakaknya dengan penuh harap.

“Kemungkinan kecil untuk ia segera sadar Namjoon-ah, lihatlah Yoongi harus berjuang melawan ayahnya.”

“Aku hanya takut hyung, aku belum siap untuk kehilangan siapapun.” Namjoon langsung menundukkan kepalanya sedangkan Jin langsung menepuk bahu adiknya itu.

“Pastikan setelah ini bawa saudara kesayangan mu itu menuju ruangan Jimin kalau perlu seret dia supaya ia segera sadar jika sahabatnya itu membutuhkannya.”

Ucapan panjang Jin yang penuh kekesalan itu mengundang senyum miris Namjoon, ia begitu ingat bagaimana Taehyung melupakan begitu saja akan sosok Jimin yang berbaring lemah.

“Aku tidak yakin hyung.”

*****

“Eomma.”

“Ada apa hmm?”

“Aku ke rumah sakit yah lihat Jimin hyung.” Ny. Kim menatap putra bungsunya itu sembari tersenyum.

“Iya tapi jangan malam malam yah pulangnya.”

“Siap eomma, kalau begitu aku berangkat yah eomma.”

Jungkook berjalan keluar rumah, setiap langkah penuh akan beban. Jungkook masih terlalu dini untuk memahami setiap beban yang ada dalam hidupnya.

Jungkook hanya belum mengerti bagaimana menyikapi setiap rasa yang hinggap dalam benaknya meski itu sirat akan luka, ia hanya belum mampu untuk mengekspresikan dengan mudah.

“Jangan tinggalkan kami hyung.” Jungkook membayangkan bagaimana senyum Jimin yang merekah, bagaimana tawa Jimin yang meledak dan bagaimana tangan lembut itu membelai surai rambutnya dan bagaimana ia melihat begitu sayangnya Jimin dengan Taehyung.

*****

“Kenapa kau membiarkan Yoongi pergi ke rumah sakit, eoh?”

Ny. Park menatap suaminya dengan penuh permohonan, ia hanya berharap agar suaminya menyadari jika Jimin juga putranya.

My FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang