Krisna menyandarkan tubuhnya dengan lesu pada pintu mobilnya sendiri. Sementara kedua matanya masih mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru arah danau itu, tempatnya berdiri saat ini. Masih ada beberapa garis polisi yang belum dilepas, mengelilingi tempat kejadian perkara ditemukannya mayat dalam plastik yang kasusnya sedang diselidiki olehnya. Ia sudah menghabiskan waktu hampir seharian ini hanya untuk mencari Ardan. Namun, pria tersebut tetap tidak berhasil dirinya temukan. Pun dengan ponselnya yang tidak kunjung bisa dihubungi dan tidak ada sedikit pun jejak yang mampu memberinya petunjuk kemana Ardan pergi sebenarnya. Atasannya itu bak ditelan bumi begitu saja.
Ia sedang berperang dengan pikirannya sendiri saat ini. Terlalu sulit baginya untuk merangkai kata-kata, yang akan ia berikan kepada Delia sebagai jawabannya nanti. Gadis gempal itu bahkan tidak berhenti menelfonnya, terus bertanya perkembangan pencariannya terkait hilangnya Ardan. Dan yang bisa dirinya katakan hanyalah meminta Delia untuk menunggu, paling tidak sampai ia bisa mendapatkan satu petunjuk tentang menghilangnya pria tersebut.
Tangannya pun tergerak, membuka pintu SUV abu-abunya dan segera masuk ke dalam. Ia tidak bisa mengulur waktu lebih lama. Bagaimana pun caranya, ia harus bisa menemukan Ardan. Perasaannya terasa sangat gelisah dan tidak karuan. Sama seperti Delia, ia merasa sangat takut apabila ternyata sesuatu yang buruk telah terjadi pada pria itu, dan tidak ada satu pun orang yang mengetahui hal tersebut. Krisna benar-benar tidak ingin hal seperti itu terjadi. Sangat tidak ingin.
Ia lantas mulai menancapkan gas mobilnya, meninggalkan tepi danau yang sepi itu. Lagipula, hari juga semakin gelap. Dan dirinya juga tidak bisa bila harus tetap bertahan di sana. Mungkin, untuk saat ini ia bisa menjenguk Delia terlebih dahulu. Masalah pencarian Ardan yang masih belum menemukan titik terang bisa ia lakukan setelahnya. Dirinya bertekat untuk bisa menemukan pria tersebut, karena ada seseorang yang tengah menunggunya sekarang ini. Baru kemarin Ardan dan Delia merasakan kebahagiaan mereka, dan ia berharap bahwa kebahagiaan itu agar tidsk sampai berhenti sampai di sini.
Mobilnya pun melaju dengan cukup cepat, sesekali ia melihat ke arah danau yang masih bisa ia lihat dari posisinya. Akan tetapi, ia dibuat mengernyit keheranan ketika kedua matanya menangkap kehadiran sebuah Jeep hitam yang berhenti tepat di tempatnya memarkirkan mobilnya tadi. Membuatnya reflek menginjak pedal rem, dan memutuskan untuk memperhatikan mobil mencurigakan itu lekat-lekat. Tidak ada banyak orang yang datang ke danau tersebut, hanya kemarin saja banyak warga yang melihat karena gempar dengan penemuan mayat di sana. Namun, hari ini wilayah tersebut kembali sepi seperti sedia kala. Dan agak aneh rasanya saat tahu ada seseorang yang datang ke danau itu apalagi di jam petang menuju malam seperti ini.
Seseorang keluar dari bagian pengemudi mobil tersebut. Sehingga Krisna harus menajamkan pandangannya untuk mengetahui siapa orang itu sebenarnya. Perawakannya cukup tinggi dan dari penampilannya Krisna bisa menyimpulkan bahwa orang tersebut adalah seorang pria. Tubuhnya yang proporsional, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil itu tertutup jaket merah berkupluk, sementara kepalanya ditutup topi berwarna hitam, serta masker berwarna senada berhasil menutupi sebagian wajahnya. Sehingga agak sulit bagi Krisna untuk bisa melihat wajah pria tersebut dengan jelas, apalagi dengan jaraknya yang sejauh ini.
Lantas, tidak berapa lama kemudian, pria itu terlihat hendak melemparkan sesuatu ke dalam danau. Sebuah benda pipih mirip seperti ponsel berada di dalam genggamannya, dan akan dibuang begitu saja. Lantas, Krisna yang memang sudah menaruh curiga terhadap orang tersebut tanpa pikir panjang langsung menyalakan sirinenya, memperingati pria tersebut. Entahlah, instingnya mengatakan bahwa pria misterius itu bisa saja membawa bukti terkait kasus yang sedang diselidiki olehnga saat ini. Dan kemudian, usai sirinenya berhasil membuat pria tersebut gelagapan, ia langsung menancapkan gas mobilnya untuk berputar arah, menghampiri pria itu secepat yang bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between the Difference [ C O M P L E T E ]
Teen FictionKami berbeda. Aku dan Dia, jauh berbeda. Hanya keyakinan yang dapat menyatukan perbedaan kami. Tapi, aku tidak yakin apakah aku bisa bertahan dengan adanya perbedaan ini atau tidak. Semuanya terasa begitu mustahil, bahkan jika itu hanya dalam peng...