Abbey membuka matanya dan sedikit terkejut mendapati pemandangan di depannya ini, Arlington yang sedang berbaring tepat di hadapannya, menatapnya intens.
"Astaga! Kamu membuat aku terkejut."
"Selamat pagi," sapa Arlington kepada Abbey, perempuan itu tidak menjawab melainkan bangkit dari ranjang.
"Kamu tidak tidur?"
"Aku bangun lebih awal," jelas Arlington ikut menyusul bangun dari ranjangnya. Ia memainkan rambut Abbey yang sedang berdiri di depan kaca rias. "Ada apa?" tanya Abbey heran dengan tingkah Arlington.
"Tidak ada morning kiss?"
Abbey memutar tubuhnya kemudian mencium singkat pipi Arlington, ia membalikan badannya untuk bersiap mandi tetapi Arlington menarik tangannya sehingga ia kembali berbalik.
"Aku ingin mandi, kamu mau ikut?" tanya Abbey, Arlington menggeleng kemudian dengan cepat mendekatkan dirinya, sedikit menunduk untuk mengecup bibir Abbey.
"Ini morning kiss pertama untukmu." Wajah Abbey memerah ketika mendengar itu. Ia yakin jika kemarin tidak memukul kepala Arlington, lalu apa yang salah dengan pria itu, dari kemarin perilakunya sangat aneh.
"Aku belum menggosok gigi," kata Abbey singkat. Mendengar itu Arlington hanya tersenyum dan mencium Abbey satu kali lagi, "Aku akan mandi terlebih dahulu, aku harus pergi ke kantor."
Setelah Arlington selesai mandi, Abbey langsung menghampiri pria itu dan memakaikan dasi pada Arlington. Abbey sampai harus menekuk dahinya sendiri ketika memasangkan dasi itu.
Melihat itu, jari-jari Arlington tergerak untuk menyentuh dahi Abbey. "Ini hanya dasi bukan kontrak kerja, kamu terlalu serius memasangkan aku dasi."
"Selesai," sombong Abbey dengan bangga terhadap simpul yang ia buat, Abbey sudah belajar mengikat dasi selama mereka bertunangan. Ia menghabiskan waktu tiga bulannya untuk belajar mengikat dasi.
"Bagaimana dengan bulan madu kita, kamu sudah memikirkannya?" tanya Arlington pada Abbey. Belum sempat Abbey menjawab, ponsel Arlington lebih dahulu berbunyi—memotong pembicaraan mereka.
Pria itu mengangkat ponselnya. "Iya ma?" tanya Arlington kepada Arla yang menghubunginya.
Abbey memilih untuk turun dan memastikan jika sarapan Arlington sudah siap. Tetapi lengannya di cekal oleh Arlington ketika ia akan keluar dari pintu.
"Jangan keluar dengan pakaian seperti itu." Abbey melihat kearah pakaiannya, tidak ada yang salah tetapi suaminya itu justru memberikannya bathrobe agar Abbey memakainya.
Abbey hanya menggeleng sambil menepuk wajahnya, untuk memastikan jika ia tidak sedang bermimpi karena perilaku Arlington yang berubah begitu drastis.
"Selamat pagi Abbey!" sapa James yang sedang melahap rotinya.
"Pagi, apa sarapan untuk Arlington sudah siap?" tanya Abbey pada Vale yang sedang berkutat di dapur.
"Sudah Abbey," jawab Vale sesopan mungkin.
Abbey meminta segelas susu kemudian duduk di samping James yang sedang makan. "Kau bilang ingin diet James?" Abbey sedikit ngeri melihat porsi makan James.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons
Romance[COMPLETED] Tak pernah terlibat skandal bersama perempuan merupakan reputasi besar yang Arlington pegang hingga sekarang. Kehidupannya yang tampak sempurna sukses membuat Abbey rela menyerahkan diri secara sukarela kepadanya. Arlington pun berhasil...