Part 2

18 8 0
                                    

Gadis kecil dengan potongan rambut bob itu menangis dibalik dinding yang memisahkan dia dan anak lelaki yang tengah berpelukan dengan ibunya. "Arkan mau pergi? Terus yang jagain Ica siapa?" Tangisnya pecah dalam diam. Lalu tangan mungil itu terangkat menghapus airmata yang jatuh dipipinya. Dia berlari keluar dari rumah sahabatnya, pulang kerumahnya.

Dia meminta sesuatu pada kakak perempuannya yang tengah memotong kuku. "Kak Lia, kalung yang kakak beli itu buat Ica aja ya?" Melasnya. Sang kaka bertanya untuk apa? "Arkan mau pergi, dia mau pindah. Dia nangis Ica mau buat dia ga sedih lagi." Jujurnya pada sang kakak.

Lia tersenyum, adik perempuan yang beda 3 tahun dengannya itu pertama kalinya memohon sampai menangis seperti ini. Lia mengangguk setuju, "Dilaci kamar kakak. Ambil aja." Ujarnya pada sang adik. Ica dengan semangat berlari setelah mengucapakan terimakasih dan menciun pipi kakak perempuannya itu. Setelah mendapatkan apa yang dimau, dia berlari kembali kerumah Arkan.

Arkan masih menangis tak mau pergi. Ica melangkahkan kakinya mendekati Arkan dan bundanya. Dia sedih, tapi jika dia juga sedih bunda akan kesulitan membujuk Arkan agar pindah. Ketika matanya bertemu dengan Arkan, gadis itu menpercepat langkahnya lalu menyodorkan kedua tangannya. Arkan senang ketika diberi hadiah oleh dirinya. "Ica ngumpulin uangnya selama seminggu loh. Harganya 10.000. Mahalkan?" Ica berbohong pada Arkan.

Lalu setelah acara pemberian kalung, bunda dan ayahnya Arkan berpamitan pada keluarga Ica, begitupun Arkan. Tak lama mobil yang dikendarai keluarga Arkan pergi semakin jauh hingga tak terlihat oleh retina Ica. Detik itu Ica langsung memangis tragis.

Malamnya, gadis kecil itu terkena demam. Kakak perempuannya datang membawakan roti dengan susu cokelat. "Kamu udah janji sama Arkan kan? Kalo kamu bakal nyusul dia? Ya udah tepatin dong." Ujar sang kakak. Ica tersenyum kecut mendengarnya, itu hanya ucapan spontan. Dia hanya mengatakkannya agar Arkan tak menangis lagi.

"Ayah ga ada uang buat biayain Ica ke Jakarta. Kata ayah sekolah Jakarta mahal." Balas Ica. Lia melihat adiknya itu dengan wajah yang mengejek. "Tumben kamu bodoh." Sindir sang kakak, membuat tubuh lemah itu marah, "Ica ga bodoh!" Balasnya tak terima. "Kalo ga bodoh, gunai itu otak. Belajar yang rajin biar dapet beasiswa. Kata ayah beasiswa itu bisa buat kita sekolah tapi ga perlu bayar." Jelas sang kakak. "Beaswa?" "Beasiswa goblog!" maki Lia pada adiknya. "Aku ga goblog!"

Esoknya demam sudah turun. Ica bersekolah tanpa ada Arkan yang menjemputnya agar berangkat bersama. Tapi tadi malam ia sudah bertekan akan mendapatkan beasiswa yang dijelaskan kakaknya itu. "Ica pinter! Beaswa pasti bisa Ica dapetin. Ayah bilangkan Ica bisa dapetin apapun yang dimau kalo usaha!"

Tiap saat tak ada hari tanpa belajar. Bahkan bermainpun jika ia sudah malas melihat buku seharian penuh. Setiap pembagian rapor isinya selalu pringkat 1.

Hingga lulus SD, Ica memutuskan bersekolah di desa yang lebih maju dari desanya bersama kakaknya yang juga masuk SMA favorit didesa tersebut, Icapun termasuk kedalam SMP favorit disana, walau pernah sekali saat kelas 9 ia terkena kasus karena membuat siswa laki-laki patah tulang karena merobek buku catatan milik Ica. Salah sang siswa mencari gara-gara dengan atlit pencak silat itu.

Lanjut SMA dia sudah berharap bisa pergi keJakarta, namun takdir berkata lain. Ayahnya masih tak mengizinkannya pergi terlalu jauh, karena kakaknya juga akan pergi ke Jogja melanjutkan kuliah disana. Dan saat itu krisis ekonomi tengah melanda keluarganya yang mengakibatkan Ica harus tetap berada di sana jika masih ingin sekolah.

SMA favorit milik kakaknya dimasuki oleh dirinya dengan mudah. Ibunya bilang Arkan sering menanyakan perihal dirinya, tapi Ica menyuruh ibunya untuk mengatakan bahwa dia tengah sibuk dengan studynya. Tepat kenaikan kelas, Ica mengambil beasiswa diSMA milik Arkan. Itupun atas bantuan dari ayah Arkan yang juga mengajukan prestasi milik gadis ambisius tersebut.

LOVE IS SAHABATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang