"Tak apa, menghindarlah untuk sementara. Bukan karena kamu pengecut, tapi untuk memulihkan hatimu yang tengah kalut."~FSI~
Siapa nih?
★★★★★
Pagi ini tak seindah pagi biasanya. Jika biasanya Alicia selalu memamerkan senyuman manisnya ke semua orang yang ia ketahui, sekarang yang dipamerkan malah wajah lesu dan lemas."Eh, Neng Cia! Pagi, Neng!" Pak Udin menyapanya dengan riang. Alicia menoleh lalu tersenyum kecil. "Pagi, Pak Udin ...."
"Eh? Neng Cia lagi sakit? Kok lemes gitu."
Alicia menggeleng pelan. "Engga, Pak. Alicia ... nggak papa kok. Lagi males aja."
"Tumben Neng Cia males sekolah,"
"Alicia ke kelas dulu ya, Pak? Assalamualaikum." Tanpa menunggu jawaban pria paruh baya di depannya, Alicia sudah berjalan pergi. Meninggalkan Pak Udin yang terheran-heran.
Alicia terus berjalan dengan langkah gontainya sambil menghela nafas berkali-kali. Lagi, adegan menyebalkan itu terputar di otaknya.
Entah mengapa jika dia sedang sedih, rasanya perjalanan menuju menuju kelasnya sangat jauh."Ups ..., maaf, Kak!"
Alicia mendongakkan kepalanya. Berdiri lalu menatap adik kelasnya yang sengaja atau tidak menyandungkan kakinya hingga membuatnya terjatuh.
"Aku nggak sengaja ...."
Alicia menghela nafas lalu mengukir senyum. "Iya, gapapa. Lain kali hati-hati."
"Ma-makasih, Kak."
Alicia kembali tersenyum lalu melanjutkan jalannya. Tepat di depan kelas XI IPA 1, Alicia berhenti berjalan. Ah, Alicia baru ingat bahwa ia sudah kelas 12. Dia menepuk keningnya lalu berlari menuju deretan kelas 12 setelah memastikan tidak ada orang yang melihatnya.
Memalukan!
Alicia menyoraki dirinya sambil menepuk kening.Entah karena hari ini hari sialnya atau bukan, Alicia malah bertemu dengan Raffa. Ralat, bertabrakan.
"Al ..."
Alicia segera bangkit dan berlari memasuki kelas terdekat untuk menjauhi Raffa. Setelah beberapa kali mengintip Raffa yang ternyata tidak mengejarnya, Alicia mampu bernapas lega.
"Syukur deh. Alicia ... belum bisa bertemu Raffa sekarang." Alicia mengulum bibirnya. Menarik nafas lega lagi.
"Oy!" Alicia berjengkit kaget saat seseorang menepuk pundaknya. Dia reflek menatap pria yang menyernyit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
أدب المراهقينRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...