(JIYEON POV)
"Jiyeon ah~ Tolong jangan seperti ini. Nan.. Nan.. Nan neo johae... Jeongmal johae Jiyeon ah~.
Aku tahu, kau juga menyukaiku Yeonni ah~."
DEG!!!
'Yeonni ah~??? Kyuhyun, dia.. Dia memangilku dengan sebutan apa tadi??' tiba-tiba saja aku ingin tersenyum mendengar dia memanggilku dengan sebutan 'Yeonni ah~' Tapi, aku tidak boleh luluh begitu saja. Aku akan terlihat seperti yeoja bodoh yang tersenyum setelah marah-marah pada seorang namja. Bagaimana mungkin aku percaya padanya hanya karena dia memanggilku dengan panggilan manis itu?'
"Yeonni ah~ Jebal. Mianhae.. Geurigo... Johahae.."
"Mian? Joha??! Aku tidak menyukaimu. Aku, sama sekali tidak menyukaimu. Neo gatteun namja jeongmal shireo!!!" Aku menampik tangannya yang masih menggenggam erat tanganku.
"Geojitmal." Dia malah meraih pipiku lagi. Memaksaku untuk bertatapan dengannya. Aku hanya bisa memalingkan wajahku ke samping. Tapi Kyuhyun,, dia,, dia malah meraih daguku dengan lembut, membuatku terpaksa saling bertatapan mata dengannya. Dia meraih salah satu tanganku, menggenggamnya dengan lembut sementara tangannya yang lain masih memegang daguku. Jantungku berdetak tak karuan, nafasku sudah tidak beraturan lagi. Tidak, aku bahkan sulit untuk bernafas sekarang. Kyuhyun menatap mataku dengan tatapan tajam namun lembut.
"Geojitmal. Aku tahu kau menyukaiku." Dia malah tersenyum. Apa dia sedang mengejekku? Tapi, senyumnya benar-benar manis. Dia terlihat sangat tampan bila tersenyum apalagi bila dilihat sedekat ini. Aku hanya bisa mencoba untuk bersikap tenang.
"Ani. Naega,...Neo....Jeongmal....Shirreo!!" Benar kata orang. Membohongi diri sendiri memang sangat sulit. Betapa kagetnya aku ketika melihatnya tersenyum lagi.
"Geurae? Yeonnie ah~ Kalau memang kau tidak menyukaiku, kenapa kau harus marah setelah mendengar perkataan Leeteuk hyung tentang aku yang pergi berkencan dengan yeoja lain? Itu, tandanya kau sedang cemburu Yeonni ah~" Sekali lagi dia menatapku lembut, mencoba meyakinkan ku tentang perasaanku sendiri.
".........." Aku kehabisan kata-kata. Tidak tahu harus membalasnya bagaimana, aku memang telah jatuh cinta padanya.
"Kalau kau cemburu, itu artinya, kau menyukaiku. Park Jiyeon me...nyu...ka...i Cho Kyuhyun." Dia tersenyum penuh kemenangan saraya meraih kedua tanganku dan menggenggamnya dengan erat. Aku memberanikan diri menatap matanya, mencari-cari tanda kehobongan di sana, tapi yang kutemukan justru sorot ketulusan. Tiba-tiba saja,, Kyuhyun,,, dia,, dia menarik tubuhku dan menyandarkan kepalaku ke dadanya yang hangat dan mendekapku dalam pelukannya.
"Yeonni ah~ Percayalah padaku. Aku hanya menyukaimu, tidak ada yeoja lain." Katanya sambil mengelus-elus lembut rambutku.
"Geurom.. geurom.. Bagaimana dengan yeoja yang kemarin itu?? Dia.." aku memberanikan diriku untuk bicara, meskipun aku masih berada dalam dekapan Kyuhyun. Merasakan tangannya yang membelai lembut rambutku. Rasanya, aku ingin sekali menghentikan waktu yang berjalan. Menikmati momen indah ini meski hanya untuk beberapa saat saja.
"Eoh. Geu yeoja ga. Dia.. Dia Jieun. Lee Jieun." Aku melepaskan pelukannya begitu mendengar nama yeoja itu. Jieun?? Kenapa dengan mudahnya dia mengaku bahwa yeoja yang berkencan dengannya adalah sahabatku sendiri. Melihat tatapan kekecewaanku, Kyuhyun pun meraih salah satu tanganku sambil berkata...
"Yeonni ah~...."
"Jangan memanggil namaku seperti itu!! Memangnya kau siapa??!!" aku benar-benar tidak mampu lagi menahan kemarahanku. Ke hempaskan tangannya yang sedang menggenggam tanganku, tapi sekali lagi dia tersenyum penuh arti. Apakah dia sedang mempermainkan perasaanku sekarang?
"Yeonni ah~ dengarkan penjelasanku dulu..."
@FLASHBACK
"Kyuhyun ah~ Memangnya kau mau mengajakku ke mana? Dari tadi kau hanya berkeliling tidak jelas." Jieun sudah terlihat bosan dan sedikit letih.
"Hhmmm. Sebenarnya,, sebenarnya aku ingin ke sebuah toko." Sepertinya aku harus jujur padanya sekarang agar rencanaku berjalan lancar.
"Mwo? Toko apa?"
Aku sedikit membungkukkan tubuhku, mendekatkan mulutku ke arah telinga Jieun dan membisikkan sesuatu padanya.
"Aku ingin ke toko perhiasan. Aku berencana untuk segera menyatakan perasaanku pada Jiyeon besok. Dan aku ingin sekali membeli couple ring. Kau bisa membantuku kan??" aku tersenyum malu.
"MWO??!!! Neo. Jinjja.. Jinjja ya????!!!" Jieun berteriak histeris setelah mendengarkan penjelasanku.
"Eo, eoh. Eotte? Apa kau mau?" aku mencoba untuk memohon padanya.
"Geurom. Yak! Mana ada yeoja yang akan menolaknya. Ya~ Cho Kyuhyun, tidak kusangka kau benar- benar romantis. Aku semakin mengagumi mu." Aku menarik nafas lega. Tidak kusangka Jieun akan begitu cepat setuju.
"Jeongmal?? Gomawo Jieun ah~." Aku melingkarkan tanganku ke pundak Jieun yang kecil. Hari ini benar-benar berjalan sesuai rencana.
"Cheonma. Kajja geurom."
"Kajja!"
Aku dan Jieun pun memasuki sebuah toko perhiasan di sebuah Mall. Jieun membantuku memilihkan ukuran cincin yang tepat di jari manis Jiyeon.
"Kyuhyun ah~ Neo,,, geugo arra?? Kata orang, kalau ukuran jari kelingkingmu sama seperti ukuran jari manis pasanganmu, itu berarti kalian berjodoh." Benarkah? Aku belum pernah mendengar hal semacam itu sebelumnya. Aku memang buta soal cinta. Tapi, setelah bertemu Jiyeon, aku jadi ingin sekali memiliki orang yang kusayangi, menjaganya dan menghabiskan waktu dengannya setiap saat. Dan yang paling penting, membahagiakannya dan membuatnya tersenyum setiap hari.
"Jeongmal?? Memangnya hal seperti itu ada di dunia ini??" Tanyaku polos.
"Yak! Pabo ya. Kau mungkin murid yang pintar tapi soal ini, kau masih belum berpengalaman." Benar-benar memalukan, tapi benar sekali kata Jieun.
"Arrasseo. Mudah-mudahan saja cincin ini pas di jari manis Jiyeon." Aku menatap couple ring berwarna hitam dengan permata kecil di tengahnya. Kata Jieun, cincin seperti ini sedang trend di kalangan remaja Korea.
*Flashback ENDS
(KYUHYUN POV)
Jiyeon terlihat sangat sangat terkejut setelah mendengar cerita ku barusan. Tiba-tiba saja dia tersenyum malu, sedikit menggigit bibir bawahnya kemudian menyembunyikan wajahnya dengan menundukkan kepalanya. Tanpa banyak berkata-kata lagi, aku menarik tangannya dengan lembut dan menuntunnya kembali ke meja yang kami tempati tadi.
Saat kami kembali, terlihat pemandangan indah dari dinding kaca di samping meja kami. Langitnya sudah berubah warna menjadi kuning keemasan. Terlihat matahari tengah menggantung rendah di ujung pantai. Sedikit lagi bintang raksasa itu akan segera terbenam. Ini adalah saat yang tepat. Saat Jiyeon sedang berdiri menatap ke arah pantai yang terlihat seperti lautan emas karena disapu sinar mentari senja yang indah, aku menekukkan lututku di atas lantai marmer restoran. Saat Jiyeon berbalik menatapku, dia terlihat sangat terkejut. Dan sebelum Jiyeon sempat berbicara, aku mengeluarkan kotak beludru berwarna dongker dan membuka tutupnya. Aku menghadapkan cincin itu padanya, dan hal itu berhasil membuatnya menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Yeonni ah~ Johae. Ani... Sa,, sarang,, saranghae Yeonni ah~.... Aku benar-benar tidak tahu harus menjelaskannya bagaimana, mungkin ini terlalu cepat, tapi,, yang aku tahu,, aku hanya ingin terus bersamamu dan terus melihatmu tersenyum. Aku ingin menjadi alasan di balik kebahagiaanmu."
".............."
Jiyeon, dia tidak berkata aa-apa. Mungkin dia masih terkejut. Aku memutuskan untuk berdiri, mengeluarkan cincin itu dari kotaknya dan memeganya dengan jari-jariku yang sedikit gemetar.
"Maukah kau menerima perasaanku dan mengijinkanku membahagiakanmu dan.. dan menjadi alasan di balik kebahagiaanmu nantinya?" Huuffttt. Rasanya lega sekali setelah mengatakannya. Aku masih menunggu jawaban dari Jiyeon tapi dia masih tetap diam. Tiba-tiba, aku melihat Jiyeon menarik segaris senyum di bibirnya yang indah itu. Dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan pelan. Itu.. Itu berarti...
"Yeonni ah~ Kau... Kau menerimaku???" Sekali lagi dia tersenyum dan kembali menganggukkan kepalanya tapi kali ini dengan penuh kepastian.
Ku raih tangan kirinya, ku genggam jari-jarinya yang lentik itu seraya memasangkan cincin yang tadi ku pegang ke jari manisnya. Cincin itu kini tengah melingkar di jari manisnya. Sangat pas di jarinya. Apakah itu berarti kami berjodoh? Kugenggam jari-jarinya dan kini terlihat cincin yang sama melingkar di masing-masing jari manis kami.
Saat menatap wajah Jiyeon, dia hanya bisa tersenyum. Aku yakin dia sangat bahagia, dia pasti ingin mengungkapkan banyak hal, tapi sekarang dia tidak mampu menyusun kalimat yang tepat. Tanpa disangka, Jiyeon melepaskan genggamanku dan memelukku dengan erat. Aku membalas pelukannnya, merangkul tubuhnya dengan erat sambil sesekali membelai rambutnya indahnya.
"Kyuhyun ah~ Gomawo..." Perlahan, Jiyeon melepaskan pelukannya. Dia menatap mataku sambil menyunggingkan senyum terbaiknya.
"Saranghae... Saranghae Kyuhyun ah~..." Aku membalas senyumnya, lalu perlahan kudekatkan wajahku dengan wajahnya. Kuraih pinggulnya yang langsing dengan salah satu tanganku, membuat tubuh kami menjadi lebih dekat. Dengan tanganku yang satunya, aku meraih tengkuk lehernya, membiarkan beberapa helai rambut halusnya tersangkut di sela-sela jariku. Hidung kami saling bersentuhan sehingga dapat kurasakan hembusan nafasnya menyentuh kulit wajahku. Aku mulai memiringkan wajahku, kulihat Jiyeon dengan perlahan menutup kedua matanya, kudekatkan lagi wajahku ke arahnya dan tak berapa lama kemudian, bibirku telah menyentuh bibirnya dengan lembut. Selama beberapa detik, Jiyeon terus mengatupkan bibirnya dan membiarkan bibirku terus menciumi bibirnya tapi kemudian dia mulai membuka sedikit bibirnya sehingga membuat ciumanku menjadi semakin dalam lagi. Ciuman pertama di senja hari yang begitu manis dengan latar pantai dan matahari terbenam di belakang kami.
Saat aku mulai menghentikan ciumanku, aku membuka mataku perlahan dan pelan-pelan menegakkan kepalaku seraya menjauhkan wajahku dari wajahnya. Jiyeon telah membuka matanya, dia terlihat sedikit malu dan aku bisa mengerti itu. Dia tersenyum padaku dan aku pun membalas senyumannya. Matahari sudah benar-benar terbenam sekarang, yang ada hanyalah langit gelap yang dihiasi bintang-bintang dan lampu kota yang mulai bersinar di berbagai titik.
"Saranghae Yeonni ah~" ku genggam kedua tangannya lagi dan tersenyum.
"Na do. Saranghae Kyuhyun ah~" Dia benar-benar terlihat bahagia sekarang. Tiba-tiba....
"JIYEON AH~!!!!" Terdengar suara yeoja yang sangat familiar di telingaku.
(KYUHYUN POV END)
(JIYEON POV)
Setelah mengakhiri ciuman pertamaku yang indah dengan Kyuhyun, tiba-tiba...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dejavu
FanfictionApa rasanya bertemu dengan orang yang pernah hadir di mimpimu sebelumnya? Kyuhyun hadir sebagai murid baru di sekolah Jiyeon. Lambat laun mereka menjadi akrab sehingga muncul benih-benih asmara di antara mereka. Tapi, suatu hari Jiyeon melihat Kyuhy...