dimanapun kalian berada
ku kirimkan terima kasih
untuk warna dalam hidupku
dan banyak kenangan indah
kau melukis akumonokrom, tulus
.
awalnya,
mempersiapkan ujian nasional wajarnya dilakukan semenjak kelas dini, orang tua menempatkan anaknya dibimbel untuk pembelajaran lebih lanjut,
tak sebagus zenius dan lavender, namun setidaknya mampu membuat hubungan siswa dengan otak menjadi lebih harmonis,
namun siapa disangka, manusia bimbel biasanya didominasi siswa rajin, siswa yg bertekad menjadi siswa teladan. namun ditempat kecil dengan modal kipas angin dengan suara kerasnya,
siswanya sedikit, laki laki namun riuh.
ketukan sepatu sergio rossi terdengar teratur, seorang wanita dengan umur tak lagi muda namun tak mengurangi kecantikannya memasuki kelas. menempatkan diri pada kursi tahtanya, kaki jenjang yg manis saling menyilang angkuh,
"tolong diam anak anak, ekhem, jadi perkenalkan saya pembimbing kalian. panggil saja ibu mochita..
"BU GURU CANTIK KIW PIWUIT"
, saya harap kalian semua dapat berpartisipasi dengan baik. saya harap bisa berbaur dengan sesama secepatnya ya"
"SIAP BU GURU CANTIK"
"hari ini mulai perkenalan dulu ya. itu yang teriak teriak dari tadi, sini maju pertama perkenalan"
gaya jalannya pongah. senyumnya miring namun terkesan ramah, "selamat siang bu guru cantik ..
lalu mengamit tangan bu mochita lalu menciumnya ringan, bu mochita tersipu manis mengundang teriakan seisi kelas,
ekhm, kenalin gaes nama gue arvos bratadipa, gue anak baik baik gaes, jadi silahkan kalo mau temenan sama gue, "
KAMU SEDANG MEMBACA
monokrom
Teen Fictioncerita tentang asrama putra, warung bimbel dan ketololan !warn dialog frontal 17+ ©delhi, 2020