"papiiii, ngapain sih? kok dapur nya ngebul?!" -Jiwoo
"pokoknya echan mau sama buna ajasih Pi, minta masakin nasgor." -haechan.
"e-eh?" -keira.
"maaf ya, harus ngerepotin kamu lagi. mending sekalian daftar jadi ibu dan istri aku, biar gampang." -joh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- ♥ -
"Keira!"
Merasa namanya di sebut, Keira menoleh ia mendapati seorang pria tengah berlari kecil kearahnya.
"Iya, kenapa?" sejujurnya Keira juga tak mengenal baik pria yang ada dihadapannya kini, tapi ia bersikap lebih sopan saja.
"Kenal gue kan?" pria itu terkekeh hingga gigi kelincinya nampak imut menghiasi senyumnya.
"Iya kenal, Kim Yohan." Yohan terkekeh, lalu ia merangkul Keira sambil berjalan melewati koridor kampus.
"Hari ini mata kuliah Ekonomi bareng sama gue ya?" Keira nampak berfikir, namun ia segera mengangguk.
"Ini juga pengen ke kelas, mau kemana dulu memangnya?" pria yang merangkul Keira nampak tertawa sebentar.
"ga kemana-mana sih, lanjut aja ke kelas."
Tak banyak obrolan diantara Yohan dan Keira saat menuju ke kelas, karena memang dasarnya Keira hanya sekedar mengenal Yohan karena pria itu atlet terbaik di kampusnya.
Pernah satu event bazzar juga, tapi itu sudah sekitar satu tahun lalu, Keira juga terkejut saat Yohan tiba-tiba menyebut namanya pagi ini.
"maung lo kemana? Tumben sendirian aja." Keira dan Yohan duduk di kursi dan meja panjang yang disediakan di dalam kelas berbentuk aula tersebut.
Keira nampak bingung untuk menjawab, jika ia menjawab yang terlalu jujur juga bukan hal yang bagus.
"e-um
"kenapa lo nyari gue?" belum ada satu menit Yohan bertanya, sang empu yang dimaksud sudah datang dengan memasang wajah watados.
Keira menghela nafas gusar, menelisik wajah kedua pria disamping nya.
"biasa aja dong brother, chill." kedua jari tangan Yohan membuat gestur V.
Mark memutar bola matanya malas menatap pria dengan keunggulan dalam olahraga itu.
"ngapain lo disini, apa kehabisan cewek buat lo modusin, sampe nyamperin Keira?" Yohan jelas tertawa, ya memang keseharian Yohan diisi dengan tawaan.
Walau hakikatnya penuturan Mark itu sungguh menyakitkan, tapi bagi Yohan itu hanya candaan belaka.
"gue gaada niat buat modusin kali Mark. Diseriusin iyadeh gue mah." alis Yohan naik turun sambil menatap manik mata Keira.
