5. Belati berdarah

86 17 2
                                    


PRAANG!

Bunyi kaca pecah memenuhi penjuru ruangan outlet ini.

Makhluk sialan! Mereka sangat tidak bahagia jika kami isitirahat!

Tubuhku mendadak tremor dengan segala adegan yang terlalu cepat berlalu dan berganti. Rasa takut dan marah membara dijiwaku. Takut aku akan meninggalkan dunia dan hidup lagi, dan emosi karena aku ingin sekali memenggal setiap kepala manusia berdarah hitam itu untuk membalaskan Ibu.

Aku mengangkat kananku yang tanganku yang bergetar kuat, lalu menahannya dengan lengan kiriku agar tidak bergetar lagi. Tapi semua sia-sia karena seluruh tubuhku tak dapat ku kendalikan.

"Sialan, bagaimana ini!" Adit berteriak frustasi setelah mendengar auman Zetra yang menuju ke dalam outlet yang ku perkirakan lebih dari 10 orang.

" Kau masuk lewat mana?" Pria beriris Hazel itu bertanya sambil menarik dua besi dari rak roti dan melempar satu ke Adit.

"Kami masuk lebih dulu dari kalian, lewat pintu depan." Adit memegang besi itu dengan kuat.

" Tidak ada jalan lain.Kala dan Ranju, kalian di belakang," Lelaki Hazel itu maju dan menebas kepala Nom terdepan, disusul dengan Adit.

"Maaf, tapi aku lebih suka ikut memukul pantat makhluk amis itu dan menendang mereka ke neraka," Ranju berujar santai sambil ikut mematahkan besi yang ada di rak, dia berujar sesantai saat kami ingin mematahkan pagar SMA kami dulu, saat ingin kabur.

Segerombol Zetra datang menghampiri kami, Adit lebih dulu memukul Zetra tepat di samping telinganya sebelum Nom itu dapat meraihnya. Ia pergi ke sudut kanan untuk mencari ruang yang membuatnya lebih leluasa, lalu menendang dua Zet tepat diperutnya. Namun kepalanya dapat direngguh oleh Zetra yang menggunakan baju dinas tentara, Kepala Adit terhuyung kebelakang, dan Zet itu bersiap menggigit leher kanan Adit.

Sepersekian detik kemudian si-Hazel itu berlari lalu memanjat kulkas es-krim dan menendang kepala Zet yang berada tepat di samping Adit. Ia berbalik ke belakang dan bertempur dengan  empat Zet yang mencoba menarik kakinya.

" Dua senti menuju kepalaku, Assist yang baik gudang boy!"

Adit lalu menarik rak dorong yang ada di kirinya lalu mendorong ke arah depan yang membuat Nom  itu terjatuh lalu menumbuk kepalanya dengan besi yang ia pegang.

Ranju disebelah sana sedang dikejar oleh 1 Zetra perempuan dan 1 laki-lak, Adit datang ke arahnya dan membantu.

Si Hazel itu berlari untuk mencari benda yang dapat ia raih, karena melawan beberapa Zet dengan tangan kosong cukup sulit. dengan cepat aku memegang Rak besi dihadapanku ini lalu mendorongnya dengan sekuat tenaga, beruntung si Hazel itu sudah melewati ujung Rak ini sebelum jatuh dan menimpa Zetra di bawahnya.

"Cukup mendebarkan," Komentarnya, aku berpaling karena Zetra disini tetap banyak dan itu membuatku bingung. Ku edarkan pandangan ke sekeliling.

Entah datang dari mana, aku dapat melihat besi tajam dengan kilau di gagangnya.

Belati.

Aku memerintah kakiku untuk berlari ke arahnya dan mengambilnya.

Sesaat kemudian aku menyadarai si Hazel itu ditindih oleh Zetra bertubuh kekar yang terus menganga seolah bersiap untuk mengais daging wajah laki-laki itu. Ia menahan dahi Zet itu dengan tangan kirinya yang bebas.  Emosi ku menjadi-jadi melihatnya.

Aku berlari menuju ke arahnya lalu menarik Kepala Zetra itu kebelakang dan menusuk wajahnya asal. 

ZRRP

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SURVIVE FOR SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang