✉ :apa kamu percaya?

1.5K 143 21
                                    

🌙 "Apa kamu percaya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌙 "Apa kamu percaya?"

Suara daun pintu ditutup kemudian terkunci otomatis sebabkan gema singkat. Felix mendecih di ambang kusen. Pulang dari sekolah sudah disambut tanya yang persis mirip puluhan tanya sebelumnya.

"Kamu berisik, tahu?!"

Ia gusar.

Memutuskan untuk tidak menghiraukan tawa sumbang bersama pantulan batuk-batuk payah dari kerongkongan, Felix memasuki kediamannya lebih dalam. Sepetak kamar yang ia tinggali terasa dingin dan semakin dingin saja, tidak tahu itu bentuk kenyataan dari rasa kesepian atau apa.

Hyunjin—teman sekamarnya, pacarnya—betah di posisi. Paham tidak kalau Felix akan tetap mengacuhkannya jika ia tidak beranjak dari situ?

.

.

"Felix,"

"Hm?"

"Apa kamu percaya?"

Tercetus delikan marah yang hendak timbul, namun ekspresi kemahatahuan Hyunjin menggusur segala kesal. Di wajahnya ada keterangan 'aku menang' dan hal itu terasa mengolok Felix sampai inti terdalam.

Hyunjin mendegus tawa, sudah kubilang kan? Mimik wajahnya bercerita. Namun tetap saja Felix merasa sungkan dan dangkal.

Apanya?

Mata Hyunjin lebih pekat dari malam, dan sangat kosong bak lubang gelap tak berdasar. Mungkin itu salah satu alasan mengapa Felix terus-terusan kalah dan terperosok jatuh tanpa bisa ditahan.

Netra mereka yang bertumbuk sama sekali tidak mengandung gemintang, malah sangat keruh dan tidak terang. Terdapat kabut-kabut sesal yang menggumpal.

Jauh di dalam hati, apa Felix bisa percaya?

.

.

Cuma tengah malam yang kosong saat itu. Ia sangat mengantuk ketika belajar, tapi ketika merebahkan diri rasa kantuknya seolah terserap seluruhnya pada lembar-lembar buku di atas meja.

Felix menatap Hyunjin sembari menerawang. Ruangan mereka temaram. Kegelapan merayapi bagian dinding yang tak terjangkau lentera tidur, pun menjalari hati Felix.

"Hei, aku lupa membuang bir-mu." pancingnya sendu.

Hyunjin di sana tak bereaksi heboh seperti dulu ketika Felix selalu mengancam akan membuang kaleng-kaleng bir yang ia minati. Satu dua hal terjadi, dan dalam beberapa kondisi ia menjadi lebih tenang.

"Kamu bisa menyimpannya sampai lulus, kemudian minum-minum sendiri ketika jengah kuliah."

Sungguh masa depan yang gampang dibayangkan.

"Apa kamu akan masih ada ketika aku sudah dewasa?"

Hyunjin tertawa, ia menggeleng. Lelaki itu sungguh tidak tahu, Felix juga.

Sampai kapan ia dan Hyunjin bisa bertahan?

"Hei, apa kamu perc—"

"Diam." potong Felix kasar,

Dan bergetar.

.

.

Kain sprei diremas kusut. Nafasnya tersengal hebat. Hyunjin di atasnya entah kenapa terasa sangat dekat meski mata Felix sejatinya sudah tidak asing dengan penampakan biasa itu.

"Su-sudah kubilang untuk tidak mengganggu tidurku. Kamu... Kamu mengerikan!"

Hyunjin terkekeh kecil. "Astaga, aku tidak tahan."

Felix menjatuhkan telapak tangan di atas dahi. Rasanya pening dan sangat menyakitkan. Sudah sepantasnya ia gusar, dan kelipatannya mengganda kian hari. Tapi Felix lah yang mengubah Hyunjin menjadi seperti itu, jadi ia mengendalikan diri.

"Apa kamu percaya kalau aku sudah mati?"

Mungkin sudah saatnya Felix untuk berhenti pura-pura tidak terganggu dengan pertanyaan yang berulang kali Hyunjin lontarkan. Penampakan bagaimana Hyunjin menyeringai gila di depan matanya, dengan pupil mengempis sadis, sejatinya selalu berhasil membuat Felix meneguk liur pekat. Tidak tahu darimana seluruh kekuatan untuk menyueki semua itu selama ini berasal.

"Kamu membunuhku, Felix. Begini... Begini..." Serak Hyunjin berucap dengan lengan susah payah terangkat. Kepalan tangannya seolah menggenggam sesuatu, bergerak dengan pemberian kesan tengah menusuk. "Begini... Begini... Banyak sekali."

Banyak tusukan di leher.

"Kamu juga yang sudah menggantungku di atas sini."

Seutas tali dengan rembesan darah. Tubuh jangkung yang tergantung.

Tentu Felix ingat.

"Apa dengan begini kamu yakin kalau aku tidak akan meninggalkanmu?"

Tatapan Felix terlempar ke sembarang arah, ke manapun asal menghindari Hyunjin. "Ck, iya. Kamu akan selalu bersamaku sekarang. Kamu menghantuiku, bawel."

[Amaryle✉]
FIN.

Yosh, bagian pertama di up!
Ini akan jadi konten maljum untuk kedepannya ❤
Jadi up sekali seminggu (semoga) tiap maljum hehe :)

CLARITY; hyunjin ft. felix || hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang