#1 Gladis

53 7 2
                                    

Gladis, yaa kawan itu panggilannya sehari-hari. Manusia tidak produktif dengan sejuta impian. Menurutnya bermimpi yang tinggi itu tidak masalah, siapa tahu tuhan berikan mimpi-mimpi itu suatu saat nanti. Gladis adalah gadis cantik namun egois. Ia tidak pandai bersosialisasi tapi tidak mau kalah saat di debat. Apabila ia benar ia akan berusaha menjatuhkan lawannya. Tapi, ia tidak menyukai hal berbau hukum. Pandangan dia terhadap hukum sangat buruk, karena hal itu dia tidak suka hukum.
Gladis sekarang duduk di bangku SMP, yang memberikannya beragam kisah yang mungkin akan kalian tertawakan. Bucin. Itu adalah kata yang cocok mendampingi kesehariannya di SMP. Namun, dengan itu ia mendapatkan banyak sekali pelajaran. Dan karena hal itu ia tumbuh.
"Dis...."
"Iyaa??"
"Aku mencintaimu"
Pembukaan yang indah bukan? Hari ini sosok Surya memberanikan diri menembak Gladis. Memang pada saat itu Gladis tidak mencintai siapa pun. Dan sosok Surya mungkin akan di terima Gladis karena ketampanannya. Namun, hati Gladis tidak tergugah sedikit pun. Ia malah meninggalkannya.
Ia tidak suka menolak, tapi ia jauh tidak suka apabila ada yang menganggapnya lebih dari teman. Menurutnya dunia ini terlalu kecil apabila hanya di penuhi rasa cinta. Sesempit itu pemikiran Gladis.
Sebenarnya Gladis adalah perempuan yang ramah apabila kamu mengenalnya lebih dekat. Tapi, covernya saja yang menunjukkan bahwa dia adalah teman yang membosankan. Ia hanya punya satu pedoman "apabila kamu melakukanku dengan baik, maka akan ku lakukan hal yang sama. Namun, apabila kau perlakukan buruk, bisa saja aku lebih dari itu". Ya, pedoman yang sangat kejam.
Dunia Gladis hanya terletak pada buku dan bolpoin. Ia sangat mencintai menulis. Mungkin ini bisa jadi alasan ia menolak banyak laki-laki, karena sebenarnya hatinya sudah terisi, yaitu dengan tulisan.
Gladis adalah pemilik kata-kata terindah, namun ia tidak menyukai apabila kata-katanya di nikmati oranglain. Ia suka menulis untuk ia nikmati sendiri. Jiwa tidak mampu bersosialisasi tetap saja terekat dalam tubuh Gladis.
Selain tulisan, ia juga mencintai kebun. Baginya hidup dengan tanaman adalah sebaik-baik tempat. Indah untuk di pandang, asrih, segar, dan tentu saja hanya akan ada dia disana.
Tidak seperti perempuan pada umumnya, dia tidak pernah mengenal apa itu dunia make over dan skincare. Kulitnya masih alami, ia saja tidak pernah memakai apapun dalam kesehariannya. Menjadi sederhana adalah keinginannya. Hidup seperti itu tidak terlalu penting untuknya. Lantas untuk apa semua itu?
"Dis, ada yang cariin lo"
"Siapa lagi sih"
"Urusan organisasi kayaknya"
"Yess"
Ya, Gladis sangat mencintai pekerjaan dan organisasi. Walaupun ia tidak dapat bersosialisasi dengan baik, tapi bukan berarti ia benci organisasi. Justru Gladis sangan menyukainya. Ia akan sangat bahagia apabila memiliki banyak kegiatan. Sungguh gadis yang rumit. Apabila saya bahas mengenai karakter Gladis, sampai bait ini menjadi abu maka tidak akan pernah berakhir. Karena dari kisah ini hanya satu orang yang paham betul dengan sosok Gladis.

GladisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang