ALARICO GARDEBARA ALPHERATZ

195 26 12
                                    

Jangan lupa klik bintangnya ya:))


Cowok yang berperawakan tinggi melewati koridor sekolah yang sepi. Karena jam belajar mengajar sudah berlangsung satu jam yang lalu. Ia, masih santai berjalan melewati setiap kelas, tidak menghiraukan kalau  telat. Tangannya yang di masukan di saku celana menambah kesan coolnya. Rambutnya yang acak-acakan, bajunya yang di keluarkan tidak memakai dasi sudah menjadi ciri khasnya.

Ia berjalan dengan santai menuju kelasnya yang ada di lantai tiga. Tidak takut ketahuan oleh guru piket yang menjaga hari ini. Didepannya sudah terpampang pintu pintu kelasny, kelas XII IPA 2.  Tangan panjang membuka pintu kelasnya. Suasana Kelas yang tadinya ramai karena tidak ada guru seketika hening ketika ia masuk.

Cowok itu melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya yang ada di barisan belakang. Di sana terlihat teman-temannya sedang berkumpul. Dia hempaskan pantatnya di bangkunya.

"Untung Bu Irma nggak masuk lo Gar. Kalo masuk mah lo udah di hukum hadeuh," celetuk Selatan.

"Iya, untung banget lo Gar hari ini," sambung Satria.

Cowok yang diajak bicara hanya memutarkan bola matanya malas .

"Berisik lo berdua!" ketus Gardebara.

Cowok itu adalah Alarico Gardebara Alpheratz. Badboy—nyaSMA Antariksa.

"Gar, lo udah ngerjain PR Fisika belum? abis istirahat, pelajaran Pak Jodi," ujar Abi

"Udah. Mau nyontek lo?"

"Aaaa ... tau aja lo Gar,"

"Yaaa ... si taii mah nyontek mulu," kata Arjuna.

Abi menoyor kepala Arjuna,"Enggak ngaca anjir! Lo, lo juga ntar pada nyontek."

"Sudah-sudahlah jangan berteman," ujar Utara kepada mereka.

"Bacot lo semua!" ketus Gardebara ke mereka lalu menenggelamkan kepala diantara lipatan tangannya yang ada di meja. Tidak ada gunanya meladeni mereka semua.

Mereka saling menatap lalu mengangkat bahu acuh. Lebih baik, menyalin contekan dari buku Gardebara ke buku mereka semua.

"Ut ut, minjem pulpen dong," Satria mengambil pulpen yang ada di meja Utara tanpa persetujuan. Utara yang melihat pulpennya di ambil pun protes.

"Heh! Sini Sat punya gue njir. Sana lo beli sendiri! Ngakunya holkay, beli pulpen aja nggak mampu njing." Utara merebut pulpennya yang ada di tangan Satria.

"Pelit banget lo Ut, kuburan sempit mampus lo." Satria melirik sinis ke Utara.

"Iya lo Ut pelit banget si," sambar Arjuna.

"Berisik banget si kalian! kek bocah tahu. Pulpen aja rebutan," kata Selatan

Utara dan Satria menatap Selatan dengan sinis.

"BACOT LO!" teriak Satria dan Utara barengan.

Abi yang melihat mereka ribut, hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sudah biasa.

"Bocah."

Garde tidak menghiraukan keributan yang disekitarnya. Lebih baik ia tidur.

********

Kringg kringg....

Bel tanda istirahat berbunyi dengan nyaringnya di seluruh penjuru sekolah. Para murid berhamburan keluar kelas untuk menuju kantin. Mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.

Satria, Utara, Arjuna, Selatan, Abimanyu, dan Gardebara berjalan menyusuri koridor untuk menuju kantin. Arjuna dan Abimanyu ada di barisan paling depan. Satria, Utara dan Selatan ada di barisan paling belakang. Dan yah, paling tengah ada Gardebara. Setiap mereka berjalan bersama  tidak ada yang mengalihkan pandangannya kepada mereka. Semua mata memandang mereka dengan pandangan kagum. Paras mereka yang tampan, menjadi kesenangan tersendiri bagi yang melihatnya.

Mereka semua sudah sampai di kantin. Lalu, berjalan menuju meja paling pojok tempat mereka biasa nongkrong .

"Mau makan apa woi?" tanya Selatan ke mereka semua.

"Gue, nasi goreng sama teh manis satu," jawab Abi.

"Gue, mie ayam nggak usah pake sayur sama es jeruk satu," jawab Utara.

"Gue, samain sama yang punya Utara Selat," jawab Arjuna.

"Gue, samain sama yang punya Abi," jawab Gerda.

Selatan menganggukkan kepalanya pertanda ia mengerti.

"Woii Ut! Ayok pesen makanan," Selatan menarik tangan Utara untuk mengikutinya memesan makanan.

Utara berdecak lalu menghempaskan tangannya dari tarikan Selatan, "Bangke lo Selat. Nggak usah pegang-pengang! Maho lo ya?"

"Anjing! gue nggak belok ya. Gue masih suka cewe kamvret." Selatan menjitak kepala Utara dengan keras.

Perdebatan mereka berdua masih terus berlangsung sampai di stand tempat makanan.

Sedangkan di meja tempat mereka kumpul, keheningan melanda. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Abi yang sedang mabar  bersama Arjuna. Garde yang hanya fokus ke ponselnya, entah apa yang di lihat dari benda canggih itu. Sedangkan si playboy satu ini, Satria sedang menggoda Siswi yang melewati mejanya.

"Satu titik dua koma, Neng cantik siapa yang punya?"ujar satria yang menggoda salah satu siswi.

Siswi yang di goda oleh  most wanted SMA Antariksa itu hanya senyum malu-malu.

Garde, Arjuna, Abi  sudah tidak fokus dengan kegiatan mereka masing-masing karena gombalan receh si playboy ini. Akhirnya mereka menghentikan aktivitas yang tadi mereka lakukan. Melihat Satria yang menggoda siswi sekolah bagi mereka sudah biasa.

Garde menatap Satria dengan cuek. Ia lebih memilih fokus kembali ke ponselnya yang ternyata sedang menscroll beranda Instagram. Garde melihat salah satu postingan siswi sekolahnya yang memposting foto bersama teman-temannya. Fokusnya pada satu titik. Cewek yang berambut panjang berwarna coklat dan mempunyai senyum yang sangat manis di foto itu. Garde terdiam sebentar, sekian detik bibirnya membentuk senyum tipis.

Siapa cewek itu? Manis, batin Garde.

-TBC-

Hollaa(^.^)
Btw ini cerita pertamaku loh🙈
Suka ngga?🍑
Kalo suka allhamdulilah hihii.
Jangan lupa vote dan comment nya hehe
Yang udah mampir, makasii<3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GardebaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang