SALAH FAHAM 2

405 13 1
                                    

Shaffiyah pov.

Kini aku tengah berada dimushola rumah sakit. Aku tak pernah lupa melaksanakan kewajibanku. Dan aku juga berdoa untuk kesembuhan wanita paruh baya yang tengah aku rawat dan berharap dia segera sadar dari tidurnya.

Aku bingung, bagaimana aku akan mendaftar program beasiswa kuliah ku? Beliau belum juga sadarkan diri.

Aku gak mungkin ninggalin beliau sendiri, karna sampai saat ini keluarganya juga belum ada yg menghubungi.

Aku mengadu semuanya pada rabb ku, sesekali cairan bening itu mencelos begitu saja dari pelupuk mataku. Bagaimana jika aku...? Ah sudahlah. Aku percaya Allah punya rencana lain untukku.

Tapi sejujurnya aku tak pernah menyesal menolong beliau. Jika aku gagal kuliah. Aku akan pulang dan mulai semuanya dari awal. Aku juga akan kasih pengertian ke ayah ibu.

Setelah selesai beribadah aku kembali ke ruangan dimana ibu itu dirawat. Saat aku ingin menutup pintu aku mendengar dering telepon berbunyi. Aku berlari berharap itu telpon dari keluarga beliau.

Saat aku mengambil ponsel beliau, yah tertera nama SALMAN PUTRAKU di layar ponsel beliau. Aku bersyukur, akhirnya putranya menelpon.

Aku langsung menekan tombol hijau dan terdengar suara seorang laki-laki yang sedang cemas bahkan sangat sangat cemas, bagaimana aku tau? Aku mendengar dari tutur katanya.

Dia memberikan pertanyaan bertubi-tubi tanpa memberi jeda untuk aku bisa menjelaskan bahwa aku bukanlah ibunya.

"Bagaimana kabar ibunya? Ibunya sedang baik-baik saja atau tidak?"  dll.  Tapi saat ku beritahu bahwa aku bukan ibunya.

Dia justru marah dan mengira aku telah mencuri ponsel ibunya dan telah mencelakakan ibunya. Dia terus bertanya dengan tuduhannya tanpa mendengarkan penjelasan dariku terlebih dahulu.

Sampai akhirnya dia bertanya dimana keberadaan ibunya. Aku pun langsung memberitahu bahwa ibunya tengah dirawat dirumah sakit. Tanpa ba bi bu dia mematikan telpon sepihak dan juga tanpa mengucapkan salam.

Dalam hati aku hanya bisa beristigfar.

•••

Author pov

Tak butuh waktu lama untuk salman sampai di RS Ar-rasyid. Sesampainya dia disana dia langsung turun dari mobil dan kembali menelpon gadis yg tak lain adalah shaffiyah ntuk menanyakan ruang inap bundanya.

"Hallo assalamualaikum iya mas."  ucap shaffiyah

"Wa'alaikumussalam. Kasih tau saya bunda saya dirawat di ruang mana? " ketus salman padanya.

"Bun bundanya mas dirawat diruang mawar no 201 lantai 2 mas. "

Salman langsung mematikan handphonenya sepihak lagi dan lagi dan segera berlari keruangan dimana bundanya dirawat. Dan sesampainya disana.

Hati seorang anak manakah yg tak sakit jika melihat seorang ibu yang telah mengandung dan melahirkannya tengah terbaring lemah diatas brankar RS dengan jarum infus yg tergantung disebelahnya.

"Bu bundaa... " Salman berlari menghampiri bundanya.

"Bun,  Bunda kenapa sih? Kasih tau salman siapa yg uda buat bunda kek gini. Bun bangun. Cerita sama salman kenapa bunda bisa kek gini. Bunda banguuuunnnnn. " ucap salman sambil menangis.

Dia benar-benar lemah saat melihat bundanya dalam kondisi seperti ini. Tanpa dia sadari sedari tadi ada seorang gadis yg berdiri dibelakangnya. Dia adalah shaffiyah dan sepertinya dia memanggil salman.

"Permisi mas" ucap shaffiyah

Deg. Suara itu lagi. Salman langsung memutar tubuhnya menghadap gadis misterius itu. Dan yah.. Hatinya kembali berdesir.

Ia merasa seperti ada ikatan batin diantara mereka. Tapi.. Ah sudahlah. Mungkin hanya halusinasi ku saja. Ucap dewa batin salman.

"Kamu? Kamu yg angkat telpon saya tadi kan?" tanya salman memastikan.

"I i iya mas. Saya yang..."

"Oohhh jadi kamu yang uda buat bunda saya seperti ini?" bentaknya

"Hah? Enggak mas enggak, saya cuman......"  Lagi lagi perkataan shaffiyah dipotong.

"Kamu dengar, saya tau modus wanita murahan seperti kamu, kamu ingin menarik simpati saya agar saya menyukai kamu. Jadi kamu menyelakai bunda saya dan pura-pura merawat bunda saya agar saya mengira bahwa kamu telah menolong bunda saya lalu saya akan menyukai kamu. Dan kamu akan dengan mudah mengincar harta saya. Saya benar kan? Hah sangat memalukan." tuduh salman panjang lebar yg diakhiri dengan sebuah remehan.

"Astagfirullahal'azim. Maaf mas saya bukan seperti yang mas fikirkan. Saya datang dari...."

"Sudalah, sekarang saya minta kamu pergi dari sini atau saya akan lapor polisi." Ancam salman.

"Tapi mas... "

"Pergi!!! "

"Baiklah mas. Sekali lagi maaf jika saya ada salah. Semoga ibunya mas cepet sembuh. Assalamualaikum."

"Hm..Wa'alaikumussalam. "

Tak lama shaffiyah pergi keluar membawa koper. Kemana? Entahlah. Salman tak peduli. Dasar wanita zaman sekarang, menghalalkan banyak cara untuk bisa mendapatkan apa yg mereka inginkan. Dewa batinnya berkata.

Tak lama salman mendengar suara pintu terbuka. Dia fikir shaffiyah kembali tapi ternyata.

"Ngapain kamuuuu.... Eh dokter. Maaf dok saya kira tadi orang lain. "jelas salman.

"Maaf anda siapa ya? "tanya dokter.

"Saya anak dari pasien ini dok. "

"Oh jadi kamu putra pasien ini. Baiklah. Saya akan memeriksa ibumu sebentar. Kamu silahkan tunggu diluar"

"Baik dok. Lakukan yg terbaik untuk kesembuhan bunda saya dok. "

"Iyah. Akan saya usahakan semampu saya. "

Tak lama dokterpun keluar dari dalam ruangan bunda.

"Maaf dok. Bagaimana keadaan bunda saya?"

"Alhamdulillah beliau sudah membaik.  Sebentar lagi mungkin beliau juga akan sadar."

"Apa yg sebenarnya terjadi dok?"

" Jadi sekitar dua hari yg lalu bundamu mengalami kecelakaan." jelas dokter.

"Kecelakaan dok? " tanyanya kaget

"Yah. Pendarahan dikening bundamu sangat parah. Tapi untung ada seorang gadis yg baik hati yg mau menolongnya. Dia yg merawat bundamu selama dirawat di RS ini. Dia yg membayar semua biaya rawat inap bundamu dan juga dia yg sudah mendonorkan darahnya untuk bundamu ketika beliau kehabisan banyak darah akibat dari kecelakaan itu."

"Apa dok? Seorang gadis?"

"Yah.. Seorang gadis. Dia baik. Namanya shaffiyah. Saya salut melihatnya. Saya sering lihat dia shalat dan mendoakan agar bundamu cepat sadar. Dia gadis yg baik, tulus membantu bundamu, padahal dia sama sekali tidak mengenali bundamu. "

"Tapi siapa sebenarnya gadis itu dok? " tanya salman

"Entahlah. Saya juga tidak tau pasti. Yang saya tau dia gadis baik nan cantik. Saat saya tanya dia bilang dia datang dari sebuah desa dan kebandung ingin mendaftar kuliah. Biasanya dia disini menemani bundamu. Tapi mungkin dia sedang keluat sebentar."

"Oh ya Allah. Apa gadis itu gadis yg aku usir tadi?" Batinku

"Baiklah kalau begitu saya permisi"

"Baik dok. Terimakasih."

"Sama-sama" ucap dokter sambil tersenyum simpul pada salman.

💎💎💎

Nantiin part lanjutannya ya 🍒

Please support cerita ini biar aku tambah semangat hoho
Jgn lupa tekan vote+comment kalian.
Makasih ❤
Maaf kalo banyak typo bertebaran

My Husband Is Doctor KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang