[1]. RA

18 3 3
                                    

Seperti malam-malam sebelumnya, gadis berperawakan tinggi itu hanya duduk termenung di bangku balkon rumahnya-kamar-, yang selalu ia gunakan saat ia kesepian.

Bolpoin gambar bintang, serta buku hitam lusuh bergambar bulan miliknya lah yang selalu menemani malam-malam sunyinya.

Setelah bosan ia menatap langit hitam diatasnya, ia mulai menulis sebuah kata, untuk menggambarkan suasana hatinya.

Apa kau tahu, malam ini aku kesepian
2 jam aku menunggumu,
Namun kenapa kau tak datang?
Aku berharap kau selalu berada di setiap malam-malam sunyi milikku.

-Lexa-na

Alexa menatap langit dan bukunya secara bergantian, semua terasa lelah baginya. Alexa berpikir akan lebih tenang jika ia keluar sebentar, sekedar membeli sedikit camilan ringan di minimarket depan gang.

Ia bergegas pergi, mengambil dompet dan jangan lupakan jaket hitam berlogo Taekwondo miliknya yang selalu ia gunakan saat berpergian malam.

•••

Ia mulai berjalan ringan, ia memejamkan mata. Angin menyapu wajah cantiknya, yang membuat rambut panjang nya bergerak secara teratur.

Alexa bersyukur karena rumahnya dekat dengan toko kecil, minimarket, bahkan mall sederhana. Jadi ia tak perlu berjalan jauh-jauh hanya untuk membeli makanan ringan.

Alexa mulai masuk kedalam mini market, ia melihat laki-laki tampan berambut blonde itu. Ferry Dravian. Alexa sering memanggilnya vean, karena iya rasa itu nama yang cukup unik.

"  Hei ve, kau dapat ship malam? " Alexa berjalan mendekat kearah vean, kemudian ia duduk di bangku dekat kasir.

"Yup's benar sekali exa, sebenernya aku lebih suka ship malam karena tidak terlalu melelahkan" ucapnya sembari merapikan rak minuman dibelakangnya.

"Ahh ve, camilan seperti biasa. 2 chiki kentang, 2 mie ringan, and 5 kaleng cola" lexa tersenyum. Ia merasa bahagia bisa bertemu laki laki feminim seperti vean.

°°°

Setelah selesai melakukan transaksi layaknya pembeli dan penjual bersama vean. Alexa bergegas pergi dari mini market.

Dari kejauhan, Alexa seperti melihat mobil pengangkut barang berhenti didepan rumahnya. Bukan membawa mobil ataupun motor. Namun, mobil itu membawa barang barang layak nya seperti orang akan berpindah.

"Bang apakah ada orang yang akan berpindah?" Alexa memberanikan diri untuk bertanya kepada abang pengangkat barang. Bukankah ia selalu berani? Entahlah coba tanya sendiri.

"Ah iya dek, ini ada yang mau pindah ke rumah besar itu" abang itu menjawab dan menuju rumah besar disamping rumahnya.

Ia memandang rumah tetangga nya yang dihuni para sultan. Setelah mengucapkan terimakasih kepada abang pengangkut barang, alexa berjalan ke arah rumahnya.

"Heum? pindahan? Apakah aku akan punya tetangga? Semoga tetangga ku nanti cewe biar bisa ku ajak berteman." Monolog nya sembari berloncat-loncat kecil.

Setelah masuk ke dalam rumahnya, alexa berniat langsung tidur karena hari sudah larut dan ia cukup lelah hari ini. Makanan yang ia beli tadi, ia taruh di kulkas mini khusus kamar milik nya.

Alexa berjalan ke ranjang, ia membetulkan selimut nya. Kaki kanan ia sembulkan keluar, agar tidak kepanasan atau kedinginan.

"Semoga besok lebih menyenangkan dari pada hari ini, dan aku sudah tidak sabar bertemu tetangga ku" alexa mulai memejamkan mata kecilnya. Tanpa waktu yang lama, alexa sudah pulas dengan mimpinya.

—Selamat tinggal sang rembulan, biarkan aku menutup mataku sebentar saja. Aku lelah. Terimakasih.

_______________—”

“Hai kawan ku, Na Kembali dengan cerita sederhana milik Na.
Semoga suka~
Jangan lupa vote and comment teman teman Na.
Sampai jumpa”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[1]. RA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang