23. Frustrated

215 38 0
                                    

Ketika kau berurusan dengan orang gila maka kau akan menjadi gila karenanya.

*

Tidak, Giorald tidak bisa menerima ini. Bukan hanya mata itu menatapnya sengit, melainkan juga memancarkan kebencian. Untuk siapa? Margaret benci padanya? Giorald tak banyak tahu tentang psikologi, tapi itu bisa dianalisa melalui karakter. Sosok anti sosial, pemalu, penakut, dan polos adalah orang-orang yang memiliki karakter berbeda pada umumnya. Sisi introvertnya membuatnya suka menganalis apa yang dirasakan oleh perasaannya. Cukup bermonolong dengan dirinya sendiri tanpa mengerti sudut pandang orang lain karena bagi mereka orang lain juga tak cukup mampu tuk mengerti seperti apa mereka.

Tangan besar memisahkan tangan Giorald yang masih mencekal tangan Margaret. "Brian?"

"Jangan ikut campur masalah kami." Ucap Giorald ketus.

"Heh? Apa aku ikut campur? Sudah waktunya Margaret pulang dan dia ada urusan dengan ku." Brian memutar matanya malas lalu beralih pada Margaret. "Kita jadi kan cari buku?"

Margaret mengangguk antusias  menarik tangan Brian dan cepat-cepat pergi meninggalkan Giorald dan kedua sohibnya itu.

Giorald mengepalkan tangannya melihat punggung mereka menjauh, diliriknya Mark dan Juan lalu menyeret kedua temannya ke kelas kosong.

"Kalian benar-benar keterlaluan. Jika dilihat sebenarnya awal masalah ini penyebabnya adalah kalian!".

"Kalian belum mengenal Margaret. Candaan seperti itu tidak cocok untuknya." Giorald benar-benar mengeluarkan emosinya.

"Santai bos, dia saja yang tidak bisa dicandai-"

"Sudah tahu tidak bisa dicandai lalu mengapa kalian melabraknya langsung tadi huh?"

"Kami tidak tahan kau terus merasa bersalah padanya-" Lagi, ucapan pembelaan mereka terpotong karena celotehan Giorald.

"Dan karena itu Margaret semakin marah pada ku. Ya, aku seharusnya tak perlu merasa bersalah karena disini kalian yang salah." Teriak Giorald frustasi.

"Kalian harus meminta maaf. Apa pun itu buat Margaret dan aku berbaikan. Jika itu belum terjadi jangan harap aku mau berteman dengan kalian lagi."

Mark dan Juan menganga ditempat, Giorald pergi begitu saja tak lupa dengan membanting pintu.


*

Margaret telah selesai membeli buku. Kali ini ia menaiki motor besar tentu Brian lah yang menyetir.

"Terima kasih untuk yang tadi." Ucap Margaret namun tidak di mengerti Brian.

Tangan Margaret menaikkan kaca helm lalu mendekat ke telinga Brian. "Aku tahu kau menarik ku untuk bisa terhindar dari mereka kan."

Brian tersenyum dibalik helm dan mengangguk. Tanpa mereka sadari seseorang yang memakai seragam sama dengan mereka mengeratkan pegangannya pada stir mobil. Giorald kebetulan juga terjebak di lampu merah.

*..


Astaga, tidak pernah terbayangkan olehnya dirinya akan tertimpa sial seperti ini. Orang-orang memanggilnya Mr. Greg, pria dengan harga diri terlampau tinggi. Pria tua itu nampak seperti mumy walau hanya bagian kepala yanng dililit perban. Maxcel menghajarnya sangat parah, lalu membawanya ke rumah sakit dan melarangnya untuk rawat inap karena menganggap lukanya termasuk luka ringan. What the hell, tulang rahang patah dan dua gigi geraham copot jangan lupakan lebam hampir memenuhi area wajah membuatnya tampak bengkak dan itu luka ringan? Bahkan saking sakitnya ubun-ubunnya terasa berdenyut.

My Knight (Complete)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang