Gadis berlesung pipi dengan seragam sekolah kekecilan tak lupa dengan rambut ombre ungunya. Gadis itu berjalan dengan angkuh sambil memegangi tongkat baseball berwarna putih ungu. Namanya Ratu.
"Lo.. yang pecahin ban mobil Febbi?" Tanya Ratu pada seorang gadis yang memakai riasan menor itu.
"Lo jangan asal nuduh! Emang punya bukti apa lo?!" Cewek itu malah balas bertanya dengan kasar.
Ratu tertawa.
Cewek bernama Elin itu menatap ngeri kearah si rival pasalnya gadis itu memegangi tongkat baseball yang bisa saja berakhir mengenai wajah Elin.
"Lo jangan nyolot dong, gue gak suka loh~" Ucap Ratu sambil tersenyum lebar ia berjalan mendekat lalu menarik rambut Elin dengan kasar, pergerakan Ratu yang begitu cepat membuat gadis tinggi itu tak bisa menghindar dari Ratu.
Wajah Elin terangkat keatas karena Ratu menarik rambutnya dengan keras. Rintihan kesakitan dari mulut Elin membuat kantin sekolah menjadi hening seketika.
"Temen-temen gue pada demen sama Febbi jadi lo iri kan sis" gumam Ratu masih dengan senyum manisnya.
Tongkat baseball yang tampilannya begitu feminim berada di depan leher Elin, Ratu membuatnya seakan ingin mencekik leher gadis menor itu dengan tongkatnya. Jemari yang dihiasi pewarna kuku itu masih setia menarik rambut panjang Elin. Gadis itu berteriak namun tak ada yang berani membela. Hanya menonton.
Kuku tajam Ratu kini beralih pada leher Elin membuat gadis itu semakin berteriak keskaitan kuku-kuku jari Ratu menggores leher jenjang Elin hingga darah mulai menetes dari sana. Melihat darah itu senyum Ratu semakin mengembang.
"Jangan sok menguasa disini, karena disini cuma gue ratunya" ucap Ratu final. Tak terbantahkan.
Ratu mendorong kepala Elin lalu tersenyum lebar memperlihatkan sederet gigi putihnya. Tak ada wajah merasa bersalah sama sekali. Sedangkan Elin menunduk menangis tersedu-sedu sambil memegangi lehernya yang terasa sangat perih tak lupa rambutnya yang rasanya ingin rontok semua.
"Ehmm.. ada yang tau beli sendwich yang warnanya ungu dimana?" Tanya Ratu lantang membuat seluruh isi kantin menatapnya horor. Tak ada wajah bersalah setelah membuat Elin histeris kesakitan.
Gadis ini benar-benar ... Gila.
Tak ada yang bisa menghentikan Ratu beserta kegillaanya, kecuali seorang cowok yang parahnya tak kalah gila dari dirinya.
Gadis sassy yang selalu menjadi pusat perhatian bagi kakak kelas maupun adek kelas. Meski baru menginjak kelas sebelas cewek itu mampu membuat siapa saja bungkam, tak ada yang berani melwan sebab tak ada batas bagi Ratu. Tak pernah mengutamakan hati, kecuali saat bersama ...
"Peanut!"
.. Kacangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCISMUS
Teen Fiction"Keliatan bego kalau nyatanya lo suka tapi terus bilang gak suka" -Ratu. "Keliatan bego kalau terus ngejar padahal orang itu gak peduli sama lo" -Nalvan. Tentang dua remaja dengan tingkat kewarasan yang rendah.