Bagian 6 : Rahasia Kelam

36 3 5
                                    

Selamat Datang di Bagian Keenam kisah Xavier! Selamat Menikmati..

***

   "Eh, Qe, lo pulang sama siapa?" tanya Lea ketika mereka semua sedang bersantai di Kantin setelah menjalankan hukuman.

   "Naik ojek paling," jawab Qeana sambil menyantap siomay miliknya.

   "Lahh, kok naik ojol, sih, 'kan ada Xavier. Lumayan lah, Qe irit ongkos," celetuk Oxgar diangguki Lea.

   "Nggak usah, gue naik ojek aja, lagian Xavier juga belum sehat banget, masih perlu istirahat," jawab Qeana dihadiahi siulan dan godaan dari Haikal,Oxgar dan Arjuna.

   "Ehem,yang sekarang ada pawangnya mah, beda," ucap Arjuna sambil meniup-niup mi pangsit yang masih panas.

   "Weh, wehh Drii, goblok lo! Jangan tinggalin gue! Dikepung nih! Awas kalo gue kalah gue teror lo!!" celetuk Reand sambil mengumpat dan memukuli Adrien yang tidak becus main game.

   "Ah, tai emang lo! Gue kalah! Awas lo! Nggak mau lagi gue main sama lo! Kalah mulu!" maki Reand membuat Adrien tidak terima.

   "Eh, kampret! Elo yang ngawur, nyasar! Tuh yang lain aman-aman aja, emang dasar lo sukanya cari masalah, salahin gue, bahaya emang lo, anoa!" seloroh Adrien tidak terima.

   "Anjir, berisik!" umpat Kendzie yang sedang membaca buku membuat kedua laki-laki itu diam.

   "Woi, X! Jangan dianggurin dong Qeana-nya, ditinggal baru tau," ucap Oxgar membuat Xavier yang sedang menyantap nasi goreng menoleh, menatap Qeana dengan satu alis yang terangkat naik.

   "Eh, enggak, kok. Gue balik duluan ya," ucap Qeana lalu beranjak.

   "Oh, iya. Hoodie lo gue cuci dulu, ya, nanti gue kembalikan Hari Senin," ucap Qeana lalu meraih tasnya.

   "Gue duluan, makasih waktunya," ucap Qeana lalu pergi.

   "Bos, kejar dong!" celetuk Arjuna.

   "Iya! Ntar diambil sama yang lain lohh," lanjut Oxgar.

   "Parah, sih. Kalo gue, ya langsung gue kejar," sahut Reand.

   Xavier akhirnya berdiri,lalu meraih kunci motornya.

   "Gue duluan." ucap cowok itu yang diberikan wejangan-wejangan dari kawan-kawan seperjuangannya.

   "Mereka cocok ya," ucap Lea diangguki yang lain.

   "Cocok, habisnya mereka berdua itu juga dingin sifatnya, cuek. Apalagi Qeana, anjir emang gue ditumbuk, kalo udah kayak gitu pasti keliatan, nggak bakal ada yang selingkuh," ucap Haikal diangguki lagi oleh yang lain.

   "Iya, yang terbaik aja, deh buat mereka," celetuk Reand.

   "Kita ikutan jagain mereka juga, 'kan ya?" tanya Adrien diangguki yang lain.

   "Ken, gimana?" tanya Haikal menatap Kendzie dengan salah satu alisnya yang naik.

   Kendzie menutup buku yang dia baca. Menatap lurus kedepan, terlihat sedang berfikir.

"Satu minggu." ucap Kendzie membuat yang lain mengerutkan kening,bingung.

   "Gue butuh waktu seminggu buat bener-bener nyelidikin hal ini. Tanpa ada yang ikut campur selain Oxgar." sambungnya membuat yang lain mengangguk setuju.

   "Ada apa ini ada apa? Kok gue nggak tau?" tanya Lea.

   Haikal tersenyum dan mengusap kepala perempuan itu dan memberikan isyarat 'bukan apa-apa' yang diangguki pacarnya itu.

X A V I E R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang