1

45 1 0
                                    

Entah......Aku masih percaya akan tiba suatu hari seperti yang ku nantikan bertemu kembali dengan banyak perempuan, memeluk yang lama terpisahkan, berjumpa dengan yang paling berarti di perasaan, tetapi untuk sekarang biarkan aku kembali bernostalgia, memungut semua senyuman yang pernah kau tinggalkan di perasaan. Iyaaa... Begitulah kini aku, menjadi tak kuasa akibat rasa yang luar biasa, menjadi seorang pemimpi agar kau tetap hidup di dalam hati. dan menjadi salah akibat kenangan yang masi ada.
Apa kabar denganmu Masi adakah rasa? Sudah lupakan dengan masa lalu? Atau sudah menemukan cinta yang baru? Tidak usah berbelit, ucapkan saja apa yang menjadi kenyataan, Aku sudah biasa menikami perasaan.
Kini biarkan aku kembali menggambar masa lalu yang tak bisa ku selesaikan, Tugasmu hanyalah memberi warna. Pintaku jangan menghapus kenangan ini dengan lelaki yang baru saja kau temui. Kalau Hanya untuk menambahkan gambar atau warna silahkan saja, Biar aku yang menjadi kertasnya. Kelak nantiya kau benar-benar paham bahwa tidak semua kenangan akan tinggal di perasaan. Ada kalanya ia akan membuat kehilangan fokusmu, mencederai pikirmu kemudian membuatmu hancur dalam bentuk sia-sia.
Dengan satu untain kata, Kau kembali memukul pagiku. Meledek kondisiku sekarang yang masi saja membahas hal semu terkait masa lalu, sekian tahun berpisah tidakkah membuatmu berbenah, Atau kau lupa sopan santun dan tatak ramah, ternyata aku lupa, sejak lama hubungan kita kau jadikan sebatas canda. (Hidup harus berubah) "katamu" Dan sepertinya hidup dengan pria berambut acak-acakan, bercelana cutbray, berbaju kata-kata dan bertangan penuh gelang bukanlah pilihan yang tepat buat keluargamu. Untung saja aku sudah terbiasa dengan perasaan yang di bolak- balikkan juga luka yang menganggah namun tak berdarah.
Diam-diam luka telah megintip, mengendap perlahan, hingga saatnya muncul merenggut sadarku. Malam sudah teduh di pikiran dan kau Masi tetap di perasaan, mengais secara henti,merintik dengan perlahan juga menjerit sakit dalam gelisah. Sudah biarkan saja kesengsaraan ini menimpa laki-laki sepertiku yang rela bertahan di tidak kemungkinan, yang berjalan tak tahu arah dan berpikir tanpa pikiran. Urusanmu hanya menjalin kisah dengannya biar aku yang menjadi pelekatnya, silahkan saja bergandengan biar aku saja yang kamu lepaskan.Tapi untuk saat ini jangan pernah berpikir untuk menikah sebab aku tak bisa menerima.
Hubungan adalah tabah dalam menghadapi ikhlas, bersuar kata yang mengeja dalam kalimat yang tak bersua .tapi biarkan aku tetap hidup di dalam hatimu, dan jika waktunya tiba aku akan kembali bangunan dari mimpiku dengan rindu yang lebih syahdu,dari rasa yang benar-benar kuasa,juga keikhlasan yang begitu menenangkan.maka itu tenang saja, sebab candu akan tertuju dan pulang akan selalu padamu.sebab kepergian adalah kemauan dan pulang adalah sebuah keharusan. DEMIKIAN sendirian.

Dan turut berduka bagi yang di tinggalkan semoga batin di kuatkan untuk mengikhlaskan dan di beri ketabahan.

Selamat menikmati patah hati selamat menunaikan duka lara

Salam lestari,salam literasi, salam ruang-ruang idiologi

-arifullah yunus-

-arifullah yunus-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

harapan yang mendewasakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang