▪ GO | END

1.1K 94 27
                                    

Jangan lupa VOTE dan COMMENT😉

▪ ▪ ▪

Junghwan hanya diam.

Haruto melihat pemandangan sekitar.

“ Tapi kalau dipikir-pikir, tempat ini bagus juga. Tidak ku sangka kau punya selera yang bagus dalam memilih tempat. Kau lihat air terjun yang disana? Itu sangat bagus! Bagaimana kalau kita kesana? “, usul Haruto.

“ Hei! Kau ini selalu saja menggangguku. Kau tidak punya kerjaan apa? “, ujar Junghwan.

“ Daripada kau duduk disini dan gak ngapa-ngapain, kan lebih baik ikut denganku. Bagaimana? “

Melihat pertanyaannya tidak direspon, Haruto langsung menarik Junghwan ke air.

“ H..H..HEI! Apa yang kau.. “

“ Lihat kan? Ini lebih baik daripada kau duduk dibatu itu,” ujar Haruto. “ Ayo,”

Haruto lalu mengajak Junghwan ke air terjun yang dimaksudnya.

“ Haruto, kau tidak merasa kalau air terjun ini terasa lebih curam dari sungai yang disana? “, tanya Junghwan.

Eum.. Iya juga ya. Tapi tidak apa-apa kok. Kalau cuma segini tidak akan membuatku tenggelam,”

Haruto melihat ke arah air.

“ Hei! Lihat! Airnya jenih sekali kan? “

Um,” Junghwan mengangguk.

“ Sekarang ayo kita kesana! Berdiri dibawah air terjun pasti seru,” ajak Haruto lagi.

Junghwan hanya mengikuti usul demi usul yang dilontarkan Haruto.

Ketika sedang berdiri dibawah air terjun yang jatuh dengan derasnya, tiba-tiba Junghwan terpeleset dan terbawa arus sungai.

Haruto terkejut bukan main.

“ HEI! SO JUNGHWAAAN! “

Junghwan kesulitan bernafas. Entah Haruto mengetahui atau tidak, bahwa Junghwan sebenarnya tidak bisa berenang.

Tanpa pikir panjang, Haruto langsung melompat dan menolong Junghwan.

Setelah mendapatkannya, ia perlahan-lahan membawa Junghwan ke tepi sungai.

Junghwan tidak sadarkan diri. Mungkin ia terlalu shock atau mungkin ia kehabisan nafas.

“ Junghwan! Bangun! “, ujar Haruto sambil menepuk pipi Junghwan.

“ Hei! So Junghwan! “

Melihat Junghwan yang tidak kunjung sadarkan diri, tanpa pikir panjang Haruto menutup hidung Junghwan dan memberikan nafas buatan.

Sekali, tak mampu membuat Junghwan sadar.

Dan untuk yang kedua kalinya, dengan nafas buatan yang dilakukan melalui mulut ke mulut itu, kini dapat membuat Junghwan tersadar kembali.

Huk! Uhok! “

Keluar sedikit air dari mulut Junghwan.

“ Hei! Kau tidak apa-apa? “, tanya Haruto.

▪ ▪ ▪




Pada malam harinya, Haruto memberikan semua jaketnya pada Junghwan.

Bukan kemauannya, tapi itu sebuah paksaan dari Junghwan sendiri.

“ Hei! Ini terakhir kalinya aku ikuti semua saranmu! Setiap kali aku mengikuti perkataanmu, pasti aku selalu kena batunya! Aku tidak mau lagi seperti ini! “, ujar Junghwan kesal.

“ Iya, aku mengerti! Aku juga tidak akan menyuruhmu mengikutiku lagi. Aku berjanji,”

“ Dengar ya! Kalau bukan karena kau, aku masih bisa bebas keluar dan bergabung dengan yang lainnya. Bukan berselimut tebal didalam tenda seperti ini! Haaaaakh! Ini semua karena kau! Karena kau! Karena kaaaaaau! I hate you, Harutooooooo! “

Ketika itu, Jennie tiba-tiba mengunjungi tenda mereka.

《END》Baby Baby You're [HaruHwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang