Layla POV
Suasana makan malam dirumah kami saat ini berbeda dari malam-malam sebelumnya, karna kedatangan kak Al yang bergabung dengan kami. Ayah nampak sangat asik mengobrol dengan Kak Al tentang banyak hal di tambah dengan abang Kei yang selalu bersemangat menyahuti pembicaraan antara ayah dan kak Al.
Setelah kompromi kami siang tadi yang berakhir menyebalkan menurutku, kak Al menyempatkan waktunya menjemputku saat jam pulang kantorku. Kak Al pasti bertanya pada bang Kei mengenai semua kebiasaanku atau mungkin bang kei yang membocorkannya, ntahlah pertemanan mereka memang aneh. Kak Al menurutku terlalu kaku untuk mengimbangi sifat abangku yang terlalu receh, ntahlah pertemanan mereka terlalu absurd untuk kupahami.
Setelah mengantarkanku dengan selamat sampai dirumah ayah dan ibuku pun mengajak kak Al untuk bergabung makan malam bersama kami dan di sanggupi olehnya. Dan tara terciptalah suasana makan malam keluargaku saat ini.
Setelah acara makan malam usai keluargaku beserta kak Al melanjutkan bincang-bincang di ruang keluarga rumah kami, dari mulai bisnis, olahraga, hobi bahkan tentang topik pernikahan aku dan kak Al pun tak luput dari pembahasan. Saar waktu menunjukan pukul 21:30 WIB
Ayah dan ibuku pun memutuskan pamit duluan dengan alasan lelah disusul dengan abang Kei yang beralasan akan menyelesaikan pekerjaan kantor yang menurutku hanya alasan, sehingga meninggalkan aku dan kak Al berdua di ruang tengah."jadi bagaimana keputusanmu mengenai kompromi kita siang tadi ?" tanya kak Al dengan santai.
"bukankah kak Al sudah tau jawabannya !" seruku dengan sangat tak rela, itu merupakan keputusan besar yang sungguh sangat berat yang harus ku terima dengan lapang dada.
"gadis pintar"
"baiklah, sudah malam aku pamit "
Kata kak Al dengan santai akan beranjak dari tempat duduknya.
"tunggu dulu, aku juga punya syarat yang ingin kuajukan pada kakak" kataku mencegah kak Al beranjak dari posisinya.
"baiklah, apa yg kamu inginkan Layla?" tanya kak Al seraya kembali keposisi semula.
"aku menginginkan seluruh harta dan aset kakak, termasuk semua saham yang kakak miliki. Aku ingin semua menjadi atas namaku"
Setelah aku mengungkapkan keinginanku nampak kak Al sangat terkejut mendengarnya terdiam dengan ekspresi yang kaku dan tegang. Mungkin permintaanku terkesan sangat keterlaluan, tapi bagiku yang harus melepaskan pekerjaanku dan kerja kerasku permintaan gilaku ini merupakan kompensasi yang tepat lagipula jika kami menikah maka miliknya merupakan milikku begitupun sebaliknya. Jika aku meminta hal ini pada pria lain aku yakin permintaan gilaku ini pasti akan ditolak dan aku akan dicap sebagai perempuan matrealistis, tapi aku yakin jika itu kak Al setidaknya dia akan memikirkan dulu permintaanku. Suara kak Al menyadarkanku dari lamunan panjangku dan sesuai dugaanku kak Al tidak langsung menolak keinginanku."apa menurutmu aku akan menyanggupi keinginanmu layla?" tanya kak Al sembari menghela nafasnya.
"ntahlah, tapi kurasa kakak tidak akan langsung menolaknya dan tidak pula beranggapan aku matrealistis" jawabku.
"ck, dibandingkan matrealistis sepertinya sifatmu lebih ke realistis"seru kak Al.
"bukankah kak al sendiri yang mengatakan kita merupakan pasangan yang cocok karena sama sama realistis !"
"jadi bagaimana ? Apakah aku bisa mendapatkan seluruh harta kakak ?" tanyaku serius.
"apakah kau tidak akan pernah meninggalkanku apapun yang terjadi?" tanya kak Al.
Pertanyaan kak Al membuatku sangat terkejut, apakah itu artinya dia akan memberikan keinginanku dengan mudahnya.
"apa jika aku menjawab IYA, kakak akan mengabulkan permintaanku dengan mudahnya?" tanyaku heran.
"jika jawabanmu iya, tentu saja akan kuberikan. Pengaturan tentang kompromi yang kuinginkan siang tadi merupakan segalanya bagimu, dan kamu menyetujuinya. Menurutmu harta yang kumiliki adalah segalanya bagiku, bukankah cukup adil jika aku memberikan segalanya untukmu pula"jawab kak Al panjang dengan ekspresi yang mulai santai.Aku sangat terkejut dengan keputusan kak Al. aku tau dia merupakan pria yang berbeda, tapi ternyata dia benar-benar dapat membuat orang terkejut. Kuakui pola pikir kak Al memang tak bisa ditebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Family
General Fiction"aku akan menikahi layla" aku terkesiap mendengar ucapan lelaki yang sudah kuanggap kakakku sendiri itu. "apa maksudmu al?" sahut ayah dengan raut kaget yang sangat jelas. "ayah tidak mau menerima bantuanku pada perusahaan jadi kupikir ini cara yang...