3. Resah Jadi Luka

33 12 0
                                    

Typo dimana mana!

"Gak usah, Cel. Aku udah kenyang kok." Angel menatap Celia yang menggembungkan pipinya.

"Yaudah iya, Aku Roti bakar ama jus jeruk aja." Lanjut Angel membuat Celia mengembangkan senyumnya.

"Oke nyonya pesanan anda akan segera tiba." Gadis itu berjalan menjauhi meja makan mereka.

Angel terkekeh melihat tingkah Celia. Seperti namanya Celia sifat gadis itu bahkan begitu Ceria Angel yang belum mengenal sekali Celia merasa seakan mereka sudah saling mengenal sejak lama.

Gadis itu menatap beberapa Siswa berbondong-bondong  masuk kearah kantin. Yah saat ini posisi Angel sedang berada di kantin.

Celia datang dengan pesanan mereka "Mari makan!" Ucapnya Semangat, Angel menatap Celia sambil terkekeh.

Gadis itu beberapa kali tertawa saat mendengar lawakkan dari Celia. Bahkan Siswi yang melihat mereka berdua merasa risih karna tingkah mereka berdua yang seakan-akan melupakan tempat mereka saat ini.

"Cel, ugmm-- Kamu disini gak punya teman?" Tanya Angel, karna yang ia lihat Celia seperti tidak memiliki teman selain dia, bahkan beberapa kali Angel merasa heran tidak mungkin tak ada satupun siswi atau siswa yang tak ingin berteman dengan Celia? Celia cantik, baik, bahkan gadis itu sangat ceria dan juga selalu bersemangat.

Celia mengeleng "Ada kok, tapi kayaknya mereka lagi---nah itu mereka." Celia mengangkat tangannya berusaha memberitahukan keberadaan gadis itu dihamparan manusia.

Angel menatap kedepan, tubuh gadis itu menegang, matanya beberapa kali berkedip berusaha menyakinkan penglihatannya saat ini.

Didepannya--bukan bukan--di pintu kantin seorang pemuda berdiri dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku, pemuda yang sudah seminggu membuat Angel menderita, pemuda yang sudah membuat Angel seperti sekarang-rapuh dan lemah.

Angel berusaha mengontrol amarahnya, gadis itu mengerutkan keningnya "Mengapa dia berada disini?" Tangan gadis itu perlahan memijit pelipisnya, menatap pemuda yang beberapa meter berdiri di pintu kantin.

"Apa yang akan takdir lakukan kepadaku lagi? Aku seakan-akan masuk kembali kelingkaran cowok itu." Angel mengepalkan tangannya.

Apa yang akan kalian lakukan ketika memilih membuka lembaran baru disekolah yang berbeda dan salah satu kertas lembaran lama masuk kembali di lembaran barumu?

Pemuda yang sudah menyakitimu kini kembali lagi? Kau seakan akan diikuti, kau seakan akan merasa dipermainkan oleh takdir.

Kenyataan pahit selalu membuat manusia kalah dan lemah dan Ananda Angelia membenci itu

"Ngel?"

Angel tersentak dan langsung menatap Celia yang sedang tertawa ketika melihatnya, apa yang salah? Apa wajahnya terlihat begitu memalukkan?

"Kau terlalu fokus menatap Kak Rian." Ucap Celia diselah-selah tawanya "Wajahmu begitu menggemaskan." Tawa gadis itu kembali terdengar membuat Angel mendengus kesal.

Ia mengerutkan keningnya ketika kembali mengulang-ulang ucapan Celia yang ganjil, Rian? Siapa Rian? Apakah Rian itu---

"Febriansyah Putra, Cowok yang sedari tadi kamu perhatikan." Celia menatap Rian dan kembali menatap Angel "Kak Rian tuh tampan, terus postur tubuhnya yang ideal bikin cewek cewek makin gencar buat ngambil hatinya, dia tuh kapten basket, pintar bangat dibidang mata pelajaran Fisika, hanya saja sifat Kak Rian yang begitu dingin, cuek, dan tak beperasaan membuat beberapa cewek lebih memilih menganguminya secara diam-diam."

"Uem, kenapa namanya harus Rian?" Tanya Angel namun ketika melihat tanggapan gadis disampingnya, gadis berkepang dua itu cepat-cepat kembali melanjutkan ucapannya "Ma-ma-maksudku bukannya Putra terdengar lebih bagus? Nama Rian diambil dari kata Febriansyah sedangkan Putra berada diakhir nama, namanya sungguh membingungkan." Lanjut Angel berusaha menutupi kecurigaan dari tatapan Celia disampingnya.

Celia mengangguk mengerti "Aku sama sepertimu, awalnya aku mengira nama Kapten basket kita adalah Putra namun ketika mendengar beberapa cewek mengatakan Rian bahkan memuji cowok itu membuatku paham bahwa cowok yang mereka puji adalah Kapten basket sekolah kita."

Angel menatap Celia, gadis itu mengangguk mengerti walau beberapa pertanyaan terus terlintas dipikiran gadis itu.

"Oh iya, Kamu liat deh cowok yang sedang memarahi adik kelas disana." Tunjuk Celia.

Angel mengikuti arah tunjuk Celia, gadis itu mengerutkan keningnya ketika melihat seorang pemuda yang sedang berkacak pinggang memarahi adik kelas cewek.

"Itu Kak Dirga, ketua Osis kita sekaligus orang yang ingin aku perkenalkan sama kamu." Lanjut Celia sambil menggoyang-goyangkan tangannya memanggil Dirga yang sedang menatap kearah mereka berdua.

Angel mengangguk paham pantas saja adik kelasnya itu memasukkan kembali bajunya kedalam rok ternyata Dirga tadi menegur cara berpakain adik kelasnya itu.

Pemuda itu berjalan menuju ketempat mereka berdua saat ini "Hai?" Sapa Dirga.

Celia tersenyum senang sedangkan Angel mengangguk kikuk. Ia menatap Dirga, mata pemuda itu cipit, hidungnya yang mancung dan jangan lupakan bibirnya yang tipis membuat ketampanan pemuda itu tercetak sangat jelas.

"Dirga kenalin ini Angel, murid baru."

"Oh yah?" Pemuda itu menatap Angel dan segera duduk dihadapan Angel, tangannya membentang kedepan "Dirga Syaputra, panggil aja Dirga gak usah pake embel-embel Kaka."

Angel mengedipkan matanya beberapa kali, tangannya terulur "Ananda Angelia, Angel." Gadis itu menggaruk tengkuknya.

Dirga tertawa membuat gingsulnya kelihatan "Selow respon, gue gak akan gigit lo kok."

Angel sempat terdiam melihat Dirga tertawa dihadapannya namun ia mendengus ketika mendengar ucapan terakhir pemuda dihadapannya itu.

"Dir, Bagas mana? Tumben gak ngikut kamu." Tanya Celia.

"Dihukum Bu Siska, soalnya tuh bocah gak sengaja banjirin polpen Bu Siska."

Celia menggelengkan kepalanya "Gak ada duanya dengan kamu, ceroboh."

Sedangkan Angel, gadis itu hanya  diam tak ingin mengikut campuri urusan kedua remaja didekatnya, tatapannya menatap kedepan, entah sudah berapa kali gadis itu menghela napas.

Melihat wajah pemuda itu membuat Angel harus kembali mengingat kejadian yang tak seharusnya ia ingat.

"Aku tak paham dengan jalan pikiranmu, Put. Mengapa harus menjadi Rian? Bahkan kamu berbeda dengan yang dulu, apa yang sebenarnya terjadi?" Tatapan Angel menjadi senduh ketika pemuda yang ia pikirkan itu menatapnya, namun bukan tatapan seperti dulu tatapan yang selalu menenangkan, pemuda yang duduk beberapa meter itu menatapnya dingin dan tajam seperti kata Celia tadi tatapan seseorang yang tak memiliki perasaan.

=¤=¤=

TBC

Koreksi dan Suppornya yah
Serta jangan lupa diVote:')

Resah jadi LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang